Happy reading guys_
Hari Senin
Bagi Bumi hari Senin bukan hari yang menyebalkan seperti kebanyakan orang
hari Senin Bumi anggap seperti hari biasa, gak ada yang namanya kesiangan bangun tidur, gak ada yang bangunin, panjat pagar sekolah karena telat upacara dan lain lain, karena Bumi punya malaikat yang ia panggil Bunda
"Bumi kamu malem kemana sih? Bunda telfon kok gak diangkat angkat" tanya Bunda Anne yang di balas senyuman ngantuk dari Bumi
Dari bangun tidur Bumi udah kena Omelan dari Bunda, sebenarnya sih dari malem, cuma waktu malem Bumi anggap Omelan bundanya itu dongeng yang sangat ekstrim
Ayah? Beda lagi dengan Ayah yang menganggap itu adalah hal wajar, karena dulu Ayah Tian sebelas dua belas dengan Bumi sifatnya saat masih muda
"Aa ntar jemput Enus sama Mas ya" kata Venus yang dibalas Bumi dengan kepala mengaguk aguk dan terus melanjutkan sarapannya
Setelah selesai sarapan ia pamit dan berbisik kepada sang Bunda yang membuat Bunda Anne seharian jadi good mood walaupun disela sela berbisik Bumi selalu menguap, tapi gak papa, Bunda Anne kan lagi baik
"Terimakasih Bunda karena selalu ada buat Bumi, Maaf semalem Bumi anggurin Bunda, Bumi sekarang sadar cuma Bunda saat ini yang bener tulus sayang sama Bumi, Bunda tau? Bunda adalah malaikat terbaik yang Allah kirim buat Bumi"
Kata yang cukup sederhana
_💓_
"HORMATTT GRAK!"
Seperti yang dikatakan pak Budi Minggu lalu, Bumi, Bagas, Adar dan juga Gelpan mendapat hukuman menjadi petugas upacara
Bila didalam kelas empat sejoli itu seperti anak cacingan yang gak bisa diem, pecicilan, emosian, ketawa ketiwi tapi saat ini mereka mengeluarkan aura kepemimpinan yang jarang mereka keluarkan atau nyaris tidak pernah
Bu Prima guru muda berumur 23 tahun yang mengagumkan sosok Adar menatap kagum, tak henti henti ia tersenyum melihat Adar, ah rasanya Bu Prima tambah menyukai sang pangeran sekolah
Tahap demi tahap upacara bendera merah putih sudah terlaksana, saat barisan dibubarkan oleh Bumi, pak Budi selaku guru yang memberikan hukuman itu langsung bertepuk tangan dan menghampiri musuh bubuyatannya dengan senyum bangga
"Nah ini baru anak bapa Budi" kata pak Budi dengan tangan yang menepuk nepuk bahu Gelpan
"Ets sorry nih pak, Gelpandi Allen ini anak yang punya sekolah bukan anak pak Budi" balas Gelpan sombong, maksud Gelpan sih emang bukan sombong cuma ngasih tau fakta doang, tapi yang diterima pak Budi, tetap saja Gelpan sombong
"Gimana pak? kegantengan Ramachandra Adar jadi menambah berkali kali lipat kan? Haha iya pak makasi saya tau saya ganteng" kata Adar yang diiringi ketawa garing yang mampu mengundang banyak mata termasuk Bu prima
"Adarr si gantenggg" panggil Bu prima dengan nada iyuh menjijikan tante
"Duh gawat gue duluan, assalamualaikum pak" pamit Adar yang langsung berlari kencang setelah mendengar suara Bu Prima
"BU PRIMA, ADAR LARI KE KE TOILET !" Teriak Bumi sambil menunjuk Adar yang di balas acungan jempol gede dari tangan penuh lemak Bu Prima
"SEMANGAT BU! AYO TERUS LARI!" teriak Bumi lagi sambil joget joget gak jelas, ceritanya sih lagi jadi cheers leadrenya Bu Prima
KAMU SEDANG MEMBACA
Bumi [ Semesta Pada Masanya ]
General Fiction❝ tentang semesta yang datang lalu pergi tanpa pamit, terimakasih karena pernah menjadi bagian terpenting dalam hidupku ❞ -Bumi Haekal Pradipta ‼️Ini cerita bener bener dari sari sari otak gue yang paling dalam, gue cuma mau bilang, maaf kalo ada ke...