Pangeran Edmund sudah dibawa ke tempat persembunyian Thomas dan Gemma. Dan diberi makanan oleh mereka.
Di suatu bangunan tua yg sudah tak berpenghuni. Di pinggiran kota Carlomen agak jauh dari jembatan
"Jadi, bagaimana kalian bisa bertemu?" Tanya Aleda memecah keheningan
"Secara tiba tiba." Jawab Thomas singkat memberikan botol minumnya ke pangeran Edmud, yang sedang duduk di kursi dan disampingnya ada Gemma.
Wajah pangeran sudah tidak sepucat sebelumnya. Suhu tubuhnya juga sudah hangat. Nafasnya juga sudah mulai teratur.
Sementara ke tiga anak sibuk mengurus pangeran. will yg ada di pojok ruangan mondar mandiri seperti orang kebingungan. Dengan tangannya yg tidak berhenti bergerak.
Gemma dan Thomas saling memandang setelah melihat temannya itu. Pangeran sedari tadi hanya menundukkan kepalanya ke bawah sambil menggoyang goyang kan botol air Thomas
"Will kau baik baik saja?" Tanya Thomas.
"Kita perlu bicara!" Will menatap Thomas dan mengajaknya ke ruangan lain.
Di ruangan lain yg lebih berantakan dan lembab dari ruangan pertama. Mereka mendiskusikan sesuatu.
"Kau bertanya apakah aku baik baik saja?!" Tanya will berbisik
"Yahh, apakah kau baik baik saja?" Jawab will dengan wajah keheranan
"Kau!-" Will berhenti. dan memutar badannya ke arah tembok dengan menaruh tangan di dahi.
"Hey,, just tell me!" Thomas berusaha melihat wajah temannya itu.
Will kembali berbalik menatap Thomas. dari raut wajahnya, Thomas bisa membaca bahwa temannya itu banar benar bingung.
"Kita, kita membawa seorang pangeran! Pangeran yg dicari puluhan prajurit Thasban!" will mendekatkan wajahnya ke arah wajah Thomas.
"Yahh, kenapa?? kasihan dia lihat! Wajahnya sangat pu-"
"Ya! tapi mau kita apakan dia membawa dia ke bawah jembatan?!" Will memotong perkataan Thomas.
"Dengar, biarkan dia istirahat! Keadaannya menyedihkan. Nanti bila dia sudah tenang kita akan biarkan dia bercerita" Jawab thomas dengan nada berbisik yg tenang.
"Kalian membicarakan ku?" Suara pangeran edmud tiba tiba muncul
Will dan Thomas langsung menengok secara bersamaan ke arah suara itu.
Benar saja di ambang pintu ruangan itu berdiri pangeran edmud. Dengan masih mengenakan baju istana lusuhnya, menatap kedua anak laki laki itu. Entah dia berdiri di situ baru saja atau sedari tadi.
"K-kita.. " Will tergagap.
"Tidak, maksudku hanya.. " Pangeran masuk ke ruangan itu.
Will dengan wajah tegangnya mundur satu langkah saat pangeran edmud mendekati mereka berdua.
"Pangeran kami hanya.. "
Saat will baru saja ingin menjelaskan, pangeran sudah memotong perkataannya.
"Maafkan aku merepotkan. Aku tau ini membingungkan, menolong seorang yg sedang dicari puluhan prajurit. "
Pangeran edmud berhenti berharap kedua orang seumuran nya itu mengatakan sesuatu. Tapi mereka malah terdiam menatapnya menunggu apa yg akan dia katakan selanjutnya.
"Tapii.. " Lanjut pangeran edmud sambil melihat ke bawah lalu mengambil nafas dalam dalam kembali mendongak. Seakan dia akan mengatakan sesuatu yg penting.
KAMU SEDANG MEMBACA
He's The Fourth - [Edmund Pevensie]
Fantasía"So tell me, prince Edmud-" Perkataan Thomas terpotong karena pangeran memotongnya. "It's King Edmund actually" Potong pangeran. ------- Cerita terinspirasi dari Novel Klasik The Chronicles of Narnia karya C.S Lewis. [ON GOING] TYPO DIMANA-MANA!!!