"Tambahkan stok wine yang ini, katakan pada mereka untuk segera mengirimkannya. Kita akan menambahkan uang jika barangnya sampai disini dalam 2 hari"
"Siap bossman"
"Kirim sample ini kepada Ashlan, biarkan dia memilih mana yang dia inginkan kemudian tambahkan ke list"
"Yes, sir!"
"Aku pulang dulu"
"Yes, sir"
Edward sedang memastikan wooden box memiliki segala yang mereka butuhkan untuk sebulan kedepan. Dia harus mengurus semua hal ini karena Ashlan tidak mau ikut repot-repot dengan urusan sepele seperti ini. Setelah hari yang melelahkan berakhir, dia memutuskan untuk membeli makan malam di restauran jepang favoritnya.
Dengan berjalan kaki, Edward menikmati pemandangan sore New York. Sampai di penyebrangan jalan, sambil menunggu lampu berubah hijau, tatapannya tidak sengaja bertemu dengan seorang laki-laki di seberang jalan. Laki-laki itu sedang memperhatikannya dengan ekspresi takut dan terkejut. Laki-laki itu menggunakan topi jadi wajahnya tidak telihat begitu jelas. Edward merasa bahwa orang yang memperhatikannya terlihat cukup familiar.
Apakah aku pernah bertemu dengannya? tanya Edward dalam hati.
Tak lama kemudian lampu berubah hijau, Edward dan orang-orang segera menyebrang tapi orang itu masih berdiri diam tak bergerak sedikitpun. Matanya masih memperhatikan posisi Edward berdiri tadi. Edward memutuskan untuk mengabaikannya, untuk apa aku memperhatikan orang asing?
Setelah berjalan melewati orang itu, Edward pergi ke arah restauran yang ditujunya. Tak lama kemudian dia sampai lalu memesan, tiba-tiba ada sebuah suara yang memanggilnya.
"Mr. Wilhelm?"
Edward berbalik dan menemukan Oliver sedang berdiri di belakangnya.
"Oh, Hi Oliver! We meet again!"
"Yeah, what are you doing here?"
"Emm, I decided to eat my dinner early so, here I'm"
"Mee too, hahaha"
"Bagaimana kalau kita makan bersama?"
"Sounds good, ayo kita cari meja yang kosong"
Akhirnya Edward dan Oliver memutuskan untuk makan malam bersama, setelah selesai makan Oliver bertanya kepada Edward.
"Umm, Sebenarnya aku mau mengembalikan hadiah yang Mr. berikan hari itu"
"Hadiah? Oh, that's fine, take it"
"Tapi..."
"Apa kau tidak suka?"
"I like it so much"
"Bagus kalau begitu, simpanlah"
"Yes, master"
Edward memperhatikan Oliver yang tiba-tiba memanggilnya master lagi. Oliver terlihat malu-malu saat mengatakannya. Edward tahu sekali apa yang diinginkan Oliver.
"You want it, boy?"
Mata Oliver seketika berkilau mendengar apa yang dikatakan Edward. Dia merasa akhirnya kesempatannya datang juga. Dulu, Edward selalu menolaknya meskipun Oliver telah menggodanya berkali-kali.
"Yes, master"
"Good" Edward menatap oliver dengan mata penuh nafsu.
Sudah pukul 7 malam, Mereka memutuskan untuk pergi ke tempat yang lebih private, seperti hotel misalnya. Ketika sampai di tempat penyebrangan tadi, Edward melihat laki-laki itu masih berdiri disana dengan ekspresi yang sama dan memperhatikan tempat yang sama
KAMU SEDANG MEMBACA
MY EX-DOM DADDY (His Daddy Book 2)
Romance"Momma where is papa?" Entah sudah berapa kali Rammy bertanya seperti itu kepada Liam. Anak kecil itu menangis menanyakan papa nya. Liam adalah seorang laki-laki dengan rambut merah alami dan mata berwarna biru seperti warna langit. Setelah hubungan...