3. Confession

94 19 0
                                    

Proses wawancara kerja yang sejak tadi ditunggu oleh beberapa orang akhirnya di mulai. Perusahaan besar itu mengadakan kegiatan wawancara di ruangan lantai 2 nya. Sudah terdapat beberapa kepala bagian yang duduk sejajar untuk menanyakan beberapa hal terkait lamaran para kandidat hari ini. Mereka berpenampilan sangat rapih dan sangat mencirikan identitas perusahaan yang mereka tempati itu. Satu per satu kandidat mulai dipanggil untuk mengikuti proses yang telah dijelaskan sebelumnya. Kebanyakan merupakan pria dan wanita yang baru saja lulus dari Universitas dan berharap mendapatkan pekerjaan di sana. 

"Mereka terlihat sangat muda. Apa aku pantas bersaing dengan mereka di sini?" Kekhawatiran Chorong terus berlanjut saat memperhatikan penampilan serta persiapan beberapa orang yang duduk di sekitarnya. 

Wanita itu mulai merasa ragu mengenai kemampuannya sendiri untuk lolos dalam kegiatan wawancara hari ini. Dia juga baru pertama kali mengikuti wawancara secara langsung setelah sebelumnya hanya menunggu kepastian dari perusahaan lain melalui balasan surat elektronik di rumah. 

"Selanjutnya, Park Chorong, silahkan masuk ke dalam"

Dia tidak menyangka akan mendapatkan nomor urut awal hanya karena datang lebih awal tadi. Jadi Chorong segera mengikuti instruksi yang diberikan oleh salah satu karyawan di sana dan segera beranjak dari tempat duduknya.

Pintu ruangan lain dibukanya dan suasana hening didapatnya sekarang. Terdapat lima orang yang sepertinya orang-orang penting di perusahaan dan sudah menempati kursinya masing-masing. 

"Silahkan duduk" 

Chorong merasa seperti akan di adili karena harus berhadapan seorang diri di ruangan luas itu. 

"Kau berusia 30 tahun beberapa bulan lagi. Kebanyakan dari kandidat yang mendaftar merupakan usia dibawahmu" Ucap salah satu pria lebih dulu. 

"Benar. Tapi aku tidak akan kecewa dari hasil wawancara ini nanti"

"Kau terlihat seperti orang yang sudah berputus asa sebelum berusaha. Perkenalkan dirimu terlebih dulu kepada kami" Kali ini giliran seorang wanita yang berbicara dengannya. 

"Namaku Park Chorong. Aku lahir di Cheongju dan lulus dari sebuah Universitas di sana. Pengalaman bekerja ku hanya berlangsung selama 3 tahun karena masa kontrakku habis"

"Pengenalan yang sangat singkat. Kau melamar untuk bekerja di bagian marketing di sini. Tapi pengalaman bekerjamu sebelumnya di bagian administrasi" Ucap wanita tadi lagi. 

"Benar. Aku ingin mencoba sesuatu yang baru dan mempunyai keinginan yang kuat untuk belajar lagi. Jadi kalau kalian menerimaku, aku bisa berusaha keras untuk melakukan yang terbaik di perusahaan ini" Chorong berusaha untuk tidak terlihat gugup. 

"Beritahu kami mengenai yang kau ketahui mengenai perusahaan ini"

Chorong kembali berbicara dan proses wawancara berlangsung lebih lama dari dugaannya. Setelah beberapa menit berlalu, akhirnya dia keluar dari ruangan tadi dengan ekspresi yang sulit ditebak. Bahkan beberapa peserta wawancara lain merasa gugup dengan masih menunggu gilirannya tiba. 

"Jadi, kapan hasil wawancara ini di umumkan?" Tanya Chorong pada salah satu karyawan yang bertugas di sana. 

"Hasil penerimaan akan diberitahukan dalam waktu dua minggu dari sekarang

"Kalau begitu, apa aku boleh pulang sekarang?"

"Nde"

Chorong pun berjalan ke arah lift dan meninggalkan ruangan itu untuk menuju ke lantai bawah. Dia selalu mendapati orang-orang yang mengenakan pakaian rapih dan juga tanda pengenal yang menggantung di leher masing-masing. Kadang hal sederhana itu bisa membuatnya iri dan merasa tidak sabar untuk bisa mendapatkan pekerjaan di sana. 

My Boss is My Online BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang