8

71 8 1
                                        

Bu, aku pergi sekolah ya" ucap dio buru buru sambil mengikat sepatu nya dengan sehelai roti di mulut nya.

"Ya hati-hati" teriak Ibu nya dari dapur.

Semoga saja motor nya sudah bertengger di depan rumah nya...

... Dan

"OH SHIT!!" Dio menggerutu dalam hati nya, memaki Chanyeol yang tidak menepati janji nya "Terus gue ke sekolah naik apa?! mana udah jam segini lagi!"

Sebelum Dio membuka ponselnya untuk memesan ojek online, sebuah klakson berisik ia dengar tak jauh dari tempat dirinya berada sekarang.

"Siapa sih itu berisik bang-" lanjutnya "YAA Park Chanyeol!!! Mana motor ku!!" Dio akan menbanting helm nya ke arah Chanyeol tetapi tertahan.

"Cepet naik aja sih, udah jam berapa liat? Lo mau telat masuk?"

Benar juga. Jadi, sekarang mereka berdua menaiki motor, membelah jalanan kota yang macet untuk menuju sekolah. Untunglah, mereka datang tepat waktu.

"Thanks, ya. Gue harus buru-buru ke kelas" ucap Dio buru buru yang dijawab oleh anggukan sekilas dari Chanyeol.

.

.

.

.

.

.

.

Pulang sekolah, Dio menuju parkiran untuk mencari motornya dan ternyata sudah ada di sana. Dia berjalan menuju kelas Chanyeol untuk berterimakasih dan meminta kunci motor nya.

"Ada Chanyeol?" tanya Dio pada salah satu perempuan yang sedari tadi berdiri di depan pintu.

"Aaa~ ada, YA Park Chanyeol, ada yang mencari mu" teriak wanita itu.

Chanyeol keluar kelas dengan perasaan yang sudah ia tebak sedari tadi, pasti Dio akan mendatangi nya.

"Nih, kunci nya" ucap Chanyeol pada Dio.

"Umm, terimakasih" sebelum Dio mengambil kunci itu, Chanyeol buru buru merenggut nya kembali.

"Aku bosan mendengar kata terimakasih dari mu, katakan yang lain"

"Apa?"

"Ya, tidak tahu"

"Ya sudah, apapun itu terserah lo, yang penting kunci nya balikin"

"Oke, deal ya?" Chanyeol menimang kunci di telapak tangan kanan nya.

"Deal"

"Oke, kalau begitu kita jalan nanti minggu. Aku akan menjemput mu. Jangan menghindar ya" ucap Chanyeol sembari melongos pergi meninggalkan Dio yang mematung di sana.

Gila, ini benar benar gila...

.

.

.

.

.

.

.

Hari minggu

Chanyeol sudah berada di depan teras rumah Dio, disambut oleh Ibu Dio dan berbincang sedikit karena Dio masih bersiap di dalam rumah.

"Jadi, kalian akan pergi kemana?" tanya ibu Dio.

"Belum tau, bu. Mungkin nanti Dio saja yang menyarankan tempat untuk pergi"

Di sela sela perbincangan antara Ibu Dio dan Chanyeol, Dio datang memberi tahu bahwa dia sudah siap.

"Nak, Chanyeol nya belum dikasih minum, ambilin minum gih" titah si Ibu pada anak nya. Dio pun pergi meninggalkan mereka berdua mengobrol.

Namun ketika Dio telah selesai membuat minuman, dari jauh dia melihat Ibu seperti sedang berbincang serius dengan Chanyeol. Namun dia tidak peduli itu, dia kini berdeham dan kedua orang itu tersenyum ke arahnya.

"Ya udah yu, kita berangkat sekarang saja, kalo kesiangan takut nya macet" ajak Chanyeol pada Dio.

"Oke, bu kita pergi dulu ya" pamit Dio.

"Iya, titip Dio yaa Chanyeol, jaga dia"

"Apaan sih bu, biasa aja kali" ketus Dio

Mereka berdua jalan ke arah mobil, ibu nya hanya melambaikan tangan sambil berucap hati hati pada keduanya.

Canggung, karena sebelumnya mereka belum pernah jalan berdua.

.

.

.

.

.

.

.

Jangan lupa vote ya hihi><
untuk readers dibawah umur aku mau ngingetin lagi, please baca sampe sini aja ya, ily💙

Keajaiban PertemananTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang