✧༺1༻✧

160 9 0
                                    

❀❀❀❀❀❀

MAAF YA KALAU SEMISAL NANTI CERITANYA KURANG MENARIK, KARENA SAYA MASIH BARU BELAJAR.
TAPI SEMOGA KALIAN SUKA YA DAN SELAMAT MENIKMATI CERITANYA.
🙏🙏
.
.
.
.
.
.

❀❀❀❀❀❀


"PAK SATPAM TUNGGU, JANGAN DI TUTUP GERBANGNYA," teriak seorang gadis yang tengah berlari menuju gerbang sekolah.

"Ck Neng Deva ini suka sekali terlambat, untung belum bapak tutup gerbangnya," ujar Pak Satpam kepada Deva.

Devalisha Nur Rizkiyya, gadis cantik (katanya) yang hobinya datang saat gerbang sekolah hampir di tutup, cerewet kalo sama orang yang deket sama dia tapi cuek sama sekitar yang menurut dia gak penting. Punya bulu mata lentik, hidung mungil sedikit mancung serta bibir tipis merah muda yang buat dia terlihat menggemaskan.

"Hehe makasih Pak Satpam udah mau nungguin Deva, kalo gitu Deva masuk dulu ya, dah Pak Satpam," ujar Deva lalu berlari menuju gedung sekolah.

Deva berlari kecil menuju kelasnya sembari bersenandung ria, "Bunga matahari sangat cantik di halaman rumahku....., daun nya hijau bunganya kuning memikat kumbang lalu..., bunga matahaaaAAADUHH PANTAT GUE," ujar Deva yang kini sudah terduduk di lantai.

Di depannya kini berdiri sepasang kaki bercelana hitam dengan memakai sepasang sepatu fantofel berwarna senada, ia lantas mendongak dan terlihatnya wajah sosok yang berdiri di depannya dengan wajah datarnya, eh maksudnya raut wajah datarnya yang juga tengah menatapnya.

'Anjir pangeran berkuda besi,' batin Deva terpesona akan sosok rupawan di hadapannya.

Dan terjadilah momen tatap mata diantara keduanya, pria tersebut berjongkok di hadapan Deva lantas berkata, "kamu gak papa kan?" tanyanya dengan suara lembutnya yang mampu membuat siapapun terpikat.

"Emm gak papa kok, cuma kaki aku kayaknya terkilir deh," ujar Deva lemah lembut.

"Mau saya gendong ke UKS?" tawar Pria tersebut. Deva lantas mengangguk malu-malu kemudian bersiap merangkul sosok di depannya tersebut dan BRUKK!! Deva tersungkur lantaran hanya memeluk angin karena sosok di depannya yang telah mundur beberapa langkah dari posisi semula.

"Aduh jidat mulus gue," aduhnya sembari mengusap-usap keningnya.

"Kamu gak papa?" Tanya pria di depannya datar.

"Hah? Kenapa?" ujar Deva linglung.

"Kamu gak papa?" ulang pria itu lagi.

"Gak papa kok, cuma kepentok dikit," ujar Deva.

"Saya gak nanyain jidat kamu."

"Oohh, gapapa kok, cuma jatuh gini doang mah bukan apa-apa," ujarnya lg.

"Saya juga gak nanyain itu."

"Lah, terus apa dong?" bingung Deva.

"Saya kira kamu kesambet penunggu sekolah ini, kamu tiba-tiba senyum-senyum sendiri terus mau meluk kaki saya," terangnya.

Deva pun tersadar dengan apa yang baru saja terjadi, 'anjir nih otak halu gue kenapa on di saat yang gak tepat gini sih, malu-maluin sumpah," gerutunya dalam hati.

"Oh hehehe gak papa kok," ujarnya sembari tersenyum manis.

"Oh," jawab pria itu lantas berlalu begitu saja meninggalkan Deva yang masih tersuduk di lantai.

"Eh eh ini aku gak di bantuin bangun gitu?" ujar Deva sedikit berteriak.

Pria itu lantas berhenti, "udah gede kan? Jadi bisa bangun sendiri," ujarnya tanpa menoleh ke belakang.

My Annoying TeacherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang