03. Still Dreaming About Tzuyu

811 97 3
                                    

"Tzuyu-ah..." bisik gadis berwajah mirip tupai, menggoyangkan tubuh gadis yang lebih tinggi karena tidak mendapat jawaban sejak tadi.

Chou Tzuyu hanya menatap Sana yang ada di depannya, tatapannya penuh arti, penuh penyesalan. Seolah tidak ingin memberikan jawabannya di depan Sana, berharap gadis tersebut memahami maksud dari tatapan-tanpa-kata-nya.

"Tzuyu-ah... kita masih akan berteman kan? Kamu ga akan ninggalin aku kan?"

"Unnie... sayangnya nggak semudah itu, apalagi kalian berdua itu sepupu."

"Tapi Tzu.. apa yang Momo lakukan nggak ada hubungannya sama aku.. Please Tzu, aku kehilangan kedua orang tuaku.. Aku gamau kehilangan kamu juga. Kamu sudah berjanji Chou Tzuyu! Kamu berjanji!"

"Sana-unnie..."

"Unnie huh? Sudah kubilang aku ga suka dipanggil unnie, Tzuyu-ah.." kedua mata Sana mulai berkaca-kaca, merasa bahwa pada akhirnya Tzuyu akan meninggalkannya. Sama seperti Chaeyoung meninggalkan Mina. Sama seperti sahabat-sahabat mereka yang pada akhirnya saling meninggalkan satu sama lain.

"Sana... jangan nangis,"

"Cuma kalau kamu janji nggak akan pergi ninggalin aku!"

"Sana..."

"Sana... Sana... Sana bangun!" terdengar sebuah suara yang kurang familiar mencoba membangunkan Sana dari tidurnya. Sumber dari suara tersebut mengguncang tubuhnya kuat-kuat.

Sana membuka matanya perlahan, melihat langit-langit kamar berwarna jingga yang asing. Kepalanya masih berdenyut pelan, mencoba memproses dan membedakan mana yang mimpi mana yang kenyataan.

'Mimpi sialan itu lagi,' rutuk Sana ketika selesai menenangkan diri. Mimpi itu berulang kali menghampiri tidurnya di malam hari, sama seperti mimpi ketika kedua orang tuanya meninggal. Kedua mimpi itu seperti kaset rusak yang diputar di dalam alam mimpinya setiap malam.

"Are you okay Sana?" tanya sebuah suara yang berasal dari seorang wanita yang terbaring di sebelahnya.

"Who are you?" tanya Sana ketika gagal mengingat siapa wanita itu.

"Kamu lupa aku? Wah, dan kukira ini bakal lebih dari sekadar one night stand. Stupid me," respon wanita tersebut sambil tersenyum pahit. Wanita itu kemudian berguling keluar dari ranjang dan memungut pakaian yang berserakan di lantai.

"Maaf..." Sana tidak pernah mengingat nama wanita-wanita yang tidur dengannya. Sejak lima tahun lalu inilah pelarian Sana, pergi ke klub atau bar, bertemu dengan orang baru, melempar godaan, lalu berakhir di ranjang sebuah kamar hotel.

"Siapa itu Tzuyu-ah? Kamu terus menyebut namanya dalam mimpimu," tanya wanita asing itu setelah selesai mengenakan seluruh pakaiannya, bersiap untuk meninggalkan kamar hotel.

"Dia temanku."

"Well... kamu tidur dengan orang lain, kamu bermimpi dan menyebut nama temanmu?" tawa getir terdengar dari wanita itu, "Mungkin dia temanmu, tapi kamu jatuh cinta padanya bukan?"

Sana hanya terdiam mendengar pertanyaan yang Ia tahu persis apa jawabannya, she is in love with Tzuyu... sampai sekarang.

"Tzuyu..."

"Ya Sana?"

"Sejak kedua orang tuaku meninggal, aku hidup dalam kegelapan.. Aku tidak punya siapa-siapa. Paman dan bibi, memang selalu baik padaku, menyediakan semua yang aku inginkan. Tetapi tetap mereka bukan orang tua kandungku.. Aku ngga punya siapa-siapa, Tzu.."

"I'm here Sana..."

"Huh?"

"Kamu punya sepupu sebaik Momo-unnie, sahabat seperti Mina-unnie.. Kamu punya teman rasa mama dalam diri Nayeon-unnie, Jeongyeon-unnie, dan Jihyo-unnie," entah kenapa kata-kata Tzuyu membuat Sana tertawa, memang mereka bertiga adalah teman rasa mama bagi yang lain.

"Kamu punya dua adik super ribut seperti Dahyun dan Chaeyoung. And you have me... aku hanya aku, tapi kamu punya aku.." lanjut Tzuyu sambil tersenyum menenangkan.

"Well, that's good enough I think.. Janji kamu nggak akan pernah ninggalin aku?" tanya Sana sambil membalas senyuman Tzuyu dengan lebar.

"Janji."

Sebuah janji yang diucapkan Tzuyu setengah tahun sebelum kejadian malam itu terjadi. Broken promise. Sana tahu tidak memiliki siapa-siapa adalah takdirnya, karena kejadian malam itu juga merupakan kesalahannya.

 Sana tahu tidak memiliki siapa-siapa adalah takdirnya, karena kejadian malam itu juga merupakan kesalahannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Crystal Rose (Michaeng, Satzu, Dahmo, 2yeon)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang