Bertemu Dengannya

391 39 11
                                    

Aku membenci keramaian. Namun bila sendiri, aku kesepian.
-Lian


Semilir angin berhembus kencang mengenai surai pajang gadis itu ... berterbangan mengikuti angin. Dinginnya angin menyentuh kulitnya, hingga dia mengeratkan handle coklat yang dikenakannya. Rambut panjang berwarna coklat menutupi wajahnya, di sisi lain tangannya memegang bingkai foto mirip dirinya beberapa tahun yang lalu. Dia tidak sendirian, tetapi bersama orang lainnya yang bisa dibilang keluarganya.

Dia mendongak, dilihatnya langit yang mulai mendung diikuti oleh awan gelap. Air mata gadis itu luruh bersamaan dengan hujan yang turun membasahi kulit wajahnya yang putih nan mulus.

Orang-orang mulai berhamburan ... mencari tempat teduh, guna melindungi diri dari derasnya hujan. Namun, itu tak membuat gadis itu pergi. Tangannya mencengkram kuat foto itu, hatinya mencelos hebat, terasa sesak di dada hingga dia kesulitan bernapas.

Dia menepuk-nepuk dadanya kuat-kuat, berharap sesak itu bisa hilang dari dirinya. Tetapi itu tetap sama. Dia hanya melakukan hal sia-sia, yang akan menyakiti dirinya sendiri.

Ini adalah hari peringatan kematian orang tuanya. Ini adalah hari dimulai kehancuran dirinya. Dia menjadi sosok asing di dunia ini. Sendiri, tak punya siapa-siapa, tak ada yang mengajak bicara, itulah yang dirasakannya dari kecil. Hingga pada akhirnya lingkungannya yang mengubahnya menjadi sosok seperti ini.

Tanpa ia sadari sepasang mata tengah memperhatikannya dari belakang. Laki-laki itu mematung melihat punggung gadis di depannya. Selang beberapa detik dia berbalik ke belakang, menjauh dari sana.

Nama gadis itu adalah Lian Anastasya. Orang tuanya telah meninggal sewaktu dia menginjak umur lima tahun, dikarenakan kecelakaan pesawat. Dia tinggal dengan tantenya dari sebelah ibunya sampai hari ini.

Mereka hanya berdua di rumah besar itu. Tantenya single parents, dia bercerai dengan suaminya karena orang ketiga. Dia memiliki seorang anak laki-laki yang tinggal dengan mantan suaminya dan itu sudah berjalan belasan tahun. Mungkin anaknya seumuran dengan Lian saat ini. Tantenya tak pernah melihat anaknya datang sekalipun, karena selama ini selalu dihalangi oleh mantan suaminya.

Tantenya yang bernama Diana, belum menikah sampai saat ini. Perselingkuhan suaminya kemarin membuatnya trouma memulai hidup baru. Sedangkan suaminya sudah menikah lagi, tetapi dia belum dikaruniai seorang anak. Itu sebabnya dia masih menahan-nahan anaknya.

Jadi untuk saat ini, Diana hanya fokus mengurus keponakannya. Bagi Lian, dia baik, sangat baik, bahkan dia menganggap Lian seperti anaknya sendiri. Tetapi walaupun begitu, akan ada perbedaan saat kita tinggal dengan orang tua dan orang lain meski itu keluarga.

Oh ya, Lian juga memiliki seorang kakak. Namun, kakaknya juga sudah meninggal saat kecelakaan itu.

"Ibu ... aku kesepian ...," lirih gadis itu terisak.


****

Lian berlari di tengah-tengah hujan yang turun dengan derasnya. Sesekali kilat itu terdengar dan spontan dia menutup telinganya.

Sepertinya hujan ini akan lama, tetapi dirinya sudah benar-benar kedinginan. Dia sudah mencari angkutan umum atau semacam taksi. Namun, dia tidak menemukannya di hujan-hujan begini. Jadi dia berniat berteduh di sana---teras ruko yang sudah kosong tak berpenghuni. Dia menghentikan langkahnya dan berdiam diri di sebuah tempat yang tidak dituruni hujan. Dia memegang sisi tangannya yang dingin membeku, tubuhnya sungguh kedinginan. Karena seragam sekolah basah kuyup.

I Love You Mantan Ketiga BelasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang