08. Sana Is My Sun

552 76 0
                                    

"Tzuyu-ah, why are you keep spacing out lately?" tanya Sana ketika menyadari Tzuyu sering bengong belakangan ini. Melihat keluar jendela kelas dengan tatapan kosong, atau diam saja ketika mereka sedang kumpul bersama. "Kamu sakit?"

"I'm okay Unnie.." jawab Tzuyu sambil tersenyum, namun yang bertanya tidak membalas senyum itu. Kedua bibir Sana tertutup dan melengkung ke bawah, tanda Ia tidak puas dengan jawaban dari yang bersangkutan, mengharapkan penjelasan lebih yang tak kunjung Ia dapat. "What's wrong?" tanya Si Gadis Jangkung ketika melihat perubahan sikap Sana.

"Tzuyu, kenapa kamu seperti ini?"

"Maksud Unnie?"

"Seperti ini... selalu diam saja ketika ada masalah, tidak pernah mau bercerita tentang apa yang mengganggu pikiranmu. Aku cemas Tzuyu... aku ingin mengetahui apa yang mengganggumu, aku ingin melihatmu gembira dan turut gembira bersama denganmu. It's okay to cry in front of me. It's okay to be not okay in front of me. You are a human being Tzuyu, not a robot. Please show me your emotions. I thought we are friends."

Apa yang dikatakan Sana memang benar, Tzuyu tidak pernah menunjukan emosinya di depan orang lain. Ketika teman-temannya sedang melempar candaan satu sama lain, Ia hanya tersenyum atau tertawa kecil. Sejak kecil Tzuyu diajar untuk menutup emosinya dalam-dalam. Perlakukan kasar dan keras dari kedua orang tuanya terutama sang ayah membuat Tzuyu tumbuh sebagai pribadi yang hanya mementingkan hasil.

Tidak memiliki seorang pun yang Ia sebut 'teman', tidak memiliki satu orang pun yang dapat Ia percayai. Tzuyu menghabiskan masa remajanya bercerita kepada anjing peliharaan yang Ia sayangi, Gucci.

Sampai Ia pindah ke Korea Selatan dua tahun lalu, bertemu dengan seseorang yang Ia sebut teman, Son Chaeyoung dan berkenalan dengan delapan gadis yang sedikit demi sedikit meluluhkan hatinya yang keras, salah satunya Minatozaki Sana.

Tzuyu always knows, Sana is gonna be the death of her. Gadis ini berkebalikan seratus delapan puluh derajat darinya. Chaeyoung selalu berkata bahwa Sana dan dirinya bak matahari dan bulan.

Sana is kind, heart made of honey.

Tzuyu is reserved, the opposite of sunny.

But they are the moon and the sun for each other.

Perfect is not when compatible people are together. It's when you are both opposite but in that way you both complete each other.

"I'm sorry Unnie..." bisik Tzuyu pelan melihat perubahan sikap dari gadis dihadapannya. Tzuyu benar-benar berharap Ia dapat terbuka dan menceritakan semuanya kepada Sana, Ia berharap Ia dapat berubah dalam waktu satu purnama dan menjadi Tzuyu yang baru. But she can't. Semua butuh proses.

"No... I'm sorry Tzuyu-ah, nggak seharusnya aku paksa kamu untuk bercerita sesuatu yang kamu belum siap untuk ceritakan. Aku egois."

"Bukan Sana-unnie, it's my fault. Gucci mati beberapa hari yang lalu," entah mengapa setelah Ia mengatakan hal itu, setitik air mata berhasil turun dari sudut mata Tzuyu. Membasahi pipi dan dagunya. Perasaan sedih sekaligus lega dalam sekejap Ia rasakan, tetes air mata pertama yang Tzuyu keluarkan setelah bertahun-tahun. Dan satu-satunya orang yang melihatnya dalam kondisi seperti ini adalah Sana.

Gadis Berwajah-mirip-tupai tersebut mengangguk paham dan mendekati gadis yang lebih muda, memberikan pelukan tererat dan terhangat tanpa mengeluarkan satu katapun. Sometimes a hug is worth more than a thousand words.

Dan Tzuyu tahu hari itu, pelukan Sana, keberadaan Sana, kata-kata Sana, senyuman Sana adalah obat untuk hatinya. Sana is her medicine.

Chou Tzuyu berjalan di tepi Sungai Han, memandangi indahnya keindahan lampu-lampu malam yang memantul di pada permukaan air sungai yang jernih. Lima tahun sudah berlalu sejak Ia kehilangan matahari dan obat dalam dirinya, mencoba menemukan obat-obat lain yang mungkin dapat membantu menyembuhkan luka hatinya.

Tetapi semua gagal.

Dan yang lebih parah lagi, obat yang dulu ada untuk menyembuhkan sekarang menjadi alasan utama sakit di hatinya.

Tzuyu tahu semuanya tentang apa yang Sana lakukan selama lima tahun ini.

Ia tahu bagaimana Sana tidur dengan wanita-wanita yang berbeda sebagai pelarian dari hubungan mereka yang berakhir.

Tzuyu tidak menyalahkan Sana. Ia menyalahkan kejamnya takdir yang tertawa di alam bawah sadarnya, seolah ingin menunjukkan bahwa bulan dan matahari tidak akan pernah dapat bersatu.

Jika hati Tzuyu diibaratkan sebuah bunga, maka itu adalah mawar beku. Sepucuk tangkai bunga mawar merah yang membeku kedinginan karena tidak pernah lagi mendapatkan sinar matahari sepanjang tahun. Tidak dapat tumbuh dan mekar, karena Sang Matahari telah pergi meninggalkan hidup dan dunianya.

 Tidak dapat tumbuh dan mekar, karena Sang Matahari telah pergi meninggalkan hidup dan dunianya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Crystal Rose (Michaeng, Satzu, Dahmo, 2yeon)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang