09. Keep A Piece of My Heart, Dahyun

579 69 3
                                    

Hirai Momo memicingkan kedua matanya mencoba untuk menemukan seseorang di antara kerumunan manusia di tengah kota Seoul yang dingin siang itu. Catatan bagi dirinya sendiri: lain kali Ia tidak akan berjanji untuk menemui seseorang di tengah keramaian kota, karena ini sangat-sangat tidak mungkin.

Wanita berambut hitam panjang itu melirik arloji di tangan kirinya lalu menggerutu karena waktu janjian sudah lewat sepuluh menit. Dan Ia sudah berdiri di tempat itu sejak lima belas menit yang lalu, masih mencoba menemukan wanita berambut pirang pendek yang merupakan kekasihnya sendiri.

Sayang sekali aku harus memberitahumu bahwa kekasih Momo bukanlah Dahyun.

"Ji, haruskah aku menyerah untuk menunggu Dahyun dan move on?" tanya Momo kepada Jihyo di suatu sore, ketika bel tanda berakhirnya kegiatan hari itu telah berbunyi.

"What do you mean Momo? Kamu sudah menyukainya sejak setahun yang lalu."

"Aku tahu Ji.. tapi ini seperti dejavu buatku. Pada akhirnya Dahyun akan memilih sepupuku. Sama seperti kedua orang tuaku yang jauh lebih perhatian kepada Sana daripada anaknya sendiri."

"Momo.. kamu tahu Sana suka sama Tzuyu kan?"

"Aku tahu Ji, tapi... aku merasa penantian ini sia-sia. Aku pernah bertanya kepada Dahyun apakah Ia menyukai Sana... dan Ia diam saja, bahkan tidak membantah." bisik Momo pahit, memori tentang sikap bisu Dahyun hari itu masih terekam jelas di kepalanya. Jika memang ada sedikit saja harapan bahwa Dahyun akan memilihnya bukankah seharusnya gadis itu membantah pertanyaannya?

"Well... kita tidak tahu alasannya mengapa bukan? Bisa jadi Dahyun masih ragu dengan perasaannya sendiri. Beri Ia waktu Momo," Jihyo mencoba menenangkan sahabatnya yang terdengar sangat sedih dan kecewa.

"Aku sudah menunggu selama satu tahun, bahkan lebih. Aku sudah mendengar perkataanmu itu lebih dari sepuluh kali dalam setahun ini Ji. Berapa lama lagi waktu yang harus aku berikan? Berapa lama lagi aku harus menunggu? I feel like I'm waiting for something that isn't going to happen."

"Mo... jatuh cinta adalah perasaan, tetapi menjaga untuk tetap mencintai orang itu adalah keputusan. Jika kamu memutuskan untuk berhenti mencintainya, maka terjadilah. Semuanya kembali ke keputusanmu. Aku hanya bisa mendoakan yang terbaik untuk kalian. After all, I'm Dahmo biggest shipper you know..." jawaban yang membuat bibir Momo terangkat ke atas.

"Yeah... also you are Michaeng, Satzu, and 2yeon biggest shipper..." balas Momo sambil tertawa mengingat nama-nama pasangan jodoh yang diberikan Jihyo kepada mereka semua. "Kamu harus berhenti menjadi mak comblang dan mencoba mencari pacar Ji..."

"Maybe I will one day... when all of my ships are sailing," jawab Jihyo sekenanya yang mengundang tawa dari lawan bicaranya.

"Paboo..."

Ingatan mengenai percakapannya dengan Jihyo hari itu terlintas begitu saja di kepala Momo tanpa dapat dihentikan. Ingatan itu seperti sebuah video iklan di sebuah situs web yang datang secara tiba-tiba tanpa diundang.

Ketika mengingat hari itu Momo selalu bertanya apakah keputusan yang setelahnya Ia ambil tepat?

Move on? Or hold on?

Momo memilih untuk diam hari itu. Tidak bergerak pergi meninggalkan Dahyun, namun juga tidak lagi mengambil inisiatif dalam hubungan mereka. Diam. Menunggu takdir berbicara dan menentukan kemana arah yang harus Ia ambil.

Sepupunya pernah bertanya suatu hari, manakah yang lebih Ia cinta? Dahyun atau kekasihnya sekarang?

Dahyun adalah cinta pertamanya. Sekeras apapun Momo mencoba untuk melupakan Dahyun, gadis itu akan selalu memiliki kepingan pertama hatinya. Dahyun bukanlah orang pertama yang Ia cium, bukan pula orang pertama yang Ia ajak kencan. She is the person that Momo will always compare everyone to. Momo will never truly get over Dahyun, bahkan ketika Ia merasa dirinya telah move on. Selamanya cinta pertama akan hidup dalam hatinya, tidak akan pernah pergi dari sana.

Tetapi Momo mencintai kekasihnya yang sekarang. Bagaimana mereka berdua melewati hari-hari penuh badai bersama, bahkan ketika teman-teman mereka yang lain meninggalkan sisi mereka. Wanita berambut pirang itu tetap tinggal, memberikan harapan untuk Momo bahwa happy ending masih dapat ditemukan, walaupun dengan orang yang berbeda.

"Momo-yah", sahut sebuah suara yang Momo kenal dengan baik. Ia menemukan wanita itu di kejauhan dan mendekat ke arahnya dengan girang. Sedikit terlalu semangat Momo berlari kecil menghampiri wanita tersebut. Memeluknya dengan erat dan mencium bibirnya singkat, "I miss you Je..."

"I miss you too..."

Bukankah tadi kubilang Momo memilih untuk diam? Momo diam, sampai sebuah kejadian mengubah semuanya.

Bukankah tadi kubilang Momo memilih untuk diam? Momo diam, sampai sebuah kejadian mengubah semuanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Crystal Rose (Michaeng, Satzu, Dahmo, 2yeon)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang