Flashback
"Bagaimana? Apa kau masih tidak mendapatkan izinnya sama sekali?"
Chorong sibuk mengutak-atik ponselnya saat sudah berdiri di depan gedung kantornya.
"Nde. Dia justru menanyakan keberadaanku sekarang""Jangan di jawab"
"Nde?"
"Kita akan bertemu untuk terakhir kalinya malam ini. Kau bisa mengatakan padanya besok. Lagipula kita hanya akan menghabiskan waktu sebentar saja sekarang"
Chorong merasa ragu namun menyetujui ucapan pria yang sejak tadi berdiri di hadapannya itu. Dia pun segera masuk ke dalam sebuah mobil dan sesekali memperhatikan gedung kantornya sebelum kendaraan itu menjauh dari sana.
"Apa kau tidak merasa tertekan dengan hubunganmu selama ini?" Tanya Luhan sambil fokus menyetir.
"Nde? Apa maksudmu?"
"Kau harus selalu meminta persetujuan dari kekasihmu dan tidak bisa leluasa untuk pergi kemanapun bersama orang lain"
"Aku tidak tahu apa kau bisa melihatnya sebagai tekanan tapi kurasa itu sudah seharusnya dilakukannya karena kekhawatirannya padaku"
"Bukankah itu berarti dia tidak mempercayaimu sama sekali sampai kau harus memberikan laporan mengenai siapa yang kau temui atau mengikuti larangannya untuk menemuiku misalnya?"
Chorong mulai terdiam.
"Aku pernah berkencan dengan wanita pencemburu seperti kekasihmu itu dan rasanya sangat menyiksaku saat mempertahankannya dalam waktu yang lama. Kau akan selalu terpaku pada peraturan yang dibuatnya sendiri. Lama kelamaan kau akan mudah merasa bosan dan mengakhirinya lebih dulu karena tidak sanggup mengikuti keinginannya setiap saat"
"Aku tidak ingin mengakhiri hubunganku sama sekali dengannya. Kami memiliki hubungan yang kuat dan akan segera menikah"
"Kau mengatakannya untuk menghindari pemikiranmu sendiri mengenai ucapanku tadi. Tidak apa, aku tidak bisa mengatakan hal lain selain dari pengalamanku sendiri. Kau juga tidak harus merasakan hal yang sama denganku. Aku hanya membagikan cerita dari apa yang sudah terjadi padaku"
Chorong kembali terdiam dan memilih untuk melihat ke arah jendela di sebelahnya. Suasana malam perkotaan dipenuhi dengan lampu-lampu jalan. Dia tidak tahu kemana mereka akan pergi sekarang karena pria ini hanya mengatakan ingin menghabiskan waktu dengannya sebentar.
"Ku harap kau tidak kecewa saat aku membawamu ke sini" Luhan berbicara lebih dulu saat mereka sudah duduk saling berhadapan di sebuah kedai yang tidak terlalu ramai.
"Tidak apa. Aku juga memerlukan suasana baru dan ini pertama kalinya aku mengunjungi kedai yang berada dekat dengan jalanan besar" Chorong kembali mengalihkan pandangan ke arah lain.
"Makanlah. Aku sengaja memesan tteokbokki kesukaanmu"
Wanita itu mulai memperhatikan makanan di meja namun kedua matanya justru tertarik pada botol minuman yang berada di dekat Luhan.
"Kau memesan itu juga?" Tanya Chorong penasaran.
"Wae? Apa kau tidak bisa minum alkohol sama sekali?"
"Aku hanya sering meminum bir kaleng dan jarang minum minuman botol seperti itu"
"Kalau begitu cobalah. Kau akan tahu seberapa kuat toleransimu pada minuman ini"
Chorong tidak pernah menunjukkan kemampuannya dalam minum, tapi ini pertama kali baginya untuk melakukan hal itu di hadapan seorang pria. Bahkan dengan kekasihnya sendiri pun, dia selalu menghindarinya karena Junmyeon juga tidak terlalu suka dengan minuman beralkohol tinggi.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Boss is My Online Boyfriend
Fiksi Penggemar[COMPLETED] Pertemuan Park Chorong dan Kim Junmyeon di sebuah aplikasi kencan merupakan hal yang baru bagi mereka. Keduanya saling mengenal satu sama lain sampai akhirnya memutuskan untuk menjadi sepasang kekasih. Namun entah karena apa, sang pria m...