0.9 Usaha Yeonjun

133 46 19
                                    








Yeji yang baru ingin masuk ke dalam ruang OSIS jadi menahan jemarinya ketika ingin membuka pintu putih di depannya.

Ia mengernyitkan alisnya, seperti mengenali suara pemuda yang ada di dalam.


"Yaudah terserah elo aja. Gua kesana hari ini. Kan dibilang lebih puas anjir kalau hari ini juga kata susternya."

Yeji jadi makin mengernyitkan alisnya karena semakin jelas mendengar suara dari balik pintu. Saat ia masih diam dengan posisi tangannya yang masih di gagang pintu, dari arah dalam, pintu di tarik yang membuat Yeji jadi melotot kaget karena ikut tertarik.

"Eh?"

Selanjutnya pemuda yang tadi suaranya Yeji dengar dengan cepat memutuskan sambungan di telepon-bodo amat sama si penelpon yang pasti bakal mencak-mencak.

Yeji jadi mundur beberapa langkah karena tadi saat ia tertarik jarak mereka jadi cukup dekat, "ngapain lo disini?" tanya Yeji berusaha bertanya duluan.

Yeonjun menggerling curiga, "elo nguping ya?" bukannya menjawab pertanyaan Yeji, Yeonjun malah bertanya balik yang membuat Yeji mendelik.

"Nggak. Gua baru dateng."

Ya, walaupun emang sebenarnya Yeji jelas-jelas mendengar suara pemuda itu. Tapi, kalau di iyain pasti Yeonjun makin berisik.

"Padahal kalau denger juga nggak papa." sahut Yeonjun kecil membuat Yeji akhirnya mendorong kecil pemuda itu agar dirinya bisa masuk.

Yeonjun jadi mengikuti, melangkah masuk kembali ke ruang OSIS.

Yeji yang sudah mengambil buku cover hijau tua itu jadi menghadap ke arah Yeonjun, menelisik pemuda itu, "sekarang ruang OSIS jadi tempat bolos ya?"

Yeonjun terkekeh pelan, "gua nggak bolos. Tadi nemenin Yeri kesini, anaknya malah udah duluan ke kelas."

Yeji diam saja, tak menyahuti jadi melangkah ke luar ruangan. Yeonjun yang tersadar jadi mengikuti kemudian mengeluarkan sesuatu dari saku celananya, "eh iya. Nih gua balikin." katanya sambil menyodorkan pulpen berwarna merah.

Yeji menoleh sebentar, "buat lo aja."

Dan entah kenapa Yeonjun justru tersenyum, "makasih ya." katanya dengan sumringah, masih setia berjalan disebelah Yeji.

Yeji berdeham saja, jadi menuruni tangga diikuti Yeonjun yang masih setia mengekorinya.

"Emang udah nggak ke pake?" tanya Yeonjun saat mereka sudah berjalan di depan koridor perpustakaan, ingin menyebrang ke gedung IPS.

"Gua punya banyak dirumah."

Yeonjun mengangguk kemudian pandangannya jatuh ke buku jurnal hijau yang di bawa Yeji. Sebenernya sih Yeonjun penasaran sebanyak apa nama dia ada di buku jurnal pelanggaran siswa.

"Sini bukunya gua bawain." kata Yeonjun. Yeji mendelik, "nggak." tolaknya membuat Yeonjun meringis dengan senyum bodohnya.

"Nggak Papa. Sini gua bawain." katanya kembali membuat Yeji mendecak, menatap tajam Yeonjun, "lo pikir gua nggak kuat bawa buku satu ginian doang?"

"Lagian elo udah tau masih jam pelajaran, ngapain keluyuran?"

"Lagi jamkos." jawab Yeonjun.

"Yaudah belajar kek elo sana." balas Yeji membuat Yeonjun mengerucutkan bibirnya, "yaudah lah gua ke UKS aja ketemu Kak Irene."

Yeji semakin mendelik, "yaudah sono."

Sambil menaiki tangga di bangunan IPS, Yeonjun memain-mainkan bibirnya. Kembali memutar otak agar mendapat topik obrolan baru.

"Jangan lupa follback instagram gua." katanya masih tak mau menyerah.

Yeji mengangguk. Males banget kalau di enggain pasti Yeonjun makin berisik. Tapi, ya namanya Yeonjun dia orangnya pantang menyerah.

"Usenamenya yeonjun11 ya." lanjutnya membuat Yeji kembali mengangguk.

"Sama jangan lupa lik-"

"IYA. UDAH SONO KATANYA ELO MAU KE UKS."

Yeonjun dengarnya, refleks jadi terlompat kecil, kaget, "buset galak banget. Yaudah gua pergi. Bye Yeji."

Selanjutnya, Yeonjun beneran memutar badannya, melangkah kembali ke arah tangga.

Yeji di tempatnya justru jadi berbalik, memperhatikan punggung Yeonjun dari belakang yang semakin lama menjauh. Dan anehnya, ia jadi tak bergerak, seperti terkena sihir.

Ketika Yeonjun sudah menurini beberapa anak tangga, pemuda itu tak tahu angin dari mana, ia jadi menoleh ke belakang dan melihat Yeji yang sedang melihat lurus ke arahnya.

Yeonjun langsung senyum manis ke Yeji. Yang membuat gadis cantik itu jadi mengerjap, tersadar, kemudian jadi membalikkan badanya, melangkah cepat ke arah kelasnya.






Yeonjun kembali terkekeh pelan, entah kenapa merasa gadis itu sedang salting.



















"Ada kemajuan juga ternyata usaha gua."















"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


a/n:

DOEH TANGAN GUA PEGEL BANGET. INI LAPORAN KEUANGANNYA KENAPA SALAH... cpekk bgt jadi kerja dua kali :')))

males bgt nyimpen draft lama lama, yudh publish aja deh. ini pasti byk typo, mon maap y














#CP : red | yeji × yeonjunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang