✧༺6༻✧

40 6 1
                                    

❀❀❀❀❀❀


MAAF YA KALAU SEMISAL NANTI CERITANYA KURANG MENARIK, KARENA SAYA MASIH BARU BELAJAR.
TAPI SEMOGA KALIAN SUKA YA DAN SELAMAT MENIKMATI CERITANYA.
🙏🙏
.
.
.
❀❀❀❀❀❀

Happy reading









  

































Detik demi detik pun berlalu, kini seorang gadis tengah menggeliat di atas tempat tidurnya guna meregangkan ototnya yang sedikit kaku, gadis itu baru saja terbangun dari tidur nyenyaknya karena merasa lapar, di lihatnya jam dinding yang sudah menunjukkan pukul 10 malam, lantas mata bulat yang awalnya sayup kini telah terbuka sempurna.

"Anjir udah jam 10 aja, pantes aja penghuni perut gue udah pada demo," ujar Deva. Ia pun segera turun dari tempat tidurnya dan menuju ke kamar mandi.

Selang 15 menit Deva pun keluar dari kamar mandi dengan menggunakan baju tidur dan handuk yang melilit atas kepalanya.

"Untung aja pemanas airnya udah dibenerin, kalau enggak bisa jadi es gue mandi malem-malem gini," ujar Deva. Ia pun lantas keluar kamar guna mengisi perutnya yang terus saja berbunyi sedari tadi.

Kini Deva tengah duduk di meja makan dengan seporsi mie kuah pedas dengan ekstra potongan cabai dan jangan lupa dengan telur mata sapi di atasnya. Deva menatap lapar hidangan di depannya ini, di seruput nya sedikit kuah pedas itu, "emmmm emang paling enak kalau makan mie kuah super pedes pas malem-malem gini," ujarnya senang lalu segera melahap makanannya dengan penuh semangat.

Saat tengah asik menikmati mie nya, Deva di kejutkan dengan suara deheman dari seseorang yang tak lain adalah Zidan.

Deva pun dengan ragu-ragu menoleh ke arah suara itu berasal dan terlihatlah Zidan yang tengah menatapnya garang.

"Eh kakak hehe," ujar Deva cengengesan, jujur saja jantungnya lagi dag dig dug ser karna kegep lagi makan mie pedes apalagi malem-malem gini.

"Udah berapa kali kakak bilang jangan makan mie pedes apalagi malem-malem gini, kamu gak inget kalau pas lagi sakit perut sampai nangis-nangis hmmm?" ujar Zidan galak.

"Iya maaf, kan aku laper belum makan dari tadi sore," ujar Deva pelan sembari menunduk dengan bibir yang mengerucut.

Zidan menghela nafasnya pelan, ia pun mengambil mangkuk di hadapan Deva lalu membawanya ke dapur dan membuangnya, Deva yang melihat makanannya di buang oleh kakaknya pun menatap sayang pada mie pedasnya.

"Mie pedas gue," ujarnya lirih dengan sedih.

"Kakak kok di buang sih mie aku, kan aku masih laper kak," lanjutnya merengek pada Zidan.

"Kakak gak suka kamu makan makanan kayak gitu, gak baik buat perut kamu," ujar Zidan sembari mengeluarkan beberapa bahan dari dalam kulkas.

"Terus aku makan apa dong?"

"Kakak buatin nasi goreng udang kamu tunggu aja di meja makan," ujar Zidan. Deva pun kembali mendudukkan diri nya di  kursi meja makan lalu bermain ponsel sembari menunggu Zidan selesai membuatkan nasi goreng untuknya.

Tak lama Zidan pun datang dengan sepiring nasi goreng di tangannya, "wah kayaknya enak nih," ujar Deva tak sabar menikmati nasi gorengnya.

"Tapi kok cuma satu porsi? Kakak gak makan?"

"Kakak udah makan tadi, kalau gitu kakak balik ke kamar dulu, nanti kalau sudah selesai makan taruh aja piringnya di wastafel biar kakak cuci besok pagi," ujar Zidan lalu pergi dari sana.

