CHAPTER 4

4.8K 381 3
                                    

Edward hanya memperhatikan mereka.

Seorang anak kecil yang menahan tangisnya dengan sekuat tenaga. Dari tempat Edward berdiri dia bisa melihat dengan jelas anak kecil itu, tapi dia tidak bisa melihat wajah ayah anak itu karena punggungnya menghadap Edward.

Anak itu terlihat sangat pemberani dan mandiri meskipun usianya masih kecil. Dia telah melihat banyak anak kecil, tapi jarang sekali menemukan anak yang seperti itu. Edward berpikir anak itu pasti bisa menjadi orang besar ketika dewasa.

Ayah anak itu terlihat sangat marah, tapi Edward bisa melihat kekhawatiran yang menyelimuti matanya. Sepertinya anak itu tidak meminta ijin dulu ketika kemari. Beberapa menit kemudian dia menggendong anaknya keluar dari pekarangan foster home ini.

Hari ini, seperti tahun-tahun sebelumnya diadakan christmas party, Edward berencana disini hanya 30 menit kemudian pulang. Tapi saat Edward akan pulang, dia melihat seorang anak kecil dengan langkah tergesa-gesa memasuki pekarangan. Anak kecil itu mengantri untuk mendapatkan kue gratis yang dibagikan kepada orang-orang.

Untuk alasan yang tidak Edward ketahui, anak kecil itu berhasil menyihirnya, membuatnya ingin menatap anak itu terus. Akhirnya Edward tidak jadi pulang cepat.

"Bisakah Ram minta donat saja? momma tidak suka kue ini" ucap anak itu ketika Edward memberinya sekotak kue kacang yang biasanya disukai oleh anak lainnya.

"Baiklah, sebelum uncle kasih donat, bisakah kau mengatakan siapa nama mu?"

Anak itu hanya memperhatikan Edward tanpa menjawab pertanyaannya.

"Kenapa? apa ada yang salah?" tanya Ed penasaran

"Momma bilang jangan bicara dengan orang asing, apalagi memberitahu nama ku"

"Begitukah? hahaha momma mu benar sekali"

Kemudian Edward memberikan sekotak donat kepada anak itu. Dengan gembira anak itu menerimanya.

"Thank you, papa"

Edward terkejut, apa barusan anak ini memanggilku papa?

"Apa aku terlihat seperti papa mu?"

"Aku tidak tau, aku tidak pernah melihat papa"

"Lalu kenapa kau memanggilku papa?"

"Momma bilang, aku bisa memilih siapapun papa yang kuinginkan, momma bilang papa ku adalah orang yang tampan jadi karena uncle terlihat tampan Ram akan mengijinkan uncle menjadi papa Ram untuk sementara"

Edward tertawa sangat keras saat itu, bahkan orang-orang yang berada disana semua memperhatikannya.

"Baiklah, kalau begitu papa akan memberikan dua kotak donat untuk mu"

"Benarkah? Terima kasih papa, momma pasti senang"

Sementara itu sekarang Liam sudah dirumah bersama Rammy. Rammy tidak berani melihat momma nya yang sedang marah jadi, dia hanya menunduk sambil duduk di kursi.

"Rammy kenapa pergi tanpa memberitahu momma?"

"Rammy Cuma mau ngasih kado natal buat momma, kakak yang di toko kue bilang kalau Ram bisa mendapatkan donat gratis disana, jadi Ram pergi"

"Lalu kenapa Ram tidak meminta ijin dulu pada momma?"

"Momma jangan marahh... Ram salah... huwaa...."

Akhirnya Ram tidak kuat lagi menahan tangisnya. Biar bagaimanapun Ram masih kecil. Banyak hal yang bisa membuatnya menangis. Rammy menangis sesegukan, air matanya mengalir deras.

"Baby.. Ram... Shh... jangan menangis sayang. Momma janji gak bakal marah lagi, sekarang jangan nangis ya"

"Huwaaa...M-Momma j-jangan marah... "

"Ssshh... Ram anak baik cup cup, iya iya momma gak marah kok"

"Ram-my cu-ma ma..mau ngasih mom-ma donat..." Ucap Rammy disela tangisannya.

"Baiklah, baiklah, tapi ingat lain kali Ram harus ijin dulu ke momma kalau mau pergi, okay?!"

"I-iya momma, Rammy janji"

"Pinterr anak momma, sekarang udahan nangisnya, kita makan donat yang tadi Rammy bawa"

"Iya, momma"

Rammy mulai memakan donat nya, Dia berpikir bahwa donat itu jauh lebih enak dibandingkan donat yang biasa mereka beli di toko. Tak lama kemudian donat Ram sudah habis, tinggal punya momma nya yang masih setengah.

"Oiya momma, uncle yang tadi ngasih donat baik banget tau, makanya Rammy dikasih dua kotak"

"Benarkah?"

"Iya, momma"

"Apa Rammy udah bilang makasih ke uncle itu?"

"Sudah momma"

"That's good"
Liam melihat putra nya yang sedang memperhatikan donat nya, Liam terkikik dalam hati.

"Ram mau punya momma?"

"Engga, buat momma aja"

"Momma sudah kenyang, gimana nih? apa donatnya dibuang aja?"

"Eh jangan momma, biar Ram bantu momma makan donatnya"

"Okay!"

Akhirnya, Liam masih memberikan donat itu kepada Ram. Meskipun Liam sangat menyukai donat tapi kalau untuk Ram, jangankan donat, hidupnya pun akan dia berikan.

.

.

.

.

.

.

Ini hanya awal Liam, hahaha *ketawa jahat

Jangan lupa vote and komen ya, thanks:')

MY EX-DOM DADDY (His Daddy Book 2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang