Jangan lupa vote dan komen, adik-adik manis. 🥰
***
Tok Tok Tok.
Aku menoleh ke arah pintu. Itu pasti Bella. "Masuk aja Bel."
Pintu kamarku terbuka. Kemudian Bella masuk dan menutup kembali pintu di belakangnya. Tanpa ba-bi-bu dia langsung menghambur ke atas ranjangku.
"Kak Rahel lagi ngapain?" Dia menoleh sebentar padaku, lalu kembali menatap ponselnya. Jemarinya lincah mengetuk-ngetuk layar.
"Lagi nyantai aja." Aku menyelipkan rambut ke belakang telinga.
"Oh."
Kuletakkan buku catatan itu di atas pangkuan. Kuketuk-ketuk dengan jemariku untuk menarik perhatian Bella. Namun, dia tetap sibuk dengan gim yang sedang dia mainkan.
"Yaaah... kalah deh," Bella berseru kecewa, kemudian menaruh ponselnya di atas kasur. Dia menoleh padaku. "Oh iya. Ada yang ingin aku omongin sama Kak Rahel."
"Mau ngomongin apa?"
Aku setengah berharap kalau Bella akan membahas buku catatanku ini. Andaikata dia meminta maaf dan mengakui perbuatannya, tentu aku akan memaafkan.
"Apa ya tadi?" Sekarang dia memasang tampang berpikir, yang sayangnya lebih mirip seperti orang kebelet ke WC. "Entahlah. Tiba-tiba aku lupa."
Aku mendecak sebal. Kulemparkan buku catatanku ke perutnya. "Tolong tarok lagi di rak."
"Ini buku apaan?" Bella berjalan ke rak. "Tarok di mana? Di sini?"
"Terserah aja."
Dari ekspresi yang ditunjukkan oleh Bella, aku bisa menyimpulkan kalau dia bukan pelakunya. Lagi pula, dia tidak punya alasan untuk berbuat norak seperti itu. Uh. Aku merasa sedikit lega. Maaf Bella. Kakakmu ini udah berburuk sangka.
Bella kembali naik ke atas ranjangku, punggungnya disandarkan ke dinding.
"Aku udah ingat," dia memulai. "Tadi sore Yuna ngumumim tanggal PO novel debutnya di IG."
Pasti mataku berbinar-binar saat ini. "Beneran? Kamu nggak bohong kan Bel?"
Yuna adalah penyanyi favoritku, Bella tahu betul akan hal itu. Apa pun yang berhubungan dengan Yuna, pasti aku akan sangat tertarik. Bahkan, alasanku sebenarnya membuat akun Instagram adalah karena ingin tahu apa pun tentang dia. Aku adalah penggemar Yuna yang nomor satu. Tidak ada seorang pun yang bisa membantah hal tersebut.
Kira-kira dua bulan yang lalu. Di IG, Yuna mengumumkan bahwa dia baru saja merampungkan sebuah Novel. Sebuah penerbit telah setuju dan akan menerbitkan karyanya dalam waktu dekat. Buatku hal itu semakin menegaskan, kalau dia adalah sosok anak muda yang multitalenta dan pantas untuk dijadikan panutan.
Bella mendengus. "Cek aja sendiri kalau nggak percaya."
Aku segera menyambar ponselku yang berada di atas meja belajar. Saat aku hendak mengetuk icon Instagram, tiba-tiba aku ragu.
Bella berdeham. Aku sedikit terkesiap, kembali duduk di birai jendela.
"Aku liat Kak Rahel udah lama nggak buka IG." Dia diam sejenak sebelum melanjutkan. "Apa... semuanya baik-baik aja? Kak Rahel lagi ada masalah?"
"Tentunya kamu udah tau apa yang terjadi."
Kulihat rahang Bella mengetat.
"Napa nggak Kak Rahel labrak aja sih si Kyo itu? Trus suruh dia hapusin gosip yang dia bikin."
Maka, kuceritakan tentang kejadian pagi itu pada Bella.
"Lalu kenapa Kak Rahel sampai sekarang belum bikin gosip balasan? Kan gampang tinggal mengarang bebas."
KAMU SEDANG MEMBACA
Save Kutu Dari Bau Ketek
Teen FictionKamu akan kubawa menyelami sebuah kisah yang indah. Hingga tanpa kamu sadari, diam-diam kamu jadi berharap, bahwa dalam kehidupanmu, akan ada kisah yang seindah itu. * (SILAKAN FOLLOW DULU SEBELUM BACA, AGAR PART YANG DI-PRIVATE DAPAT TERBUKA) 📄 Co...