Qiao Mianmian terdiam. Dia juga sedang mempertimbangkan hal yang sama.
[Haruskah aku yang duluan menyapa Mo Yesi? Atau ... pura-pura dia tidak mengenalnya?]
Dia berpikir sejenak dan menebak bahwa Mo Yesi pasti akan kesal jika dia melakukan pilihan kedua. Sebelum selesai memutuskan hendak melakukan yang mana, dia melihat bayangan tepat di depannya.
Dia mendongak dan melihat wajah tampan itu. Matanya yang dingin dan hitam menatap lurus ke arahnya selama beberapa detik sebelum dia mengulurkan tangan, menangkup wajah Qiao Mianmian.
Suaranya dingin, seperti sedikit marah. "Apa yang sudah terjadi disini? Kamu terluka?"
"Aku..." Qiao Mianmian membuka mulutnya.
Sebelum dia bisa mengatakan apa-apa, ekspresi pria itu menjadi lebih dingin. Dia meraih salah satu tangannya dan berkata, "Kamu juga terluka di sini."
Lapisan es tampak menutupi wajahnya. Ketika dia berbicara lagi, suara rendah itu lebih dingin dari sebelumnya. "Siapa yang buat luka ini ke kamu?"
Aura pria itu begitu tidak biasa dan menguasai. Satu demi satu pertanyaannya terdengar seperti interogasi, dan semua orang di sekitarnya merasa sedikit takut. Bahkan gadis-gadis yang sebelumnya begitu bersemangat itu terkejut dengan sikap dinginnya yang tiba-tiba.
Qiao Mianmian juga sedikit takut.
Dia menggigit bibirnya selama beberapa saat sebelum akhirnya berkata, "Aku baik-baik saja kok, ini hanya luka ringan."
Mo Yesi mengerutkan bibirnya dan memberinya tatapan tajam sebelum menggendongnya ala bridal style(1).
Ada orang yang terkesiap.
"Ya ampun, apa yang sedang terjadi? Cowok itu sebenarnya ada di sini karena Qiao Mianmian?"
"Sial, apa itu pacar baru Qiao Mianmian? Dia putus sama Su Ze dan segera menemukan yang tampan lainnya?"
"Jadi, kelompok pengawal yang barusan itu tidak dipanggil oleh Su Ze, tapi pria ini?"
"Kudengar Su Ze mencampakkan Qiao Mianmian karena dia selingkuh. Mungkinkah pria inilah yang berselingkuh dengannya? Jujur, dia memang jauh lebih karismatik daripada Su Ze. Mereka bukan di kelas yang sama."
Semua orang tampak tidak tenang melihat cara Mo Yesi menggendong Qiao Mianmian. Banyak kasak-kusuk bisa didengar.
Jiang Luoli lebih terkejut dari siapapun di sana. Dia memandang teman baiknya, lalu ke Mo Yesi, lalu kembali padanya. "Say, a-apa yang terjadi di sini?"
[Kenapa cowok ini menggendongnya seperti ini?!]
Wajah Qiao Mianmian menjadi merah karena digendong seperti ini. Dia berjuang sedikit, tetapi pelukannya malah semakin erat.
Dia melihat ke bawah dan berkata," Jangan banyak gerak. Kalau tidak, akan ku cium di sini di depan umum."
Qiao Mianmian langsung terdiam.
[Semua orang mengira dia adalah pria yang tidak bisa didekati ... Tapi lihat ini, dia tidak seperti itu! Sekarang gayanya sudah seperti preman yang cari untung!]
"Turunkan aku, Mo Yesi." Wajah Qiao Mianmian sangat panas saat dia memukulnya dengan ringan di dada. "Semua orang menonton, kamu kenapa begini?"
"Memangnya mau apa kalau mereka menonton," kata Mo Yesi lembut, suaranya yang rendah membuat telinganya mati rasa. "Kamu kan istriku. Kalau aku tidak menggendong kamu, aku menggendong siapa lagi?"
"Tapi... aku bisa jalan sendiri."
MUMU's Note(s):
(1) ala bridal style, hayooo siapa yang gatauuuu...
aihh Yesi-a gendong Mumu laaaahhh _(:3 」∠)_
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
