J.N 06

1.5K 127 13
                                    

Ini masih jam 3 pagi Mata Yunho terus berkedip bingung karena ia merasakan kenyamanan tidur dari pelukan seseorang, ia tidur di kasur dan di peluk oleh Jaejoong erat.

Ia yakin jika dirinya ini sedang bermimpi

Tetapi suara dengkuran halus dan pelukan ini sungguh nyata, kini ia memberanikan untuk mencubit pipi tirusnya dan oh itu sakit, jadi itu artinya nyata.

NYATA? WTF

Ia menatap Jaejoong yang tertidur dengan melototkan matanya tak percaya. Yang ia pikirkan sekarang bagaimana bisa ia di perbolehkan tidur di ranjang Jaejoong? Bukankah ia jijik pada dirinya sebagai Yunho?

Yunho masih memikirkannya dengan tak berkedip melihat wajah halus Jaejoong. Jaejoongnya sangat cantik dengan sedikit buncit di perutnya. Hingga dirinya di kagetkan dengan suara dari bibir cantik tersebut.

"Aku tak mau kau sakit, bagaimana nanti aku mendapatkan uang jika kau sakit" Ucapan halus itu membuat hati Yunho berdesir. Jaejoong mengucapkannya dengan menutup mata dan memeluk dirinya erat. "Tadi malam kau menggigil jadi aku memelukmu."

Jaejoong melepas pelukan itu, tetapi tangannya di cegah oleh Yunho. Yunho memiringkan badannya dan ikut memeluk Jaejoong. Awalnya Jaejoong memberontak tapi sialnya ia tak bisa melawan tubuh Yunho.

"Lepas, atau aku...."  Jaejoong langsung berhenti berbicara ketika mendengar Yunho yang mendengkur, secepat itu dia tidur. Ah mungkin badannya yang panas bisa membuat ia cepat tidur, Jaejoong tersenyum lalu membalas pelukan Yunho. Ia akui juga pelukan Yunho sangat nyaman hingga dirinya bisa tidur dengan tenang.

.
.
.

"Apa yang harus aku masak?" Jaejoong mengetuk pintu kulkas ketika dirinya yang kebingungan mencari bahan apa yang akan ia masak pagi ini. Terus mengetuk hingga ia menemui kaleng ikan yang tertata rapi di pinggir kulkas. Ia tersenyum lalu mengambil kaleng tersebut.

"Rasanya akan beda jika aku masak lagi. Aku harus menambahi tomat dan juga cabai sedikit di sini. Atau tidak menambahinya dengan mie? Oh tidak, aku tak ingin dia sakit perut karena makanan yang aku campur." Kepalanya menggeleng lucu, lalu kini ia berjalan ke arah kulkas bergambar gajah tadi untuk mengambil sayur salada dan juga tomat untuk ia masak pagi ini. "pasti Yunho menyukainya." Senangnya.

Jaejoong di sibukkan di dapur dengan tangan yang penuh aroma masakannya. Padahal jika di rumahnya dulu ia akan berteriak jika menemui tangannya yang kotor sedikit saja, padahal aslinya ia sangat pintar untuk memasak sebelum trauma yang ia dapat. Tetapi tidak dengan pagi ini, ia terlalu bersemangat untuk memasak agar Yunho bisa memakan masakannya. Ia yakin jika Yunho sangat menyukai masakannya. Karena ini pertama kalinya ia memasak untuk Yunho

Semua makanan tertata rapi di meja makan. mata Jaejoong berkedip di area pinggir Meja makan untuk mengontrol apa yang ia lakukan pagi ini?

Bangun dari pelukan Yunho dan bersemangat untuk memasak buat Jung Nerd itu. Dan ia masih mempunyai pikiran akan berangakat ke kampus bersamanya?

Ia rasa otaknya mulai hilang karena Yunho.

"J-jae" suara serak Yunho mengagetkannya dari acara lamunannya tadi. Ia tersentak lalu menatap Yunho dengan tatapan seperti biasanya. "apa kau yang memasak semua ini? Aku tak ingin kau kelelahan Jae"

"Tidak, aku memasak ini karena anakmu menginginkannya. Jika kau ingin, kau juga boleh memakannya karena aku juga tak akan habis memakan semua ini. Ingat! Anakmu yang menginginkannya" Yunho tersenyum kini ia menghampiri Jaejoong membuat Jaejoong menelan ludahnya gugup. Aura Yunho pagi ini sangat berbeda hingga jantungnya berdetak tidak normal. Yunho mengikis jarak di keduanya, jantung jaejoong semakin tak normal dan entah setan dari mana ia menutup matanya membuat Yunho tersenyum hingga suara kursi mengagetkan Jaejoong dari acara menutup matanya. Yunho sudah tak ada di depannya dan kini ia di suguhi Kursi yang terbuka, maksud dari Yunho adalah menarik Kursi untuk Jaejoong

Jung Nerd (YUNJAE) ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang