....
Dara berdiri di depan pintu toilet, bersedekap dada dengan ujung kaki yang menepuk-nepuk lantai dengan tidak sabaran.
Bukan dia sedang menunggu giliran, terutama Dara tidak buta untuk melihat tulisan 'laki-laki' yang sengaja dijilid dengan ukuran besar tertempel di pintu, juga ia bukan perempuan gila yang memakai toilet sembarangan. Hanya saja Dara memang sedang menunggu seseorang yang sedang ada di dalam sana menyelesaikan hajatnya dan setelah itu Dara akan meminta bantuannya.
Gadis itu sampai menggigit kuku ibu jari dengan gelisah. "Tuh orang lagi buang air, atau lagi lurusin usus? Lama amat." Dara berdecak kesal.
Tapi tak lama kemudian pintu yang semula tertutup itu perlahan terbuka menampilkan seorang cowok dengan panimpalan badboy berdiri di sana dengan kedua mata membulat, menatap lurus ke arah Dara.
"Hai."
Brak!
Dara terlonjak kaget, saat pintu itu kembali tertutup dengan keras. Ia sampai tidak sadar mengambil langkah mundur.
"Woy lo mau ngintip ya?! Sialan! Mesum lo anjir!" Arta berteriak keras dari dalam, membuat Dara kelabakan terutama setelah melihat tatapan menuduh dari satu orang yang baru saja masuk.
"Enggak kok, gua ... gua ... cuma---"
Pintu kembali terbuka menampilkan wajah menuduh Arta. "Apa? Lo mau apa?!"
Dara terpojok, ketika Arta berjalan mendekatinya.
"Gua ... gua ...." Dara menggigit pipi bagian dalamnya, dan diam-diam mengutuk Sarah dalam hati, karena ia berada di sini itu berkat saran aneh Sarah, dan bodohnya ia mau-mau saja menurut.
"Apa?"
Ini juga si Arta kenapa harus mojokin di dinding sih? Kan kalo ada yang liat bisa bahaya.
"Gua ... mau minta bantuan lo," ujar Dara pada akhirnya, yang kemudian disambut dengan wajah penuh tanda tanya oleh Arta, juga untungnya cowok itu sudah tidak mengukung Dara lagi sehingga ia bisa bernafas dengan lega.
"Bantuan?" Ia fikir gadis ini akan menembaknya seperti kebanyakan gadis lainnya, tapi dengan cara yang lebih anti meansterm, di depan toilet.
"Ini, tolong kasih ini ke Julian." Dara menyodorkan sebuah surat berwarna biru yang ia keluarkan dari saku seragamnya ke depan dada Arta.
Arta mengangkat alis. "Untuk apa?"
"Kasih aja," balas Dara. "Gua pergi dulu, bye and makasih." Gadis itu berlalu dari sana dengan langkah terburu-buru, seperti baru saja melihat hantu gentayangan.
Sedang Arta hanya memandang punggung Dara yang kian menjauh dengan tatapan tidak habis fikir.
"Cih melarikan diri."
❤❤❤
Dara masuk ke dalam kelas menghampiri Sarah yang tampak sibuk berselfie ria di depan kamera bersama dengan Rion si Raja Tiktok.
"Sarah!" teriaknya yang mengundang perhatian hampir seluruh penghuni kelas. Tapi diabaikan oleh Dara, saat ini tujuannya hanyalah memarahi Sarah, karena telah memberinya saran yang bodoh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Crazy Love
Teen Fiction"Lo ... mau nggak jadi pacar gua?!" Karena terlalu gugup Dara tanpa sadar berteriak keras. Sedang cowok bersepatu convers itu hanya dapat mengerjapkan mata terkejut atas tindakan gadis di depannya ini barusan. Apa baru saja ia ditembak? Oleh seoran...