"kemana saja kau tck" Yunho tersenyum lalu duduk di pinggir ranjang rumah sakit. Ia melihat Jaejoong lalu mengambil tangan Jaejoong dan mengecupnya. Jaejoong tersenyum malu. Dengan segera ia beranjak menemui kedua anaknya yang berada di kotak samping ranjang Jaejoong lalu mengecup jidat jabang tersebut. Ia tersenyum anaknya pasti sangat tampan nanti saat dewasa. Ia kembali duduk di samping Jaejoong
"Aku habis mengambil kerjaan lembur untuk mengambil cuti besok karena aku ingin mengurus kepulanganmu di rumah kita" Jaejoong mengangguk paham, ia mengelus wajah Yunho dengan damai. Lalu tiba saja ia membuka kaca mata Yunho dan juga ia menaikan rambut Yunho. Dan betapa indahnya Yunho seperti ini. Dengan segera ia menggeleng lalu menutup jidat dan memakaikan kaca mata Yunho kembali. Ia tak mau merubah Yunho menjadi tampan seperti tadi, bisa saja nanti banyak Yeoja atau Uke mendekatinya dan saat itu juga pasti Yunho akan menjauhinya
"Ada apa hm?" Jaejoong menggeleng membuat kernyitan bingung kembali lagi di dahi Yunho. Ia menghela nafasnya lalu mencium kembali tangn Jaejoong. "kau tahu bukan aku sangat-sangat mencintaimu" Jaejoong mengangguk lagi. Ia tahu sangat-sangat tahu lalu ia menepuk ranjangnya untuk Yunho tidur di ranjang tersebut. Dan itu juga sudah kebiasaan Jaejoong agar Yunho tidur di sampingnya
"Bagaimana nanti jika aku tak ada di sampingmu atau di dunia ini. Bagaimana jika nanti aku melup..."
"Apa kau ingin pergi dari kita?" Yunho menggelengkan kepalanya, ia tak mau melakukan itu tetapi ia juga tak bisa melawan orangtuanya demi kebaikannya. "Lalu kenapa kau berucap seperti itu? Kau tahu bukan aku sangat membenci ucapanmu tadi" Yunho mengangguk
"Ingat, kau tak boleh pergi dariku" Jaejoong mengelus wajah Yunho lagi, kini mata Yunho sudah tak terisi oleh kaca matanya dan Jaejoong bisa leluasa melihat mata musang Yunho. "Jika kau berani pergi, maka aku juga memaksa ikut pergi denganmu. Kau sudah membuatku segila ini Yunh, aku benar-benar sudah terperosok olehmu"
"Aku tahu karmamu adalah mencintaiku" Canda Yunho membuat decakan dari mulut Jaejoong keluar.
"Kau tak boleh mengatakan itu lagi, ada kedua anak kita jika nanti aku pergi dari hidupmu setidaknya ada dirimu yang mencintai anak kita" Jaejoong menggeleng, kini tiba saja cairan bening itu keluar dari mata indahnya. Ia tak mau kehilangan Yunho. Yunho membendung cairan tersebut dengan tangan yang bergetar. Ototnya sudah sangat lemah karena penyakit Kanker otak yang ia alami semkin berkembang di otaknya.
"Berjanjilah padaku untuk hidup bersama anak kita" jaejoong mengangguk di iringi tangisan kecil.
"Kau juga harus berjanji untuk tetap hidup bersamaku dan juga anak kita" Yunho mengangguk, ia juga menginginkan itu
"Bagaimana nanti jika chang..." Yunho menghentikan acara bicaranya. Bahkan penyakit itu sudah menggerogoti daya ingatnya. Ia tak mengingat nama anaknya sama sekali sekarang. Bibirnya juga terasa sangat kelu untuk bicara membuat Jaejoong yang tadinya menangis dengan memejamkan matanya langsung menodongkan wajahnya melihat Yunho yang kesusahan bicara.
"Ada apa Yun? Hei, kau kenapa?"
"A-aku tak apa" gagap Yunho yang sangat kesusahan bicara. Jaejoong kini membulatkan matanya kuat saat ia melihat darah amis itu keluar dari hidung Yunho. Dengan segera ia ingin memencet bel tanda jika membutuhkan bantuan buat pasien. Yunho yang melihat itu langsung menghentikan Jaejoong dengan gelengan. Tentu saja Jaejoong menolak tetapi cengkraman Yunho membuatnya langsung berhenti.
"Kenapa kau menghentikanku Yun? Hidungmu berdarah hiks..." Yunho menggeleng lagi lalu dengan segera ia mencium bibir Jaejoong membuat ciuman itu menghentikan acara tangisan dari Jaejoong. Jaejoong membersihkan darah yang keluar dari hidung Yunho dengan tissue yang ada di nakas. Sekrinya darah tersebut tak keluar ia langsung membenamkan wajahnya di dada bidang milik namja nerd ini
KAMU SEDANG MEMBACA
Jung Nerd (YUNJAE) END
Teen FictionNamja Culun itu mencintai sosok namja manis yang terkenal kecantikan dan kemanjaannya, atau bisa kita kategorikan Kenakalan remaja. Bukan cinta yang ia dapat, hinaan dan kebencian selalu ia dengar dari teman-teman kampusnya termasuk seseorang yang i...