Sorry sedikit 😌😌🤭
Happy reading ...
Mereka diam tanpa berniat memulai percakapan sepatah katapun. Seoul yang lebih memalingkan wajahnya dari Farras ogah bertemu pandang dengan pria yang memusatkan perhatiannya pada jalan. Farras memaksanya masuk ke dalam mobil walau dia sudah menolaknya keras. Tapi Farras tetap Farras yang selalu bersikeras dengan kehendaknya. Pria itu mendorong nya masuk dan dia tidak punya pilihan selain duduk diam bermandikan kekesalan.
Farras mengira dia tidak akan bisa mereguk kesenangan setelah dia kehilangan orang yang dia kasihi, tapi gadis yang masih muram dalam kediamannya itu mampu membuatnya tergelitik karenanya. Gadis yang selalu menampilkan sikap ramah, hangat juga lembutnya pada siapapun itu kini nampak suram. Dia tidak seperti kebanyakan gadis-gadis remaja lain yang cemberut atau mengomel ketika kesal. Dia hanya kelihatan keruh tanpa kata. Gadis ini bersikap lebih dewasa dari seusianya. Dia menjadi jauh lebih tertarik mengawasinya sesekali dari sudut matanya sembari menyetir. Farras harus mengakui kalau rasa itu perlahan tumbuh tanpa bisa dia kendalikan, meski dia hanya bisa menyembuyikannya sebab dia tidak mau bersaing dengan anak tunggalnya. Kebahagiaan Aksa adalah yang utama. Jadi, dia harus mengesampingkan perasaannya.
Bunyi notifikasi pesan line masuk. Seoul yang membalut tubuhnya dengan blouse kaos shirt selutut bersama tas selempang hitam yang memiliki warna yang sama pakaiannya itu menarik Zipper tas, lalu meraba dalam tas, setelah menemukan benda pipih itu dia melihat pesan line yang di kirim dari Ming Guk.
'Kau sudah menemukan tas yang kau cari?’
Seoul membalas. 'Sudah, tapi seseorang mencurinya dariku'
'Kau sudah melaporkannya ke pihak keamanan?’
‘Pihak keamanan tidak akan bisa mengamankannya.’
‘Kenapa?’
‘Karena pria itu segera membawanya dan membayarnya di kasir.’
Kemudian Stiker beruang putih yang tertawa terbahak-bahak muncul dari Ming Guk.
‘Aah, aku pikir benar-benar di curi.Seoul menyergah pesan Min Guk. ‘Dia merampas hakku sama saja dengan mencuri.’
‘Kau benar, baby. Kalau saja aku di sana aku akan membiusnya dan aku lempar dia ke anak-anak magang untuk dijadikan kelinci percobaan.’
Semburat geli tertahan muncul di roman wajah Seoul. Ming Guk tidak tahu kalau dia sedang berada satu mobil dengan di pencuri.
Farras yang penasaran merampas ponsel Seoul dan membaca isinya. Seoul dengan tangkas merebutnya kembali.
Sejak tadi Farras Suka sekali mengaduk-aduk emosinya. Baru dia merasa damai sebentar, pria itu menguji kesabarannya lagi.
“Kau memfitnahku sebagai pencuri?” sindir Farras.
Seoul mengunci mulutnya rapat-rapat. Tidak ingin menimpali Farras. Pria itu terus berkata, “Dan apa katanya tadi? Melemparkanku pada anak-anak magang.” Dengan ungkapan mencemooh. “Dia sudah masuk ke bangsal rumah sakit sebelum merealisasikan ucapannya.”
Seoul berlagak tidak mendengar. Di memasukan ponselnya ke tas, menaruh tangannya di pangkuan dan mengubah arah pandangannya ke jendela.
Farras yang tidak senang diabaikan. Mencari jalan lain untuk memancing Seoul bicara. “Tas yang kau pilih itu sangat norak. Aksa jelas tidak akan menyukainya,” celanya pelan.
Seoul menengok. “Itu hanya pendapat, Om. Kita tidak akan tahu dia suka atau tidak, kecuiali dia yang mengatakan nya sendiri. ” sahutnya pelan dengan keramahan yang teramat tenang.
Farras berhasil. Gadis itu mulai meladeninya. Dia tidak peduli meski dia harus menghadapi kekesalan gadis itu sekarang. Dia hanya tidak ingin diabaikan. “Kita lihat saja nanti.”
![](https://img.wattpad.com/cover/253232304-288-k868408.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Wanita yang Ku Cintai (End)
Teen FictionFarras di tinggal istrinya untuk selama-lamanya. Dia memiliki anak yang berubah menjadi pendiam selepas kepergian sang istri yang tewas akibat kecelakaan. Namun, setelah empat bulan berlalu seorang gadis remaja bukan hanya mampu menarik perhatianny...