mr dominan

5 0 0
                                    

      Libur yang kami nanti nantikan akhirnya datang juga, setelah pusing setengah kepala membayangkan soal pekan lalu yang seperti memancing emosi dan menguras otak akhirnya pekan ini kita libur, walau hanya sepekan setidaknya aku bersyukur bisa mendinginkan otakku.

setelah seminggu terakhir hubungan ku dengan skala lumayan ada kemajuan, seperti ia yang menyapa ku ketika bertemu di lorong, menebar senyum ketika bertemu dan hal-hal kecil lainnya yang menurutku lumayan manis untuk dilakukan seorang skala.

tidak ada kegiatan hari ini karna libur aku menjadi sedikit suntuk dan bingung hrus melakukann apa, maraton drakor sudah, sampai kepalaku tidak kuat menahan kantuk, jujur saja aku juga tidak minafik bahwa memang ada beberapa laki-laki yang berusaha mendekati ku, bukannya gr hanya saja bahasa dan topik yang mereka gunakan berbeda dengan jika hanya ingin bertemann well kalian tau lah apa maksutku. Lumayan menggelikan biasanya beberapa diantara mereka menggunakan topik yang basi seperti 'kamu udah makan?', dan semacamnya. aku sebut mereka karna bukan hanya satu atau dua orang saja yang mencoba mendekati ku, bahkan dari sekolah lain pun ada.

     Jadi hari ini kegiatan ku adalah memerima ajakan dami untuk sekedar minum kopi, ya walaupun aku tidak bisa minum kopi setidaknya nanti aku bisa pesan redvelvet or matcha latte. Dami adalah capt basket yang sekitar dua minggu lalu menjadi lawan dari sma ku, jadi aku dan Dami juga sudah beberapa kali terlibat pertemuan. kita memutuskan untuk bertemu di tempat yang sudah di putuskan sore nanti, tadinya Dami berniat menjemputku namun aku tidak bisa menerima begitu saja, bukan karna apa, aku hanya tidak mau orang yang belum terlalu dekat mengetahui tempat tinggal ku, menurutku itu salah satu privacy yang harus dijaga.

jam sudah menunjukan pukul 3 sore aku bergegas untuk mandi lalu bersiap, sebelumnya aku juga sudah chat Dami jika aku akan prepare. Aku merasa ada yang kurang, apa aku harus memberi tahu skala jika aku ingin keluar?, tapi apa skala peduli, menurutku hubungan kita tidak sepeting itu sampai harus memberi kabar, tapi ada perasaan ingin menghubungi skala untuk meminta izin.

      aku sudah berada di tempat yang ditentukan dan aku sudah melihat Dami disana duduk sambik melambaikan tangan kearah ku, hari ini baju yang aku pakai hanya jeans hitam dan baju kemeja putih yang lumayan tipis namun tetap aku padukan dengan dalaman dan aku membawa totebag yang berisi laptop, karna aku tadi izin sama mama untuk mengerjakan beberapa tugas.

      " hai ney " sapa Dami kepadaku dan menjulurkan tangan untuk ber tos
     
     " hai dam, udah lama yaa? sorry ya buat nunggu " basa basi ku sambil memerima tangan Dami.

    " santay ney belum terlalu lama kok, mau pesen apani?, tadi gue mau pesenin takut gasuka " ucap Dami sambil mengulurkan buku menu.

     " gue apa ajasi suka asal bukan kopi " jawabku sekenanya sambil memerima uluran buku menu

   " kopi enak tau ney, kenapa gasuka si "
sahutnya untuk mencairkan suasana.

   " bukannya gasuka si, lebih ke gabisa soalnya gue suka sakit perut gitu atau kadang kadang sampe pusing sama efeknya gabisa tidur jugaa sii " jawab ku dengan cengiran

setelah menentukan pilihan ku pelayan mengambil menu dan beberapa menit kemudian membawa pesanan ku diselingi itu aku membahas beberapa prmbahasan tentang pertandingan kemarin dengan Dami, dia mengaku lumayan malu karna pertandingan dilangsukan di sekolahnya namun ia tidak berhasil memenangkan pertandingan, aku hanya menanggapi dengan 'itu cuma permainan, siapa tau lo kemarin cuma kurang fokus, makanya latihan lebih semangat dan giat lagi' dia menanggapi ucapanku dengan senyuman dan mengusap pucuk kepalaku. membuat aku mendengus dalam hati, kenapa ya orang orang seperti Dami dengan gampangnya bisa membuat lemah.

dering ponsel ku meleburkan obrolan ku dengan Dami " Dam sebentar ya angkat dulu " ucap ku yang dibalas anggukan dengan Dami.
tertera nama skala dilayar handphone ku, seketika aku mengernyitkan dahi, tumben tumbenan skala menelfon ku

       " ya halo? " sapa ku dengan nada sedikit gugup seperti orang yang tertangkap basah selingkuh, tunggu, aku tidak sedang selingkuh kan?

      " lo ngapain? " pertanyaannya membuatt aku bingung, arah dan tujuan pertanyaan terdengar ambigu

     " maksutnya gimana ska? " tanya ku dengan jelas

      " iya lo ngapain jalan sama anak harapan? " ommo, kagett nggak gimana caranya dia tau kalau aku sedang bersama Dami

      " ga ngapa ngapain ngopi aja, ada apa telfon ska? " tanya ku hati hati
 
      " pulang " singkat jelas padat.

    " loh kenapa? " tanyaku

     " lo kan udah jadi cewe gue ney " serius gasi ini astagaa

          " hah?, oh oke gue pesen grab dulu " jawab ku walaupun aku bingung namun aku berusaha untuk mengerti, aku tipikal orang yang berpikir setelah kejadian, mungkin akan aku pikirkan ketika aku sampai rumah

sambungan telfon diputuskan sepihak oleh skala dan hanya ada satu buble chat darinya yang berisi 'pulang beneran ney'.
aku merasa tidak enak oleh Dami namun Dami mengerti dan mengizinkan aku untuk pulang duluan, tadinya ia berniat mengantar ku namun takut ada kesalahpahaman lagi jadi lebih baik mencegah dari pada mengobati.

Aku sudah tiba dirumah diantar selamat oleh abang ojol, dan tidak lupa menyempatkan untuk membalas pesan skala dengan balasan 'iya ini gue udah dirumah' dan aku tidak mendapat balasan apapun.
Aku memutuskan untuk bersih bersih lalu main handphone, ketika sedang membuka instagram aku melihat insta story rossandic sedang bersama skala, apa aku harus melakukan apa yang skala lakukan tadi?, apa aku punyaa hak dan kenapa juga tadi aku menurut si bodoh banget.


⭐️⭐️⭐️

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 05, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

SekalaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang