Saat akad terucap --- seorang lelaki mempunyai tanggung jawab besar terhadap wanita yang telah dinikahinya, sebab wanita itu dulu amat sangat manja dengan orang tuanya kini akan menemani setiap Langkahnya, wanita itu dulunya semua kebutuhan terpenuhi atas izin Allaah melalui ayah dan ibunya, kini akan bersanding dengannya mengarungi bahtera rumah tangga yang tiada akhirnya kecuali kematian yang memisahkan keduanya, wanita itu selalu diperlakukan bak seorang ratu oleh saudara kandungnya, kini akan menemaninya untuk menciptakan rumah tangga yang Sakinah, mawaddah, dan warohmah.
Setelah akad terucap --- seorang wanita pun memiliki tanggung jawab besar, sebab ada lelaki yang akan menjadi temannya sehari-hari, harus didengar perkataannya, harus ditaati perintahnya dan harus diperlakukan bak raja di rumahnya. Perempuan akan berganti status menjadi seorang ibu dari anak-anaknya, satu kaidah yang jangan sampai lupa bahwa tidak akan tercipta anak yang sholeh/sholehah dari ibu yang biasa-biasa saja. Maka dari itu, jadilah perempuan yang luar biasa agar dapat mencetak generasi Rabbani yang sesuai dengan fitrahnya.
Setelah akad terucap --- sudut pandang harus dirubah bahwa mencinta dalam ikatan nikah bukanlah tentang yang enak-enak saja. Bukan hanya perihal keliling dunia berdua menikmati hiruk pikuknya sudut-sudut kota, atau menikmati makanan lezat di resto-resto ternama, atau menikmati pelayanan hotel berbintang lima, bahkan menikmati keindahan yang disuguhkan pulau-pulau tanpa nama yang begitu nyaman saat berdiam disana. Tidak-tidak. Menikah dan mencintai bukan hanya tentang itu. Menikah itu, dua insan yang dulunya tak saling mengenal tinggal satu atap dan tidur satu ranjang, kau akan banyak menemukan kekurangan satu sama lain, kau juga akan merasakan gejolak bahwa menikah terlalu dini itu tidak menyenangkan, dan seterusnya, dan seterusnya. Maka saat kau menemui kesalahan pada pasanganmu "tanggapilah dengan cinta, maka semua akan beres". Keberatan yang paling sering terjadi saat menemukan kesalahan pada pasangan dan harus menanggapinya dengan cinta adalah "aku sudah mencoba, tapi pasanganku tidak mau", jika merasa seperti itu, artinya kita tidak memberikan respon dengan cinta secukupnya. Perlu diingat --- menanggapi dengan cinta --- bukan dengan cemburu, marah, dendam, egois, frustasi, melainkan hanya dengan cinta dan keimanan, maka kita akan bisa berinteraksi dengan penuh cinta, dan pada akhirnya kita bisa menjalin serta memelihara kebersamaan yang sukses dan penuh cinta. Saya paham betul bahwa tidak ada manusia yang sempurna di muka bumi ini, namun selalu berusaha menjadi yang terbaik untuk pasangan kita, tidak ada yang salah, bukan ?
![](https://img.wattpad.com/cover/258267569-288-k922467.jpg)