Aku berhenti dan mengerjapkan mataku beberapa kali. Tapi pandanganku masih tetap saja kabur dan sekelilingku masih berputar putar. Aku berusaha mengingat ingat apa yang terakhir aku makan atau minum.
'Tidak, tidak mungkin cairan yang caitlin yang berikan padaku. Dia tidak mungkin membuatku seperti ini' pikirku.
Dia bilang bahwa cairan itu akan menyelamatkanku. Tapi apakah memang seperti ini cara kerja ramuan itu. Tapi itu tak masuk akal.
Tak mau ambil pusing. Aku memaksa diriku kembali berjalan walaupun dengan sempoyongan. Aku tidak memakai alas kaki jadi telapak kakiku terasa sakit saat berjalan di tengah hutan yang lebat seperti ini. Ditambah aku tidak bisa melihat dengan jelas. jadi, sesekali aku menginjak ranting atau batu batu yang tajam.
Tapi, aku tidak terlalu berfokus akan rasa sakit di kakiku. Aku masih berusaha menghilangkan rasa pusing di kepalaku ini, dan terus berusaha tetap berjalan. Hingga aku pun sudah tidak kuat berjalan atau berdiri. Aku merasakan diriku sendiri terhuyung lemas dan jatuh ke tanah. sedetik kemudian hanya ada kegelapan yang Menyelimuti penglihatanku.
*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-
*flasback off*
"Sudah, hanya seperti itu?" Tanya gemma memandang edmud.
"Dan bagaimana kau melanjutkan perjalananmu dengan keadaanmu yang seperti itu?" Tanya aleda.
"Biar ku beritahu hal yang paling tidak masuk akal!" Lanjut edmud lalu kembali memandang ke empat anak itu. "Aku terbangun esok harinya di hutan di dekat sumur aku bertemu gemma dan kakaknya di bawah pohon beringin" Pandangan edmud kembali ke bawah
Will dan Thomas saling memandang satu sama lain. Seakan mereka baru saja mendengar kabar yang benar benar aneh.
"Butuh 4 hari untuk datang ke Thasban. Begitupun sebaliknya, dan kau terbangun esok harinya sudah ada di hutan dekat sumur?! Tidak mungkin! Tidak ada jalan pintas secepat itu. Jalan pintas tercepat pun membutuhkan waktu 3 hari untuk samapai. Ada sesuatu yang memindahkanmu ketika kau pingsan." Sahut Aleda mengerutkan alis.
"Jadi aku pingsan selama 4 hari dan dipindahkan oleh sesuatu? Lalu siapa dan apa yang memindahkanku?!" Tanya edmud menatap will dan Thomas.
"Apapun itu, tapi itu aneh. Mungkin ada seseorang yang membantumu lalu meninggalkanmu di bawah pohon" Jawab will.
"Oh! Yang benar saja! Itu tindakan yang sangat jahat. Siapa yang tega meninggalkan orang yang pingsan di bawah pohon tanpa makanan!" Aleda kembali menyahut memutar posisi duduknya ke arah will.
"Lupakan! Siapapun yang membantuku. Aku benar benar berterimakasih, walaupun aku tak tau siapa dan meninggalkanku dibawah pohon" Jawab edmud.
"Beruntung kau bertemu temanku." Kata Will sedikit pelan.
Edmud hanya melirik will, dan pandangannya kembali ke bawah. Gemma tidak yakin edmud menyukai will karena sedari awal will sudah keberatan dengan kedatangan edmud. Dan sepertinya edmud merasakan hal itu. Tapi edmud masih berterima kasih karena sudah diterima sebagai bagian dari mereka walaupun hanya sementara.
Keheningan muncul beberapa saat antara mereka berlima. Hingga aleda memecah keheningan.
"Itu kutukan yang aneh!" Mengerutkan alis dan melipat kedua tangannya di depan dadanya.
"Maksudmu, kutukan yang diberikan si penyihir kepada raja Tris?" Tanya edmud masih memandang ke bawah.
"Ya," Jawab aleda singkat.
KAMU SEDANG MEMBACA
He's The Fourth - [Edmund Pevensie]
Fantasía"So tell me, prince Edmud-" Perkataan Thomas terpotong karena pangeran memotongnya. "It's King Edmund actually" Potong pangeran. ------- Cerita terinspirasi dari Novel Klasik The Chronicles of Narnia karya C.S Lewis. [ON GOING] TYPO DIMANA-MANA!!!