Ting.
Suara notifikasi dari ponsel Lisa memecah keheningan sejenak di tengah ruang latihan. Seketika, Rose, Jennie, dan Jisoo menghentikan gerakan mereka. Hembusan napasnya masih memburu bersamaan dengan keringatnya yang menetes di pelipis. Tapi, perhatian mereka langsung tertuju pada Lisa yang meraih ponselnya di kursi panjang pada pojok ruangan.
Melihat itu, ketiganya memutuskan untuk mengambil jeda sebentar. Mereka duduk santai di lantai, sambil meneguk air minum dan mengatur napas, membiarkan Lisa memeriksa pesan yang baru saja masuk.
Sehun Oppa (emoticon ayam)
Jaga kesehatanmu ya, Sayang. [7.18 PM]
Aku tidak akan mengunjungimu dalam beberapa hari kedepan. Aku khawatir sasaeng itu masih terus membuntuti kita. [7.19 PM]
Jangan lupa makan. Aku mencintaimu. [7.20 PM]Pesan singkat itu seketika muncul saat Lisa menyalakan ponselnya. Hanya membacanya saja sudah cukup untuk membuat sudut bibir Lisa terangkat pelan, apalagi saat matanya bisa mendapati emoticon bergambar hati berwarna merah di ujung kalimat terakhir Sehun.
Ada kehangatan yang menjalar lembut di dadanya. Sehun benar-benar memperhatikannya, dan itu cukup untuk membuat rasa lelah yang ia rasakan seolah menguap begitu saja.
Namun, senyum di wajah Lisa perlahan memudar sesaat setelah menyadari kenyataan bahwa sasaeng yang dimaksud Sehun adalah Jungkook.
Kepalanya terasa berat, pikirannya kembali dipenuhi kekhawatiran yang belum usai sampai sekarang. Bagaimana jika foto itu benar-benar tersebar? Bagaimana jika Sehun dibenci khalayak ramai karena ketahuan tengah menjalin hubungan dengannya? Lisa menarik napas dalam, mencoba menenangkan degup jantungnya yang mendadak tidak beraturan.
Apalagi, sekarang ia tahu betul seberapa liciknya seorang Jeon Jungkook.
Lisa menggigit bibir bawahnya pelan, mencoba menyalurkan pikirannya yang berlarian kemana-mana.
"Lisa-ya!" panggil Jisoo sambil mengulurkan sebuah minuman botol berwarna biru terang. "Kau butuh lebih banyak mineral agar tetap fit. Minumlah!"
Lisa tersenyum kecil. "Terima kasih, Jisoo Eonnie."
Jisoo mengernyit, lalu menatap Lisa dengan penuh perhatian. "Ngomong-ngomong, wajahmu terlihat sedang banyak pikiran."
"Iya, benar sekali, Eonnie," sahut Jennie cepat, menoleh ke arah Rosé seolah meminta dukungan.
Rosé mengangguk pelan sambil menyilangkan tangan di dada. "Aku juga merasakannya. Lisa, ada apa? Kau terlihat tidak seperti biasanya."
Sebelum Lisa sempat menjawab, dering ponselnya lebih dulu mengambil alih, memecah keheningan di antara mereka dengan suara deringnya yang nyaring.
Jennie melongokkan kepala ke arah layar ponsel Lisa. "Apa Sehun meneleponmu?"
Jisoo ikut bersuara sambil menggoda, "Woah, mungkin dia merindukanmu."
Rosé tertawa kecil, lalu berpura-pura menepuk dadanya sendiri. "Haha! Kalian berdua benar-benar bisa selalu membuatku merasa iri!"
Lisa tersenyum canggung Tak menghiraukan Jennie, Jisoo, dan juga Rose yang masih saja sibuk menggodanya. Ia lalu menunduk, kembali fokus pada ponselnya yang masih berdering di genggaman.
Senyuman itu perlahan luntur, pasalnya telepon yang masuk itu berasal dari nomer yang tidak ia kenal. Bukan dari Sehun, bukan pula dari salah satu anggota keluarganya.
010-2344xxx.
Unknown number.
Alis Lisa berkerut tajam, kedua bola matanya terpaku pada layar ponsel dengan kebingungan. Napasnya tertahan, lalu terembus pelan. Ada jeda sekian detik di kepalanya, pikirannya langsung memproses dan mencari kemungkinan siapa yang ada di balik panggilan ini.

KAMU SEDANG MEMBACA
Haphazard || LisKook
Fanfiction[1st story] - Tahap Reupload Genre : Fanfiction, Romance, Adult. Jeon Jungkook, salah satu anggota dari sebuah boy grup terkenal, BTS, bukanlah Jeon Jungkook ketika tidak ada kamera yang sedang menyorotnya. Image cute, baik, dan berhati lembut bak...