Part 6: Felix feelin himself

999 27 0
                                    


"Kenapa emangnya Lix? Kamu cemburu lihat cowok yang bernama Fajar itu deket sama Olivia?"

HAH?

Gue terdiam seketika. Gue gak ngerti apa maksud perkataan Danielle tadi. Mata gue membulat menatap dia keheranan setelah ucapannya tadi. Dia hanya tersenyum simpul menatap gue entah apa maksudnya. Yang jelas seperti menyiratkan oh bitch you're caught.

"Maksud aku..mungkin kamu emang lagi suka ama Olivia dan mau mastiin aja kan Olivia itu lagi deket ama siapa? Dan mungkin ada cowok bernama Fajar yang lagi deket sama dia?" Olivia dengan polos kembali bertanya ke gue. Masih dengan mata indah dan senyum manisnya. Damn. Dia emang cantik. But somehow i find something strange on her. I don't know what it is.

"Aah..engga-engga. Nothing. Fajar itu temen gue. Gue cuma pengen mastiin dia lagi deket ama Olivia apa engga. Soalnya, dia jarang cerita sih"

Danielle mengangguk tanda mengerti sambil merengutkan bibirnya. Imut sekali.

"Aku gak tahu sih jujur. Tapi kayanya ada satu cowok yang akhir akhir ini sama Olivia terus. Dia bawa kamera juga. Kayanya ada projek mungkin?"

Jangan-jangan Fajar? Fajar kan emang hobi fotografi dan gue juga baru ngeh Fajar sering bawa kamera pro nya ke kampus akhir-akhir ini.

"Ah iya iya mungkin itu Fajar"

Drrrrttt

Getaran hp gue mengalihkan pembicaraan gue dari Danielle. Setelah gue liat, ternyata notifikasi toko oren dan sebuah chat Whatsapp entah dari siapa, nomor tidak diketahui.

Permisi kak. Ini sy dr kurir shoffiee. Paket buat kakak saya lempar ke depan pintu ya.....abis gak ada orang.

Paket? Emang gue sempet beli apaan ya?

Checkout sesuatu? Apa sih? Kemeja? Makanan? Tanah sengketa?

Gue kembali mengingat ngingat. Gue tahu pikiran gue kalut akhir-akhir ini karena kepikiran Fajar mulu. Saking kalutnya, segala tindakan gue lakukan tanpa berpikir terlebih dahulu.

Gue baru inget.

SIAL. PAKET DILDO GUE.

Gue baru inget kalau gue kemaren beli dildo! How come paket yang gue beli kemaren tiba-tiba hari ini udah sampai?

Gak bohong kalau gue panik. Gimana engga? Paket gue yang berisi DILDO ditaruh lempar begitu aja ama kurirnya dan bodohnya si seller enggak terlalu men-sensor nama paket gue di resi.

D*ldo
Penerima : Felix Marion

Dan sedihnya driver mengirim foto bukti pengiriman dimana  tertera resi dan foto kedua terlihat jelas benda tersebut mengacung di depan pintu kontrakan.

Persetan Driver yang secara gak langsung tahu kalau gue beli dildo, yang jadi masalahnya...

GAWAT.

Gimana kalau Fajar lihat!?

Muka gue tegang bukan main dan pucat seketika. Gue rasa Danielle yang kini tengah menyeruput jus melonnya pun sadar ada yang tak beres dengan gue. Haruskah gue kabur sekarang? Ini penentuan hidup dan mati.

"Ada apa lix? Kamu keliatan aneh?"

"Anu kayanya gue harus pulang deh Dan, ada sesuatu urgent nih di kontrakan. Maaf ya. See ya next time!"

Tanpa menunggu respon Danielle, gue langsung berlari menuju kontrakan dengan kecepatan sprint Usain Bolt. Bahkan gue sempat beberapa kali hampir menabrak mahasiswa yang sedang berjalan.

Persetan! Siapa yang panik bukan maen sih kalau ada paket isi dildo yang ditaruh sembarangan di depan rumah lo dan itu ditujukan buat lo?!

Sembari lari dengan napas terengah engah, gue mencoba menelpon Fajar. Memastikan bahwa dia memang sedang tidak ada di kontrakan.

Busted!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang