Yunho menelusuri lorong rumah sakit dengan kaki yang bertatih tatih. Kaos yang ia pakai telah robek dan juga badannya sudah penuh dengan luka lebam. Tersenyum getir ketika tadi ia tak di bolehkan masuk oleh satpam baru yang tak mengenalinya dan untung saja salah satu perawat di rumah sakit ini mengenal dirinya dengan tatapan iba. Perawat tadi memperbolehkannya masuk
Yunho telah sampai di depan ruang operasi. Di sana sudah ada Yoochun Junsu dan juga orangtua Jaejoong. Kini matanya beralih kepada wanita yang sangat ia kenali hingga wanita tersebut berbalik dan tersenyum padanya. Kini senyuman itu luntur berganti tatapan khawatir yang di layangkan untuk Yunho. Wanita tersebut langsung menemui Yunho dan meraba wajah Yunho dengan lelehan air mata.
"Astaga anakku, ada apa?" Pekik Taehee khawatir ketika ia tadi mendapat kabar jika sang mantu terjadi kecelakaan kecil dari anak cantiknya. Sedari tadi ia menunggu Yunho di rumah sakit ini tetapi anak itu tak kunjung datang dan setelah kedatangannya malah apa yang ia lihat sekarang? Yunho penuh dengan luka "siapa yang melakukan ini semua hiks..."
Yunho tersenyum lalu menggeleng tanda ia tak apa-apa. Tetapi sebagai ibu ia merasa sangat khawatir kepada anak yang membencinya ini. Ia terus saja menangisi anaknya. Wajah lembutnya tersentuh oleh tangan besar Yunho, air matanya terus mengalir hingga tangan Yunho membendung aliran air mata Taehee. Tetapi semakin Yunho memberi perhatian seperti ini maka tangisan itu terus mengalir.
"Sudah aku katakan Eomma, aku tak apa. Tolong jangan menangis...." Tangan yang bergetar itu terus membendung air mata Taehee membuat semua orang yang menatap Anak ibu ini juga ingin mengeluarkan air matanya. Mr.kim ikut meneteskan air matanya, ia jadi ingat bagaimana ia membentak Jaejoong dulu.
"Kau memanggilku eomma?" Yunho mengangguk. "Terimakasih Yunho-ah terimakasih hiks... Aku janji akan menjadi Eomma yang lebih baik lagi..." Dan sekali lagi Yunho memangguk
"Apa Mr.Yunho sudah datang?" Dokter yang baru keluar dari bilik pintu rumah sakit tersebut langsung mencari Yunho. Yunho melepas tangannya dari wajah ibunya dan langsung menghampiri Dokter tersebut.
"Aku Yunho dok, ada apa?" Dokter itu tersenyum lega.
"Sedari tadi Jaejoong memanggil namamu tuan. Cepat temui dia." Senyum Junsu dengan tulus. Yunho mengangguk lalu dengan segera ia masuk ruang operasi itu.
"Rasanya aneh" Junsu menggaruk lehernya yang tak gatal. Jujur ini pertama kalinya ia berbicara santai dengan Yunho. Yoochun yang melihatnya langsung tersenyum dan mengucapkan kata bangga pada kekasihnya.
Memang kenyataannya semuanya terasa aneh seseorang yang biasa ia benci menjadi pembaik seperti ini. Memang sangat aneh dan mungkin ia merasa kasihan padanya. Ya mungkin
.
.
."Nerd, kau kenapa. Ada apa dengan wajahmu?" Jaejoong semakin panik ketika melihat Yunho yang datang dengan luka lebam di mana-mana. Apa lagi perutnya masih sakit akibat benturan tadi, dan untung saja Taecyeon dan untuk membantunya. Ia tak ingin terjadi apa-apa pada bayi yang ia benci dulu
Kini matanya mengalirkan air kebencian Yunho dengan memegang wajah Yunho. Bahkan dulu ia selalu memukulnya hingga luka di sekujur tubuhnya. Tetapi ia tak merasa iba sama sekali, sekarang? Ia sakit melihat Yunho seperti ini
"Jae dengar, aku tak apa dan tolong jangan menangis lagi" Jaejoong menggeleng, ia masih menangis dengan mengucapkan kata maaf kepada Yunho untuk segalanya dan juga ia hampir saja membunuh anaknya.
"A-aku h-hampir membunuhnya hiks... A-aku t-takuk mereka tiada Yun.. apa yang ku lakukan tadi hiks..." Yunho menggenggam tangan Jaejoong agar Jaejoong tenang. "Aku menyesal hiks .."
"Tolong tenang Jae, aku yakin anak kita kuat hm. Lalu, apa yang terjadi?" Jaejoong meringis ketika perutnya terasa nyeri lagi. Ia memegang perutnya dan juga Yunho ikut memegang perut Jaejoong. Entah dari mana kenyamanan ini terjadi, perut Jaejoong tiba saja tak merasakan kesakitan lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jung Nerd (YUNJAE) END
Teen FictionNamja Culun itu mencintai sosok namja manis yang terkenal kecantikan dan kemanjaannya, atau bisa kita kategorikan Kenakalan remaja. Bukan cinta yang ia dapat, hinaan dan kebencian selalu ia dengar dari teman-teman kampusnya termasuk seseorang yang i...