1. The Name

347 25 6
                                    

Persaingan di dunia pekerjaan semakin terlihat dengan adanya perkembangan teknologi. Setiap orang dituntut untuk mempunyai kelebihan sendiri saat melamar kerja di sebuah tempat. Perusahaan besar biasanya menuliskan beberapa syarat tambahan saat merekrut karyawan barunya. Tidak sedikit juga yang mencoba peruntungan di beberapa tempat sekaligus supaya bisa mendapatkan pekerjaan dengan cepat. Namun tidak semua orang bisa berhasil masuk ke perusahaan yang di inginkan. Terkadang mereka harus menunggu lebih lama ataupun berhadapan dengan banyak orang lainnya demi mendapatkan posisi yang di inginkan. 

"Mereka belum juga membalas e-mail ku sampai saat ini. Apa itu berarti aku telah gagal dalam perekrutan di sana?" 

Seorang wanita terlihat duduk di depan laptopnya sambil menatap layarnya sejak tadi. Dia mengutak-atik benda itu sebentar lalu mulai menutupnya karena kegiatannya sudah selesai di sana. Dia kemudian berjalan keluar kamar untuk mengambil sesuatu di area dapur. 

"Apa kau lapar? Tunggulah sebentar lagi. Masakanku akan segera matang" Ucap sang Ibu yang melihat kehadirannya. 

"Tidak, Eomma. Aku hanya ingin memakan sesuatu yang ringan sekarang" Wanita tadi berhenti di depan lemari pendingin. 

"Kau tidak akan menemukan apapun di sana, Chorong'ah. Aku belum membeli makanan ringan untukmu lagi"

"Kalau begitu, aku akan menghabiskan sisa pudding ini"

Sang Ibu mematikan kompor saat kegiatan masaknya telah selesai. 
"Apa belum ada tawaran pekerjaan lagi untukmu?"

"Aku sudah menyebar CV dan lamaran pekerjaan di beberapa perusahaan. Tapi belum ada yang meneleponku sampai saat ini" Chorong sudah duduk di meja makan dan menikmati semangkuk pudding yang dia ambil tadi. 

"Bukankah lebih baik untuk meminta bantuan adikmu yang ada di Seoul? Kau bisa pergi ke sana dan mendapatkan pekerjaan dengannya"

"Kami berdua berbeda, Eomma. Dia sudah fokus pada kegiatan casting sejak lama sementara aku tidak tertarik dengan hal itu"

"Tapi dia terbukti sudah bisa menghasilkan uang yang cukup selama tiga tahun ini. Dia bahkan sudah tinggal di rumahnya sendiri dan sedang bersiap untuk menandatangani kontrak dengan sebuah agensi"

"Dia memiliki kemampuan untuk hal itu karena sudah hidup mandiri sejak SMA. Jangan memaksaku lagi untuk mengikuti langkahnya"

"Pekerjaan apa yang ingin kau ambil? Kau sudah berhenti dari pekerjaan lamamu sejak tiga tahun lalu"

"Aku tidak tahu"

"Apa kau tidak ingin meminta bantuan dari teman kerjamu dulu?"

"Eomma, berhentilah membicarakan hal ini. Aku sudah cukup bosan mendengarnya darimu"

"Baiklah, aku akan berhenti. Aku hanya berharap kau mempunyai kehidupan yang lebih baik dariku, Chorong'ah"

"Aku hanya memerlukan waktu untuk mendapatkan pekerjaan lagi, Eomma"

"Aku tahu. Kalau kau tidak bekerja. setidaknya kau harus mempunyai kekasih yang akan menikahimu. Kehidupanmu akan terjamin olehnya dan bisa sedikit meringankan kedua orangtuamu ini"

"Maafkan aku, Eomma. Aku sudah menjadi bebanmu selama ini. Tapi kau terlalu berharap banyak mengenai jalan kehidupanku. Kau mungkin akan mendapati anakmu ini menikah beberapa tahun lagi"

"Pasti banyak pria di luar sana yang ingin menikahimu"

"Eomma, apa kau pikir mencari pasangan hidup bisa semudah itu? Kehidupan saat ini sangat berbeda dengan kehidupanmu dulu"

"Setidaknya cobalah untuk terbuka dengan banyak orang. Kau akan bisa lebih mudah mendapatkan pria yang cocok denganmu"

Chorong mulai terdiam dengan segala tuntutan yang di ucapkan Ibunya sejak tadi. Dia pun menyelesaikan kegiatan makannya dengan cepat dan segera masuk ke dalam kamarnya lagi. Tidak banyak kegiatan yang bisa dia lakukan di rumah. Hanya beberapa peralatan teknologinya saja yang menemaninya untuk mengisi waktu luang selama ini. 

My Boss is My Online BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang