Sin B sedang berjalan membawa tumpukan buku, menuju ke ruang guru untuk mengumpulkan tugas kelas, saat melewati ruang aula ia melihat dari kejauhan ketua komite sekolah sedang bersama dengan beberapa orang.
Deg! Ia amat terkejut saat ia melihat dengan jelas siapa orang yang sedang bersama dengan ketua komite sekolah selain beberapa guru. SinB shock hingga menjatuhkan buku-bukunya dan jatuh terduduk."R- Romo Lee...." SinB gemetaran saat melihatnya.
"Sinb-yaa kau baik-baik saja?" Ujar salah satu guru yang melihat SinB.
"Ah ne seonsangnim" kata SinB tersadar dan membereskan bukunya.
Setelah memberikan buku pada guru yang bersangkutan ia bergegas pergi menuju ke kelas renjun guna memberi tahu renjun.
"Apa?!" Renjun yang sudah di beri tahu juga terkejut.
"Aku melihat mereka renjun-ah" tutur SinB dengan raut ketakutan.
"Kalau begitu mari kita pastikan apakah dia benar Romo Lee atau bukan" ujar renjun.
"Apa kau gila?! Bagaimana jika mereka melihat kita?" Kata SinB.
"Tenang saja ada aku, lagi pula ini di sekolah jika mereka bermacam-macam banyak mata yang tertuju" kata renjun penuh yakin.
Akhirnya mereka berdua mengintip dari luar ruang komite, setelah yakin bahwa itu mereka renjun menarik SinB membawanya ke belakang tangga.
"Lihat apa yang kubilang" kata SinB.
"Apa yang sedang mereka lakukan di sekolah kita" ujar renjun.
"Atau jangan-jangan mereka tahu kita bersekolah di sini dan akan membawa kita ke panti itu lagi" panik SinB yang nampak ketakutan.
"Tidak mungkin. Jika mereka mengetahui sekolah kita harusnya mereka tahu restoran milik kita juga" ujar renjun yakin.
"Tapi bagaimana jika mereka hanya ingin membawa kita? Jin oppa dan Yoona unnie sudah dewasa orang-orang panti itu mungkin tidak membutuhkan mereka" kata SinB yang sudah sangat ketakutan.
"Sinb-yaa tenang" kata renjun memegang pundak SinB mencoba menenangkannya.
"Ada aku di sini, mereka tidak akan menyakiti kita" ujar renjun lagi.
"Aku takut.... Apakah mereka masih mengingat kita?" Ujar SinB.
Renjun melihat dari kejauhan, bahwa Romo Lee dan Bunda Shin sudah keluar.
"Hanya ada satu cara untuk mengetahui apakah mereka masih mengingat kita" kata renjun.
"Jangan bilang....."
"Mari kita lihat apa mereka masih mengingat kita atau tidak" ujar renjun.
"Renjun-ah jangan gila" kata SinB mengingatkan renjun.
"Kau tunggu di sini" kata renjun lalu berjalan.
"Renjun-ah...." Ujar SinB tapi tak di dengar renjun.
Renjun dengan keberaniannya berjalan dengan tatapan kuat, ia sengaja menyenggol tangan bunda Shin.
"Ah jusuhamnida" kata renjun membungkuk dan sempat memberikan senyuman