—Juni 2012, Masa Orientasi SMP Bentala Raya
"Ayo, ayo sekarang berbaris sesuai kelompok yang sudah ditentukan. Satu kelompok bikin dua banjar. Yang perempuan di sebelah kanan, yang laki-laki sebelah kiri."
Ana berjalan ke barisan kelompok pink —kelompoknya yang berada di sudut kanan lapangan. Lalu berdiri dengan perasaan nggak nyaman di tengah barisan anak perempuan di kelompok pink.
Nggak ada satu orang pun yang dia kenal di dalam kelompoknya ini, sedangkan Sia -sahabatnya berada di kelompok lain. Ana nggak pernah berpisah dengan Sia sebelumnya.
Tiba-tiba anak perempuan yang berdiri di depannya menoleh, mengulurkan tangannya yang langsung disambut oleh Ana. "Hai, gue Kinan."
"E-eh iya.. Hai, aku Ana."
"Lo dari sekolah mana?" tanya si anak perempuan tomboy berponi rata kuncir kuda itu, Kinan mengingatkan Ana pada Rachel yang diperankan Yuki Kato di Heart Series.
"Untuk kelompok yang belum giliran di cek bisa duduk terlebih dahulu!"
Ana menjawab sambil mengikuti instruksi dari panitia. "SD di Bentala Raya juga, Kinan dari sekolah mana?"
"Buset.. Nggak bosen apa ya, sekolah di sini lagi. Ini aja Mami gue yang repot nyuruh masuk sekolah di sini." ucap Kinan menggeleng heran, sedangkan Ana hanya terkekeh. "Pokoknya ntar di kelas duduk sama gue, ya, Na." tutupnya sebelum kembali duduk menghadap ke depan.
Kayaknya Kinan ceriwis deh, bisa imbangin aku yang pendiam. Pasti seru.
Panitia masa orientasi mulai berkeliling mengecek kelengkapan atribut yang dikenakan peserta. Dengan peringatan kalau panitia mendapati ada satu peserta di dalam kelompok yang atributnya nggak lengkap akan ada hukuman untuk kelompok tersebut. Yang menurut Ana, mana bisa begitu padahal yang salah hanya satu orang kenapa semua yang dihukum. Dia menggerutu dalam hati sambil menunduk mengecek atributnya sendiri.
Ana selesai mengecek atributnya, sudah lengkap. Dia menoleh pada anak laki-laki di samping kirinya, kepalanya menunduk dan matanya terpejam membuat Ana terkikik pelan. Ana meneliti atribut teman kelompoknya itu, ternyata lengkap.
Anak nakal ya? Tapi dia rapih, kok? Apa bandelnya setengah-setengah gitu kalik, ya?
Melihat panitia hampir selesai mengecek kelompok hitam yang berbaris di samping kelompoknya, Ana menepuk-nepuk pundak teman di sampingnya itu agar bangun karena mereka harus kembali berdiri saat tiba giliran kelompok mereka untuk pengecekan.
Anak laki-laki itu mengusap wajah mengusir rasa kantuknya lalu menoleh dengan ekspresi bertanya, Ana menjawab dengan dagunya menunjuk ke arah panitia. Yang kembali dijawab dengan anggukkan dari anak laki-laki itu.
💌💌💌
Setelah situasi yang cukup tegang, hukuman untuk kelompok yang melanggar, serta teriakan perintah dan omelan dari panitia usai. Panitia dari perwakilan guru pun mulai mencairkan suasana, para peserta diajak untuk berjabat tangan sembari berkenalan dengan teman-teman di dalam kelompok masing-masing.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Letter
Teen Fiction[Song Series 0.1] 'Worrying all night about my bad handwriting, which is about as bad as how I express my feelings. I try to sincerely express myself but I can't get it out. I try to wrap my head around this all night but I can't deliver my feelings...