✧༺3༻✧

32 7 0
                                    

❀❀❀❀❀❀

MAAF YA KALAU SEMISAL NANTI CERITANYA KURANG MENARIK, KARENA SAYA MASIH BARU BELAJAR.
TAPI SEMOGA KALIAN SUKA YA DAN SELAMAT MENIKMATI CERITANYA.
🙏🙏
.
.
.
.
❀❀❀❀❀❀



"Eh gue di mana nih, kok kayak gak asing ya tempatnya?" Deva bertanya-tanya karena saat ini ia tengah kebingungan mendapati dirinya berada di sebuah taman bunga yang luas.

Ia berjalan menyusuri taman di mana terdapat bunga-bunga indah yang tertanam dengan rapi di sekitarnya, langkahnya terhenti lantaran mendengar tawa riang beberapa anak kecil di belakangnya, lantas ia membalikkan badannya dan mendapati tiga anak kecil yang sedang bermain dengan riang di mana salah seorang anak kecil laki-laki yang tengah berlari mengejar anak laki-laki lain dengan seorang gadis kecil di gendongannya, gadis kecil itu tertawa riang di dalam dekapan sang anak laki-laki.

Deva tersenyum, tiga anak kecil yang ia lihat adalah dirinya, Zidan juga Jun di masa kecil, masa-masa indah yang kini Deva rindukan, apalagi dengan sosok anak kecil laki-laki yang bernama Jun, ia merindukan Kakak Jun nya, entah seperti apa dirinya sekarang, sejak kepindahan Jun dan keluarganya, ia sama sekali belum pernah bertemu atau sekedar mendengar kabar tentang kakak kesayangannya itu, atau lebih tepatnya bisa di bilang kekasih masa kecil?

Saat tengah asik memandang kegiatan ketiga anak kecil itu tiba-tiba suasana dan latar berganti, kini ia berada di sebuah taman belakang rumahnya yang sudah di hias sebegitu mewah dengan dekorasi, bunga-bunga indah serta lampu-lampu yang menambah nuansa elegan di sana, dengan memakai sebuah gaun pengantin ia berjalan menuju panggung kecil di mana telah terdapat sosok laki-laki yang berdiri membelakanginya seolah tengah menunggu kedatangannya.

Dengan langkah kecil tapi pasti akhirnya Deva telah sampai di depan panggung tersebut, ia memandang laki-laki tersebut dengan perasaan yang campir aduk, ya tuhan apa ini? Siapa pria itu? Apakah itu Kakak Jun nya?

Entah mengapa Deva merasa begitu yakin bahwa pria yang berdiri di depannya ini adalah sosok kekasih masa kecilnya yang selama ini telah ia nantikan kedatangannya, dengan memberanikan diri lantas Deva memanggil nama sang pujaan hatinya itu.

"Kak Jun," ujar Deva penuh harap dengan senyuman lebar di wajahnya.

Pria itu lantas membalikkan badannya menghadap ke arah Deva.

"Ya maomao?" jawab pria itu dengan tersenyum lembut.

Deva terpaku, luntur sudah senyuman lebar yang terpantri di wajahnya setelah mengetahui siapa sosok calon pengantinnya itu.

"AAAAAAAAAHHHHHHHH," teriak Deva yang lantas terbangun dari tidurnya. Dengan nafas yang tersegal-segal Deva mencoba menenangkan dirinya.

"Sumpah demi apapun barusan adalah mimpi buruk yang bener-bener buruk sepanjang gue hidup," ujar Deva tak habis pikir. Bagaimana tidak, bisa-bisanya dia bermimpi hendak menikah dengan Arka, guru barunya yang super duper nyebelin itu.

Tak lama Zidan masuk ke dalam kamar nya dengan raut wajah khawatir.

"Dek kamu kenapa? Kenapa teriak?" tanya Zidan khawatir.

"Emm gak papa kok kak, cuma mimpi buruk aja," jawab Deva seadanya.

"Kamu sih sore-sore malah tidur, jadi mimpi buruk kan," ujar Zidan menasehati.

"Yeee orang gak sengaja ketiduran juga," ujar Deva sewot lalu mengerucutkan bibirnya.

"Gak usah dimonyong-monyong gitu bibirnya, jadi keliatan makin jelek kayak bebek," ujar Zidan menggoda adiknya itu. Deva yang tidak terima dengan ejekan kakak nya itu lantas melayangkan protes.

"Enak aja di bilang kayak bebek, orang cantik gini," bantah Deva.

"Hahaha iya iya, adik kakak emang yang paling cantik deh, tapi sayangnya bau asem karna belum mandi," goda Zidan lagi sembari berpura-pura menutup lubang hidungnya.

"Ihh enggak aku wangi ya biarpun belum mandi, enak aja di bilang bau asem," protesnya.

"Udah mandi sana, kamu bau asem, jangan lama-lama tapi mandinya nanti kamu sakit, abis mandi langsung keluar buat makan malam, kakak tunggu di meja makan.

"Iya iya, udah sana keluar," jawab Deva.

"Kakak diusir nih ceritanya?" goda Zidan lagi.

"Ih kakak udah ah katanya aku di suruh mandi tapi malah di godain terus," ujar Deva sebal lantaran kakak nya yang gemar sekali menggodanya.

"Iya iya kakak keluar, gak usah cemberut gitu nanti makin mirip sama bebek."

"KAKAAAAKKK!!!" teriak Deva yang kesal, sedangkan sang pelaku sudah keluar dari kamar sang adik dengan cekikikan.

Skip selesai mandi dan berganti pakaian Deva segera keluar menuju meja makan menghampiri kakaknya yang sudah menunggunya di sana.

"Duh lamanya tuan putri kalau mandi," lagi lagi Zidan mulai menggoda adiknya itu.

"Iya dong, kan biar gak di bilang bau asem lagi, coba cium deh wangi kan," jawab Deva membanggakan diri.

"Iya deh si paling wangi," jawab Zidan.

"Dih orang emang wangi."

"iya deh percaya, yuk makan keburu dingin nanti makanannya." Dan mereka berdua pun makan dengan khidmat.

Jika kalian bertanya kenapa mereka hanya makan berdua saja? Di mana orang tua mereka? Jawabannya adalah kedua orang tua mereka telah tiada lantaran mengalami kecelakaan pesawat di saat tengah melakukan perjalanan bisnis, alhasil kini mereka hanya hidup berdua, hal itu lah juga yang membuat Zidan semakin menjaga adiknya itu, karena hanya adiknya lah yang ia punya sekarang.







TBC

SEGINI AJA DULU CERITANYA


SEKALI LAGI SAYA MINTA MAAF JIKA CERITA SAYA KURANG MENARIK ATAU TERDAPAT KESALAHAN PENULISAN DAN LAIN-LAIN MOHON DI MAKLUMI KARENA SAYA MASIH BARU BELAJAR.

TERIMAKASIH SUDAH MAMPIR :) 😊🙏🙏

SEE YOU IN THE NEXT CHAPTER
BYE BYE

My Annoying TeacherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang