Happy reading_
Bel istirahat sudah berbunyi lima belas menit yang lalu, akan tetapi empat sejoli yang terkenal karena perbedaan satu sama lainnya itu, entah itu sifat, keturunan, ras, dan sebagaianya
siapa lagi kalo bukan Adar, Bumi, Bagas dan juga Gelpan, mereka hanya diam di kelas, melingkar di lantai kelas belakang sambil memakan bekal Gelpan
Sebenernya sih bukan bekal punya Gelpan, tapi itu punya adiknya, ibu nya salah memasukan bekal, dan sudah pasti adiknya yang berumur 9 tahun sedang kelaparan di sekolah
dan Gelpan senang akan itu
makannya ia yang paling semangat saat makan bersama teman temannya
Satu bekal makanan di makan oleh empat orang, satu sendok makan di pakai empat mulut
Bagas sih awalnya ogah ogahan tapi melihat mereka makan begitu sadis dia jadi ngiler sendiri
"Alhamdulillah kenyang" ucap Adar yang diikuti oleh Bumi dan Gelpan lalu disusul dengan suara sendawa dari Bagas
"Tadi aja ogah makan, cih tau nya malah ikut makan" julid Adar dengan tatapan yang benar benar menyebalkan
"Kaya ada yang ngomong tapi gak ada orangnya" ucap Bagas dengan nada terheran-heran, yang disetujui oleh Gelpan
"Setan kali gas, coba lo baca ayat kursi " timpal Gelpan sambil memeluk dirinya sendiri, seolah olah ia sedang merinding
Bumi yang berada di sisi Adar langsung memeluknya dan menepuk nepuk pucuk kepala Adar
"Gak papa mereka gak nganggap lo ada, yang penting gue masih nganggap lo kok" ujar Bumi, yang langsung ditanggapi oleh Adar dengan muka sedih seolah olah ia sedang menangis
"Bumi, gue tau lo lama banget di gantung sama si Hira, tapi Please lo gak boleh belok, semangat ya semangat, lo pasti kuat" kata Gelpan sambil mengepalkan tangannya
Mendengar nama Hira, Bumi jadi ingin menanyakan sesuatu, apa benar suara yang tadi pagi ia dengar itu suara sang pujaan, atau justru orang lain yang hanya mirip saja?
Tanpa sadar Bumi melamun dengan keadaan masih memeluk Adar, yang justru ditanggapi tawaan ngakak dari Gelpan dan juga Bagas
"Tuh kan bener apa kata gue, si Bumi kelamaan di gantung makannya betah meluk meluk si Adar"
"Duh ya ampun kayaknya gue mau oplas muka aja biar jelek, gak cewe gak cowo semua suka gue, ck resiko orang ganteng" ucap Adar dengan badan digerak gerakan agar Bumi sadar dan melepaskannya
"Berisik banget ah lo pada, gue lagi mikir nih" kata Bumi setelah melepaskan pelukannya dari Adar
"Hilih so so an mikir, kaya yang punya otak aja" celetuk Bagas, fix ini mah gara gara kebanyakan main sama Gelpan si Bagas jadi ikut ikutan julid
Dukk
"Dosa gue apa si, dosa gue apa?!"
Gak tau mereka yang emang receh atau emang mereka meresa senang di atas penderitaan orang lain, tapi yang pasti Adar Bagas dan Gelpan tertawa terbahak bahak melihat Bumi terkena lemparan penghapus kayu papan tulis kapur
_💓_
Pulang sekolah Bumi, Adar dan Gelpan tidak langsung pulang ke rumah ke duanya atau biasa di sebut basecamp
Mereka bertiga masih stay di sekolah, soalnya dapet hukuman dari pak satpam sekolah-Yusuf, pak Yusuf nya aja yang baperan padahal Gelpan cuma bilang Pak Yusuf ganteng kalo gak pendek, item, dan borok
KAMU SEDANG MEMBACA
Bumi [ Semesta Pada Masanya ]
General Fiction❝ tentang semesta yang datang lalu pergi tanpa pamit, terimakasih karena pernah menjadi bagian terpenting dalam hidupku ❞ -Bumi Haekal Pradipta ‼️Ini cerita bener bener dari sari sari otak gue yang paling dalam, gue cuma mau bilang, maaf kalo ada ke...