Hong Joochan keluar tergesa-gesa dari sebuah taxy lantas segera berlari memasuki terminal. Menyisir setiap sudutnya, membiarkan tungkainya terus berlari sepanjang sisi terminal demi menemukan Kim Chaewon.
Masa bodoh dengan rasa sakit atas semua kebohongan Bomin dan Chaewon selama ini. Ia bisa memikirkan hal itu lagi nanti. Dalam pikirannya hanya dimana gadis itu. Ia harus menemukannya sebelum semua terlambat.
Terminal saat itu terlalu ramai hingga ia kewalahan namun bukan berarti ia menyerah. Sudut matanya menangkap sosok yeoja yang sedang duduk di sebuah kursi panjang, didepannya berdiri sebuah koper besar berwarna mint. Tidak pikir panjang Joochan tau jelas bahwa itu Kim Chaewon. Lantas menyeret kakinya yang lelah menghampiri gadis bermanik coklat nan indah itu.
"Hong Joochan?". Reflek Kim Chaewon menyebut nama itu, ketika kedua matanya menangkap jelas sosok Joochan yang terlihat lelah hampir seperti seseorang yang sudah tidak ingin hidup lagi dengan langkahnya yang gontai berusaha menghampirinya.
Kim Chaewon lantas berdiri ketika Joochan akhirnya tiba tepat selangkah didepannya. Chaewon memperhatikan setiap guratan ekspresi Joochan yang tak biasa baginya. Tatapannya juga sangat berbeda, terlihat ada ketakutan dan kebingungan disana.
"Hei, Hong Joochan kau kenapa? Apa kau sakit?". Gadis itu dengan polosnya meletakkan telapak tangannya pada dahi Joochan memastikan bahwa namja itu baik-baik saja. Namun namja itu justru tersenyum ganjil lantas mengambil tangan Chaewon yang memegangi dahinya lalu meletakkan tangan mungil itu tepat didadanya.
Hening sejenak. Hong Joochan menggeleng lantas menjawab pertanyaan gadis dihadapannya yang kini terlihat kebingungan setengah mati.
"Disini. Rasa sakit itu hadir dari sini Chaewon-ah". Lirih namja bermanik sipit itu. Chaewon lantas menarik kembali tangannya, berusaha mencerna maksud dari perkataan Joochan.
"Sepertinya kau benar-benar sakit". Bukannya mengerti gadis itu justru menatap Joochan prihatin seolah-olah namja itu benar-benar terlihat sakit dimatanya.
Hong Joochan memilih untuk tidak menghiraukan lantas matanya sekarang mulai beralih pada koper besar milik Chaewon kemudian beralih lagi menatap kagadis itu, meminta penjelasan melalui tatapannya dengan apa maksud dari semua ini.
"Ah maaf aku tidak sempat memberi tahu mu". Sesal gadis itu seolah mengerti maksud dari tatapan Joochan.
"Nenekku lagi sakit di Busan. Ibuku sudah merawatnya selama dua minggu disana, bagaimana pun ibuku harus tetap kembali kekantor. Jadi dia memintaku untuk menggantikannya untuk sementara hingga libur musim dingin ini berakhir". Jelas Chaewon panjang lebar namun terdengar jujur. Tidak tertahankan lagi Joochan sangat lega mendengar hal itu.
"Ngomong-ngomong apa yang kau lakukan disini?". Gadis yang memang sudah sedari tadi menahan penasaran itu akhirnya memberanikan diri bertanya.
Joochan menghela nafas gusar. Ini benar-benar tidak terlihat seperti dirinya ketika bersama Chaewon. Sangat sulit untuk mengatur perasaan dan emosinya disaat seperti ini.
"Kau tidak pernah bilang padaku kalau kau dan Bomin tidak pernah berpacaran". Setelah memantapkan hati, namja itupun akhirnya berhasil melontarkan pertanyaan yang memang sudah sedari tadi ingin ia tanyakan.
Kim Chaewon tertegun. Ternyata ini alasan Joochan bertingkah aneh dan tidak biasa. Alih-alih menjawab yeoja itu justru hanya diam terlarut dalam pikirannya sendiri.
"Jawab aku! Benar kau tidak pacaran dengan Bomin?". Merasa pertanyaannya tak kunjung dijawab Joochan mengulanginya meski kali ini nadanya terdengar sedikit lebih meninggi.
Chaewon yang tersentak kaget dari pikirannya lantas mengangguk mengiyakan.
Joochan terkekeh ganjil, ada rasa sakit dan kesewa didadanya. Seolah-olah hanya ia yang dipermainkan disini. Dibohongi seperti orang bodoh. Padahal Bomin sendiri tau bahwa hyungnya itu lebih dulu menyukai Kim Chaewon. Chaewon sendiri pasti pernah menyadari bahwa Joochan memiliki rasa yang lebih dari sekedar teman pada dirinya.
"Dan kenapa kalian berbohong??!!!!!".
KAMU SEDANG MEMBACA
A Complicated Of Lies
FanfictionHong Joochan mencintai Kim Chaewon gadis cantik bermanik coklat yang indah. Namun ia tidak seberuntung Bomin, bagaimanapun ia juga menyayangi Bomin.