Chapter 5

345 46 15
                                    

Amanda berjalan bersama Via dan Candra, Adinia, serta Dewi berkeliling mengumpulkan sampah disekitaran lokasi mereka camping. Beberapa orang lainnya ada di depan dan belakang mereka, juga melakukan hal yang sama. Adinia dari tadi mengeluh sembari bergosip dengan beberapa analisa super detective nya tentang gosip-gosip kampus yang lagi happening.

"Tahu nggak sih, kemarin aku dengar kak Firman jalan sama cewek cuma belum aku pastiin siapa sementara sih aku simpan sendiri dulu jelas baru gue sebarin" Candra memutar bola mata malas mendengar ghibahan Adinia yang tiada henti.

"kenapa lo nggak masuk jurusan jurnalistik aja sih Din, kepo lo udah kek di level ibu-ibu komplek" keluh Candra yang bosan dengan segala gosip yang diceritakan Adinia.

"Tapi btw Manda kamu beneran sama kak Billy?" Amanda ikut memutar bola mata mendengar pertanyaan Adinia. Tak berniat menjawab malah meninggalkan mereka yang sibuk bergosip dibanding memperhatikan sekitar, Candra dan Via ikut mengekori Manda.

"oke bye..."

Mendengarkan celotehan Adinia takkan membuat kerjaan jadi selesai, meladeninya sama dengan memberinya waktu untuk mengulik semua hal yang bukan urusanmu.

"eh... Itu ada apa ribut-ribut?" celetuk Via yang membuat Amanda dan Candra ikut memasang kuping, dan baru akan komentar segerombolan rekan mereka muncul sambil mengangkat seseorang yang terlihat tak sadarkan diri.

"woi....bantuin woii"

"tim medis mana???"

Teriakan beberapa orang membuat mereka bertiga segera menghampiri. Beberapa orang sudah memberikan bantuan.

"ini kenapa?" tanya Amanda langsung duduk mengecek kondisi seseorang yang ternyata adalah Navisha.

"tadi jatuh ke sungai dan kebawa arus"

"ya Allah" Amanda segera mengecek kondisinya, menekan dadanya untuk mengeluarkan air yang mungkin masuk ke dalam saluran nafas, tapi keadaan cuaca yang habis hujan dan sangat dingin membuat Navisha menggigil dengan bibir membiru serta ujung kuku yang lebam karena hipotermia. Suhu tubuh yang begitu turun drastis, Amanda jadi panik, hal ini bisa memicu hipoksia dan kematian.

"bawa ke tenda.... Cepatttt!!!" teriaknya panik, semua kemudian membopong Navisha ke tenda.

"Via... Kristin tolong bantuin buka bajunya, yang cowok pliss di luar aja"

"kamu mau ngapain, kita bawa ke rumah sakit saja" Amanda langsung menoleh pada Billy dengan mata memicing.

"dan membuatnya mati kedinginan sebelum tiba di rumah sakit"

"terus kamu yakin disini dia takkan mati"

"InsyaAllah paling tidak ini akan lebih efektif sebagai pertolongan pertama" Amanda sebenarnya malas berdebat, tapi dia harus memberikan pemahaman pada pria yang menatapnya tak yakin.

"dengan cara apa???"

"skin to skin" Amanda kemudian masuk ke tenda, membuka bajunya hingga nyaris telanjang kemudian memeluk Navisha sambil menyelimuti dirinya, Via dan Kristin duduk memperhatikannya dengan wajah penuh heran.

"ngapain kalian bengong, buka baju dan lakukan hal yang sama sebelum Navisha mati" Via dan Kristin langsung membuka baju begitu mendengar teriakan Amanda sebagai perintah. Teknik ini memang banyak dilakukan untuk mengatasi kematian akibat hipotermia, skin to skin bisa membantu mentransfer suhu tubuh pada penderita hipotermia untuk mengembalikan suhu tubuh normalnya.

Hampir tiga puluh menit saling memeluk membuat Navisha sedikit bergerak karena pelukan tiga orang yang membungkus tubuhnya beserta selimut. Amanda menoleh pada Navisha yang membuka mata, melihat keadaannya dengan bibir yang mulai memerah kembali dan kuku yang kembali ke warna asalnya, memeriksa keningnya.

DIFFERENT LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang