0.1 Pulpen Merah

362 94 44
                                    










SMA PELANGI, OKT 2019

Siang itu di hari Kamis pelajaran olahraga. Yeonjun yang niat awalnya ingin ke lapangan jadi ditarik paksa Bu Yoona untuk remedial mata pelajarannya.

"Bu, tapi kan ini lagi jam olahraga," melas Yeonjun. Bu Yoona di depannya melengos tak percaya, "Pak Taeyanc kan nggak masuk. Lagian kamu udah berapa kali ibu suruh buat minta remed, malah nggak nyamperin ibu, mau nilai rapot kamu di bawah KKM?" tanya Bu Yoona mendadak jadi galak.

Yeonjun menggeleng lemah, merasa tak bisa membatah, karena nilai rapot dibawah KKM sama saja artinya tinggal dikelas. Dalam hati ia merutuk sebal karena nggak bisa ikut gabung bareng yang lainnya di lapangan. Padahal hari ini ada pertandingan internal di kelasnya.

"Yaudah kamu ikut saya keruang guru," titah Bu Yoona. Yeonjun yang sudah pasrah jadi menurut.

"Kamu pilih 5 soal buat dikerjain. Waktunya sampai bel istirahat," jelas Bu Yoona menyerahkan lembar soal. Yeonjun mengangguk, jadi duduk dikursi depan Bu Yoona.

Yeonjun menyerngitkan alisnya. Merasa pulpennya nggak ada di saku kanan dan kirinya. Perasaan tadi pagi dia baru beli pulpen, masa sekarang udah ilang lagi aja.

Bu Yoona yang merasa Yeonjun belum juga mengerjakan soalnya jadi menyerngitkan alisnya, "ngapain kamu?"

Yeonjun mengangkat mukanya jadi menyengir, "bu, kayaknya pulpen saya ilang deh," jawabnya.

"Gimana sih kamu? pulpen saya cuma satu, lagi saya pake juga lagian"

"Yaudah bu pas istirahat aja ya remednya," usul Yeonjun yang membuat Bu Yoona menggelengkan kepala, tak percaya.

"Yaudah istirahat aja," jawab Bu Yoona yang langsung membuat Yeonjun tersenyum senang, "tapi remednya jadi lisan. Gimana mau?" lanjut Bu Yoona yang kali ini langsung membuat raut wajah Yeonjun berubah.

"Sekarang aja deh Bu, mumpung saya lagi semangat." jawab Yeonjun membuat Bu Yoona kembali menggelengkan kepala percaya. Merasa takjub dengan murid-murid SMA sekarang.

"Yaudah ini saya pinjem pulpen dulu ke temen sebentar." jawab Yeonjun yang sudah bersiap-siap ingin keluar dari ruang guru.

"Lima menit nggak balik, saya kosongin nilai kamu." ancam Bu Yoona. Yeonjun mengangguk patuh, "iya bu siap, nggak bakal sampe lima menit kok." jawab Yeonjun yang langsung keluar ruang guru.

Bu Yoona tuh hafal banget sama tabiat Yeonjun. Dia kalo nggak dikasih tau, bisa-bisa pasti bakal mampir dulu ke lapangan, main sama yang lainnya. Kalo udah kayak gitu, pasti muridnya itu lupa sama remednya.















Yeonjun yang baru keluar dari ruang guru bertepatan dengan Yeji yang juga baru keluar dari ruang kepala sekolah di sebelah kiri ruang guru.

Gak pake lama-lama Yeonjun langsung manggil namanya, "Yeji."

Yeji yang merasa kenal dengan suara berat yang manggil namanya langsung hela nafas. Pasti bentar lagi dia bakal banyak-banyak ngumpat dalam hati.

"Eh pas banget kita ketemu disini," celetuk Yeonjun dengan cengiran khasnya, "gua mau minta tolong dong." lanjutnya. Yeji mengangkat sebelas alisnya, bertanya.

"Gua pinjem pulpen lo dong, sebentar aja." kata Yeonjun dengan kerlipan berharapnya.

Yeji masih dengan wajah bingung. Membuat Yeonjun langsung kembali menjelaskan, "pulpen gua ilang. Padahal baru tadi pagi beli. Terus sekarang gua mau remed. Kalo beli sekarang nggak bakal keburu. Bu Yoona ngasih waktunya lima menit doang. Lagian, masa lo tega liat gua lari-lari capek nyebrangin lapangan. Jadi pinjem ya?" jelas Yeonjun panjang.

Yeji akhirnya merogoh sakunya—karena tak mau mendengar celotehan pemuda itu kembali—memberikan pulpen berwana merah yang tadi ia gunakan untuk memeriksa soal. Namun, berikutnya ia mengernyit, "lo kok tau gua bawa pulpen?" tanyanya menatap curiga.

Yeonjun jadi ikut mengernyit, setelahnya jadi tertawa, "lah iya juga ya? gua asal nanya doang padahal."


Yeji mendelik. Kenapa sih dia ketemu lagi sama cowok aneh kayak Yeonjun gini?


Bawaanya kan jadi pengen delik terus.



"Yaudah gua pinjem dulu ya." jawab Yeonjun akhirnya yang jadi kembali teringat ucapan Bu Yoona barusan.

Yeonjun walau keliatannya cuek sama unsur-unsur sekolah, aslinya mah tetep peduli sama nilai. Ya, soalnya kalo nggak ini bisa-bisa dia nggak naik kelas.

Yeji yang nggak mau lama-lama berurusan sama cowok aneh kayak Yeonjun akhirnya mengangguk.

"Makasih Yeji, nanti makasihnya gua kasih nomor whatapps gua, oke?" jawab Yeonjun kesenangan. Yeji langsung mendelik, "gak butuh. Udah sono lo pergi."

"Oke. Nanti malem gua chat. Bye-bye." jawab Yeonjun masih dengan senyumannya sebelum berbalik melangkah kembali ke ruang guru.





Yeonjun selama mengerjakan remednya sesekali tersenyum kecil, ingat bahwa pulpen yang ia pakai adalah punya gadis yang sedang ia sukai.



Dia kenapa gini doang udah baper sih?









Dia kenapa gini doang udah baper sih?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


a/n:

119. don't forget komen dan vote nya ya. akhirnya ps aku udh kelar ksksksk.







#CP : red | yeji × yeonjunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang