"Jihyo-unnie.. Maaf aku terlambat, ini bukan akhir minggu tapi entah mengapa jalanan begitu padat," kata Chaeyoung sambil tersengal-sengal begitu mencapai meja kayu berbentuk bundar yang terletak di dekat jendela kedai kopi.
"It's okay Baby Cub, aku juga baru sampai. Lama tak jumpa. Bagaimana kabarmu sekarang?" sapa Sang CEO bangkit berdiri dan memeluk Chaeyoung dengan hangat, merindukan sahabat sekaligus adik yang lama tidak Ia temui.
"Baik Unnie. Lukisanku banyak yang laku belakangan ini. Bahkan ada yang membeli salah satu lukisanku seharga delapan juta won!"
"Lukisan yang berjudul Black Swan?" tebak Jihyo dengan salah satu alis terangkat, tersenyum jahil.
"B-bagaimana Unnie tahu?"
"Tentu aku tahu, lukisan itu tergantung di kantorku sekarang."
"W-what?"
"Kenapa kamu menjual lukisan itu Chaeyoung?" sebuah pertanyaan yang membuat kepingan memori Chaeyoung bersama dengan Mina terlintas di kepalanya.
"Mina-unnie can you stop moving please?" Chaeyoung meringis kesal karena Mina yang berkali-kali gagal menjaga posisi tubuhnya di tempat yang sama.
"Sorry Chaeyoung-ah, I'm just... bored," jawab Si Penguin sambil memanyunkan bibirnya ke depan. Chaeyoung langsung saja merasa bersalah telah berkata seperti itu kepada Mina. Sudah berjam-jam Mina berdiri di sana mengambil posisi dasar balet nomor tiga dengan kaki kiri diangkat dan hanya kaki kanan yang menjaga keseimbangan.
"It's okay Unnie. Maaf, nggak seharusnya aku marah-marah."
Mina tersenyum manis dan menggelengkan kepala pelan, "Kamu nggak perlu minta maaf Chaeyoung-ah, kamu hanya lelah. Mau istirahat sebentar?"
Anggukan Chaeyoung disusul langkah bersemangat Mina menghampiri Si Pelukis untuk memeluknya dari belakang, "I miss you," bisiknya.
"Kita dalam satu ruangan selama berjam-jam dan kamu kangen aku?" senyuman mengembang dari bibir Chaeyoung untuk pertama kali setelah berjam-jam. Kadang melukis dapat membuatnya menggerutu dan satu pelukan serta tiga kata dari Mina mampu mengembalikan senyum di bibirnya.
"But... dari tadi mood kamu jelek, marah-marah, bahkan kamu nggak ngajak aku ngobrol!"
"I'm sorry..." Chaeyoung membalikkan badannya menghadapi Mina, memeluk erat, dan membenamkan wajahnya di bahu kanan Mina.
"I said you don't need to be sorry... Woah, itu bagus banget Chaeyoung-ah," puji Mina terpukau melihat lukisan setengah jadi dirinya tercetak indah di kanvas putih. "Lukisan ini mau diberi nama apa?"
"Black Swan."
"Black Swan? Why?"
"Ketika pertama kali aku melihatmu menari, kamu bergerak dengan anggun dan indah seperti angsa di atas panggung Mina. Tapi kamu bukanlah angsa biasa, kamu adalah angsa hitam untukku. Black Swan adalah sebuah istilah untuk kejadian yang memberikan dampak besar dalam kehidupan Unnie, dalam hidupku orang itu adalah kamu. That's why you are my black swan."
Chaeyoung hanya menghembuskan nafas dengan berat ketika tersadar dari ingatan tersebut, mempertanyakan sekali lagi mengapa Ia menjual lukisan yang berarti besar buat dirinya. "Chaeyoung, is Mina still your black swan?"
"Unnie..."
"Do you still love her Chaeyoung?"
"Jihyo-unnie, pertanyaan itu sama dengan 'apakah kamu masih bernafas?', tentu saja aku masih bernafas!" rona warna merah menyebar dengan cepat di pipi dan leher Chaeyoung. Entah malu karena ungkapan yang baru saja Ia lontarkan, atau pengakuan yang telah disimpan bertahun-tahun akhirnya terungkap.
"Poetic, brave, and straight-forward, Chaeyoung. Kombinasi yang Mina suka," senyum mengembang dari bibir Jihyo. "And Mina still loves you too,"
"A-apa?" tanya Chaeyoung sekali lagi memastikan telinganya tidak salah mendengar apa yang Jihyo katakan.
"After all this years, Mina still loves you. Chaeyoung, apa yang terjadi lima tahun lalu adalah sebuah salah paham besar. Salah paham yang menghancurkan segalanya, persahabatan kita dan kisah cinta kalian. Aku tahu Nayeon, kamu, Tzuyu, Dahyun terluka malam itu. Namun, bukan hanya kalian yang terluka Chaeyoung. Jeongyeon, Mina, Sana, bahkan Momo juga terluka. Aku pun terluka," jabar Jihyo dengan mata yang mulai memerah dan suara bergetar.
"Our friendship is broken Chaeyoung. Terlalu rusak untuk diperbaiki. Karena itu, bagaimana jika kita memulai semuanya dari awal? Memulai sesuatu yang baru dari nol? Sebelum semuanya terlambat..."
"Terlambat? Maksud Unnie?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Crystal Rose (Michaeng, Satzu, Dahmo, 2yeon)
RomansKisah kandasnya persahabatan dan percintaan sembilan gadis saat SMA. Apa yang terjadi ketika takdir mempertemukan mereka kembali lima tahun berselang pada sebuah musim dingin? Leave a comment or leave your suggestion for the story. I would love to h...