Selesai makan Deva pun membawa piring bekas ia makan ke wastafel lalu mencucinya, walaupun Zidan bilang akan mencucikannya besok pagi tapi tetap saja ia akan mencucinya sendiri, ia sudah terlalu banyak merepotkan kakak nya itu, dan ia tak ingin menambah beban untuknya lagi, toh juga cuma satu piring dan mangkuk.

Setelah selesai Deva pun kembali ke kamarnya guna melanjutkan tidurnya.

Pukul 4 dini hari Deva kembali terbangun dari tidurnya karena merasakan perih pada perutnya, di sisi lain Zidan yang hendak pergi ke dapur untuk mengambil air pun terhenti di depan kamar sang adik karena mendengar suara rintihan dari dalam, di ketuknya kamar sang adik guna memastikan keadaan adiknya.

"Dek? Kamu kenapa?" tanyanya.

"Hiks kakak," ujarnya parau karena menangis.

"Kakak masuk ya," ujar Zidan lalu membuka kamar sang adik. Dapat di lihatnya sang adik yang tengah menangis sambil meringkuk di atas tempat tidur.

"Kamu kenapa hmmm? Perutnya sakit?" tanya Zidan lembut. Deva hanya mengangguk sembari terus terisak dengan memegangi perutnya.

"Ngeyel sih kalau di kasih tau, udah tau ada sakit lambung masih aja makan yang pedes-pedes," ujar Zidan.

"Hiks iya maaf, janji gak ulangin lagi hiks," tangis Deva.

"Janji-janji tapi nanti di ulangin lagi," ujar Zidan sambil menghela nafas pelan.

"Enggak hiks, janji gak ulangin hiks, sakit."

"Udah sekarang minum obatnya dulu," ujar Zidan sembari memberikan obat serta segelas air putih pada adiknya.

Deva pun meminum obatnya, tak lupa Zidan membaluri minyak angin di perut adiknya.

"Sekarang tidur lagi ya, nanti gak usah sekolah biar kakak ijinin nanti ke guru kamu," ujar Zidan sembari mengelus sayang kepala adiknya.

"Gak bisa, sakit," ujar Deva masih dengan sedikit tangisan.

"Yaudah kamu tidur madep sana biar kakak pijitin punggungnya," ujar Zidan menyuruh Deva tidur membelakangi nya lalu memijat punggung aang adik hingga suara dengkuran halus terdengar.

Zidan pun keluar dari kamar sang adik lalu menghubungi seseorang, tak lama panggilan pun tersambung.

"Halo Dan ada apa?" ujar seseorang di sebrang telepon.

"Halo, gue mau nanya, kemarin lo bilang lo bantu ngajar di segadu (sekolah garuda unggulan) bukan? Tanya Zidan pada sang lawan bicara.

" ya, kenapa?"

"Ah gini gue mau minta tolong buat minta ijin adek gue gak bisa masuk sekolah soalnya lagi sakit, gue gak punya nomor telepon gurunya selain mantan wali kelasnya dulu jadi gue bingung harus ngehubungin siapa buat minta ijin," jelas Zidan.

"Oke, gue tutup," ujar sang lawan bicara lalu memutus sambungan telepon secara sepihak.

"Lah di matiin, emang dia tau adek gue di kelas mana?" ujar Zidan heran. "Udahlah terserah dia aja," lanjutnya bodoamat.

Sedangkan di sisi lain.

"Dia sakit?" ujar seseorang pada dirinya sendiri.









































TBC

HI BALIK LAGI SAMA AKU

SEKALI LAGI SAYA MINTA MAAF JIKA CERITA SAYA KURANG MENARIK ATAU TERDAPAT KESALAHAN PENULISAN DAN LAIN-LAIN MOHON DI MAKLUMI KARENA SAYA MASIH BARU BELAJAR.

TERIMAKASIH SUDAH MAMPIR :) 😊🙏🙏

SEE YOU IN THE NEXT CHAPTER
BYEBYE

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 13 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

My Annoying TeacherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang