05 - Rumus Cinta

416 119 200
                                    

Terlanjur suka. Tanpa alasan apa pun.” – Amor Cantika

***

Udara di pagi hari menambah kesegaran hawa tubuh gadis kecil berambut pendek yang sedang mengulum permen lolipop.

Gadis kecil berseragam putih abu yang dibalut dengan sweater itu tengah duduk di atas jok sepedanya sejak 20 menit yang lalu.

“Ikutin hobby Adam.. ikutin hobby Adam..” Caca terus berbicara seraya menunggu laki-laki pujaannya.

Caca sudah siap berangkat sekolah. Dan kini, ia masih menunggu Adam keluar dari rumahnya bersama dengan sepeda hitam milik pria itu. Dia mungkin tak akan pergi sekolah jika tak berangkat bersama.

Tak lama kemudian, suara derik pintu pagar itu berbunyi. Caca berdiri dari duduknya, lalu ia melangkah pelan sambil memegangi permennya. Caca melangkah ke depan pintu pagar. Tidak lupa, Caca telah tersenyum cerah menyambut kedatangan Adam.

“Pagi Adam,” sapa seorang gadis dengan kebiasaannya yang paling unik. Yaitu, tersenyum sepanjang hari di hadapan Adam.

Adam mengerutkan kening, dia menekuk alisnya. Sementara Caca tetap mempertahankan senyuman manisnya tanpa balasan senyuman kembali dari Adam.

Adam pun berjalan sambil mendorong sepedanya. Dia berjalan tanpa membalas sapaan Amor Cantika.

Dia membiarkan gadis itu terdiam dengan senyumannya sambil melihat Adam di belakangnya. Namun, dengan cepat Caca berjalan dengan sepedanya untuk menyamakan langkah mereka.

“Cuaca hari ini cerah banget, ya? Tadi malam juga Caca tidur nyenyak, lho. Tidur yang baik itu bisa menambah konsentrasi otak,” kata Caca sambil berjalan dengan sepeda di samping pria jangkung itu.

“Lo terlalu lama tidur nyenyak, sampai-sampai lo nggak tau kalau rumah lo kebanjiran,” jawab Adam seraya menatap jalan di depannya.

Sepersekian detik Caca berhenti dari langkahnya, dia berhenti mengulum permen yang berada di mulutnya. Gadis itu menganga lebar, permen tersebut keluar begitu saja dari mulut Caca dan terjatuh ke tanah.

Rumahnya kebanjiran? Apakah dia terlalu nyenyak tidur semalam? Dan dari mana Adam mengetahuinya?

Caca menggaruk rambutnya yang tidak gatal. Sementara Adam sudah lebih dulu berjalan di depannya. Dia merasa malu dengan topik omong kosongnya pada pagi ini.

Kakinya berlari pelan mengejar Adam yang sudah hampir sampai dekat gang kompleks perumahannya.

Caca berjalan di sebelah Adam lagi, ia gugup untuk memulai pembicaraan yang bermanfaat. Dia bahkan tidak ingat bahwa semalam itu hujan besar memusingkan kedua orang tuanya.

Karena akibat dari hujan besar itu, beberapa ruangan di rumahnya mengalami kebocoran. Sedangkan pada malam itu, Caca tidur begitu nyenyak dengan mimpinya yang sangat indah.

“Semalam, om Erwin datang ke rumah gue, minta gue buat bantuin bersihin rumah lo yang kebanjiran. Tante Mayang juga bilang kalau lo nggak bisa bantuin mereka karena mereka susah bangunin lo,” jelas Adam membuat Caca semakin merengut di sana.

Caca kembali menelan ludah. Situasi ini membuat Caca terancam, gadis itu merasa malu karena Adam telah mengetahui kebiasaan buruknya.

“Ma-Mayang.. papa.. kalian terlalu jujur.” Caca bergumam dengan memasang wajah yang sedih. Namun, kakinya tetap berjalan dengan langkah yang sama dengan Adam.

Gadis itu bergerutu, seperti berbisik cukup kencang lebih tepatnya. Karena Adam sendiri pun dengan jelas mendengar suara berisik Caca di sebelahnya.

Suara berisik yang menakutkan bagi Adam, membuat pria itu ingin menaiki sepedanya.

Awas Nanti Jatuh Cinta (SDH TERBIT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang