✧༺4༻✧

34 8 1
                                    

❀❀❀❀❀

MAAF YA KALAU SEMISAL NANTI CERITANYA KURANG MENARIK, KARENA SAYA MASIH BARU BELAJAR.
TAPI SEMOGA KALIAN SUKA YA DAN SELAMAT MENIKMATI CERITANYA.
🙏🙏
.
.
.
.
❀❀❀❀❀❀

"PAK TUNGGU.... JANGAN DI TUTUP DULU GERBANGNYA," teriak Deva yang baru saja turun dari mobil sang kakak menghentikan satpam yang hendak menutup gerbang sekolah.

Ya hari ini Deva terlambat lagi, salahkan kakak nya yang tidak membangunnya sehingga dia menjadi kesiangan. Deva menyodorkan tangannya dan di sambut dengan Zidan yang juga mengulurkan tangannya, Deva menatap tangan kakaknya bingung, Zidan yang di tatap seperti itu pun juga ikut bingung.

"Kenapa kamu natap kakak begitu?" tanya Zidan.

"Kakak ngapain ikut nyodorin tangan?"

"Loh bukannya kamu mau salaman?" ujar Zidan.

"Orang mau minta uang jajan juga," jawab Deva.

"Ohh kirain kamu mau salaman ke kakak," ujar Zidan terkekeh lalu mengeluarkan 2 lembar uang berwarna merah dan di berikan ke Deva.

"Deva kamu jadi masuk apa tidak? Mau bapak kunciin kamu di luar?" ujar guru yang sedang berjaga bersama satpam.

"Eh iya pak sebentar," jawab Deva pada sang guru. Ia oun kembali mengulurkan tangannya pada Zidan yang di beri tatapan bertanya oleh sang empu.

"Kurang?" tanya Zidan.

"Salam."

"Ohhhh," jawab Zidan lalu menyodorkan tangannya kepada Deva, Deva mengambil punggung tangan Zidan lalu segera menciumnya.

"Aku sekolah dulu, kakak hati-hati nyetirnya, assalamualaikum," ujar Deva lalu segera berlari masuki area sekolah. Tak lupa ia juga mengucapkan terimakasih kepadamu guru yang sedang berjaga karena bersedia menunggunya.

Deva berlari di sepanjang lorong sekolah, namun kali ini matanya terfokus pada jalanan di depan. Lagi-lagi ia melihat Arka yang sedang berjalan ke arah berlawanan dengan dirinya, untungnya kali ini ia bisa berhenti tepat sebelum mereka berdua bertabrakan.

Arka menatap heran pada siswi yang berdiri di depannya.

"Ngapain kamu berdiri di sini?" tanya Arka.

"Bapak gak nyadar ya kita hampir aja tabrakan untuk yang kedua kalinya, untung aja saya liat bapak jadi bisa berhenti, kalau gak udah nyungsep lagi saya," terang Deva.

"Oh." mendengar jawaban dari sang guru yang terlihat tidak peduli membuat Deva semakin kesal.

"Oh? Oh aja gitu?"

"Ya terus kamu mau saya bilang apa? Bilang waw gitu?" sumpah, ingin rasanya Deva meraup wajah tampan pria di depannya ini.

Eh tunggu, apa barusan Deva memuji wajah gurunya itu tampan? Ya Deva akui ia memang tampan namun sangat menyebalkan.

"Ih bapak nyebelin banget sih, lagian ya pak kalau lagi jalan tuh mata fokus liat jalan di depan buka di layar HP," omel Deva pada gurunya itu, sungguh tidak ada takut-takutnya pada sang guru.

"Suka-suka saya lah," jawab Arka lalu melengos pergi meninggalkan Deva yang terperangah.

"Anjir bisa-bisanya tuh guru" ujar Deva tak percaya bercampur kesal.

Skip saat jam istirahat di kantin sekolah.

Kini Deva dan kawan-kawan tengah santai menikmati makanan masing-masing sembari bercengkrama.

My Annoying TeacherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang