Rumah bertingkat dua yang mewah dan megah, pohon yang tinggi dan rindang, burung berkicauan di dahan pohon, rumput yang hijau terpotong dan dirawat, bunga tumbuh dengan subur, kupu-kupu terbang kesana-kemari menambah indah rumah tersebut.
Mobil Sport Ferari Enzo berjalan masuk melalui gerbang yang tinggi dan masuk ke dalam bagasi mobil. Seorang pria paruh baya berjas hitam keluar dari dalam mobil di susul dengan keluarnya seorang anak berumur 10 tahun.
Kedatangannya di sambut oleh beberapa pelayan dan penjaga rumah lainnya. Seorang wanita cantik berjalan mendekati mereka dan menyalami pria tersebut.
Syarifan dan Riana adalah sepasang suami istri yang bahagia. Harta bukan lagi masalah bagi mereka. Namun walaupun sudah lama menikah, mereka tidak di karuniai keturunan. Walau begitu Syarifan sangat menyayangi sang istri.
Sekarang mereka mungkin akan memulai hidup baru dengan kedatangan Thorn dalam kehidupan mereka, meskipun bukan anak kandung, mereka tetap bahagia karna kehadirannya.
Yeah, sekarang Thorn hanya bermain ketempat Syarifan karna sepulang dari rumah sakit ia tak langsung pulang ke rumahnya, melainkan ke rumah kepala sekolahnya.
Thorn sangat terharu. Berharap setelah ini ia akan mendapat kasih sayang yang di nantikan dan memulai hidup baru.
"Hak, kamu pasti Thorn bukan? Kau sangat lucu." Kata Riana memuji Thorn, tapi memang kenyataan kalau Thorn lucu dengan sifat polosnya.
"Emh, ya, Tante. Saya Thorn." Jawab Thorn.
"Eh, kenapa memanggilku "Tante" sih? Kan sekarang Thorn sudah menjadi anak kami. Jadi Thorn harus panggil kita 'Mama Papa', okey." Kata Riana dengan senyum merekah.
Jangan pandang orang lain dari luar.Thorn yang mendengar itu sangat senang, sudah lama ia nantikan momen ini. Dimana ia akan memanggil orang tuanya dengan sebutan Mama, Papa. Di tambah lagi senyuman lebar dari Riana membuatnya bertambah senang.
"Wah, baiklah. Terima kasih, Mama, Papa." Jawab Thorn dengan antusias sambil memegang tangan Mama barunya.
"Ayo, semua. Kita masuk kedalam. Em, Ni, siapkan makanan untuk kami." Ucap Syarifan kepada seorang pelayan. Dan setelah itu mereka masuk ke dalam.
*********
Rumah yang luas dengan dinding bagian dalam yang bercat biru dan putih, tertata rapi dan bersih. Meskipun besar, rumah tersebut terkesan sepi karna hanya mereka berdua yang menempatinya, untuk para pelayan dan yang lainnya berada di perumahan yang disediakan si samping rumah tersebut.
"Riana, apakah kau bisa mengantarkan Thorn ke kamar yang akan di tempatinya agar besok ia tak tersesat?" Pinta Syarifan kepada sang istri.
"Tentu saja, aku akan mengantarnya." Jawab Riana ramah, dengan senyum sinis yang tipis.
"Baiklah, terimakasih sayang."
.
.
.
.
.
.
.Thorn dan Riana menaiki tangga untuk menuju kamar yang akan di tempati Thorn.
Cklek
Pintu di buka menampakkan ruangan yang bercat hujau, hiasan alam terlihat indah dan itu sangat membuat Thorn senang. Ruangan ini disiapkan untuknya? Hijau adalah warna kesukaannya. Betapa mereka menyayangi dirinya.
Meja belajar, lemari pakaian, lantai, tirai jendela, lampu, bahkan kasur yg akan di tempatinya pun berwarna hijau. Di salah satu dinding berwarna hijau juga terlukis pemandangan alam, itu sangat terlihat nyata untuk sebuah karya seni!
KAMU SEDANG MEMBACA
Thorn (05) {Tamat} (Dalam Tahap Revisi)
Fiksi PenggemarThorn hanya ingin mendapat kasih sayang dari semuanya, namun tak ada yang mengerti perasaannya kecuali teman imajinasinya yang memang ada.