Part 7: The jealousy

407 19 5
                                    

Felix bersumpah, kelakuan Fajar akhir-akhir sukses bikin Felix terheran-heran sekaligus deg-degan. Entah racun atau obat jenis apa yang Fajar minum. Yang jelas udah ngebuat kelakuan Fajar jadi gak seperti biasanya.

Kaya suka teasing seenaknya ke Felix yang menurut dia sih bukan type Fajar banget yang suka ngegodain or teasing him. Bahkan akhir-akhir ini doi suka workout di kontrakan. Gimana gak bikin Felix ketar-ketir?

Seperti momen tadi siang dimana Felix habis digempur habis-habisan (keenakan) karena dildo barunya, habis itu Fajar sempet-sempetnya tanpa permisi ngendus-ngendus leher Felix dengan bilang

"Lo wangi. Gue suka wanginya. Parfum baru?"

Iya, parfum baru yang Felix semprot banyak buat nutupin bau sperma.

Dan untuk sekarang, jangan harap Felix bisa tenang. Dia yang lagi asyik ngerjain tugas di ruang tengah tiba-tiba saja Fajar nyelonong kemudian workout di sebelahnya.

Felix kaget dan menyernyitkan dahinya.

"Gak ganggu kan gue?" tanya Fajar sambil terengah-engah karena pushup.

"Lu bau" jawab Felix datar. Padahal yang dalam hatinya dia menjerit-jerit untuk menahan dirinya melihat tubuh setengah telanjang temannya itu.

"Masa? Ah engga ah. Gue pake deodorant kan"

Iya. lo emang gak bau. Gue cuma bingung mau ngomong apaa. jerit Felix dalam hati.

"Kalau gue bau, mau semprotin dong pake parfum baru lu"

"Ihhh gausah gausah, yang ada nanti kalau keringetan gitu baunya aneh" tolak Felix yang kini malah membesar matanya melihat Fajar yang kini sedang mengangkat satu ketiaknya sambil mengendusnya.

Ya Tuhan. Kenapa aku baru sadar sekarang kalau temanku yang satu ini menggoda sekali T.T

"B-btw, lu kenapa sekarang jadi rajin workout dah?" tanya Felix yang kini matanya terfokus ke laptop.

Yang ditanya kemudian berhenti melanjutkan workoutnya, dan memilih untuk duduk di sebelah Felix.

Bukan ini yang gue mau T.T Kenapa lu malah duduk di sebelah gue?

"Ya apa salahnya sih? Gue juga mau hidup sehat"

"Ada maunya sih gue tebak pasti. Pasti Olivia kan?" Oh kenapa Felix harus menyebutkan nama itu.

"Hmmmm engga juga sih. Apa ya..ya gue pengen biar badan gue agak jadi aja, gue udah mulai agak gendutan Lix"

Sekilas Felix melihat. Sebenarnya Fajar gak gendut juga sih. Otot bicep dan dadanya masih terjaga meski tidak besar-besar amat seperti gay gym yang sering Felix lihat di akun twitternya. Meskipun ada sedikit visceral fat yang terlihat, tetapi justru membuat Fajar terlihat menarik di mata Felix

"Halo Lix? Kenapa bengong"

"EH-EH IYA IYA Kenapa?" Mampus, Dasar Felix. Dia malah keasyikan menerawangi tubuh temannya itu.

"Gue gendutan banget ga sih? atau gue mesti kurusan?" tanya Fajar.

"Engga ko ah biasa aja. Badan lu udah keren, gue suka liatnya"

Tak sadar dengan apa yang diucapkannya. Felix panik dan mengutuk mulutnya yang seenaknya mengeluarkan kata-kata yang tidak bisa dkontrol.

"E-EH MAKSUD GUE, GUE SUKA LIATNYA DI LO COCOK COCOK AJA DARIPADA LO KURUS KAYA GUE GINI"

Fajar pun tersenyum melihat Felix panik. Sepertinya otak jahilnya mulai terprogram untuk menggoda.

"Ah, salah denger ya gue? Kayanya ada yg bilang suka ya liat body gue kaya gini?"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 28 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Busted!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang