09 | Fisika terlalu mendadak

166 21 2
                                    

Happy reading

"Sore Hira"

"Pagi Bumi bukan sore, kamu nih kebiasaan deh belum minum obat ya " balas Hira dengan nada candaan, Bumi yang menanggapi hanya terkekeh geli

Di pagi hari yang di temani dengan rintikan air hujan, Bumi mengiyakan kemauan Hira semalam untuk menjemputnya

Jadi setelah nganter Nata pulang, Bumi di telfon sama Hira, katanya dia pingin di jemput, karena emang Bumi orangnya baik jadi Bumi iyain aja deh biar cepet

Sebenernya Bumi lagi males ketemu Hira, soalnya dia tuh masih curiga kalo yang di UKS itu suaranya Hira, tapi gimana ya, namanya juga udah cinta, jadi susah buat nolak

"Btw gak pake motor antiknya?"

"Tuker tambah sama si Adar, tunggu tunggu ini telapak tangan kamu di perban kenapa? Luka? Kok gak bilang sih?" Tanya Bumi bertubi tubi sambil memegang tangan Hira lalu menatap mata Hira dalam yang membuat sang empu menjadi tersipu malu

"Kangen banget ditatap kamu kaya gitu, udah lama ya kamu gak khawatir sama aku, akhir akhir ini kamu kayak menjauh" tutur Hira dengan kepala menunduk

"Tolong, jangan tinggalin aku ya" lanjutnya dengan tatapan yang penuh arti

"Masih jam setengah enam, kamu kenapa? Cerita dulu yu, ayo masuk gerimis nih, gak usah malu malu, anggap rumah sendiri" Kata Bumi yang seolah olah rumah yang ada didepannya itu adalah rumahnya

"Ya kan emang rumah aku" balas Hira dengan kekehan lalu menggandeng tangan Bumi untuk masuk kedalam rumahnya

"Loh lukisan baru ya?"

"Iya hehe, kemarin aku ke pameran, waktu keliling keliling liat lukisan ini, karena tertarik aku beli deh "

Bumi yang mendengar balasan Hira hanya diam dan merasa aneh, aneh aja gitu, gak biasanya dia pergi tanpa sepengetahuan Bumi
"Bagus, bareng siapa ke pameran?"

"E-eh emm bareng temen hehe"

"Oh"

"Mau minum apa?" Tanya Hira lalu duduk diseberang Bumi

"Gak usah, sekarang cerita, itu tangan kenapa bisa diperban sekalian ceritain juga, waktu kemarin kamu nyapa aku selesai upacara, kamu langsung kemana? UKS?"

"H-hah? Oh oke, emm hujannya udah berhenti keburu hujan lagi, pergi sekarang aja yu"

-💓-

"Berdua bersama bapakmu mengajarkan ku, apa artinya kegunaan, kekuatan, tajirrr~"

"HAHAHAHA"

"berdua diruang tamu, bersama bapakmu, ditanya punyanya apa ku jawab cinta, diusirr~"

Bukan hal aneh sih bagi Bumi dan penduduk kelas lainnya, kalo setiap pagi pasti saja Adar, Gelpan, dan juga Bagas selalu berulah

Pagi yang mendung dan dingin tidak terasa lagi jika sudah memasuki kelas MIPA 1 ini, semua menjadi cerah, bahagia, dan hangat

Kali ini Adar dan duo babunya sedang mengadakan konser dadakan dengan properti seadanya

seperti sapu seolah olah menjadi gitar oleh Bagas, alat pengepel lantai yang sudah terputus dengan gagangnya dijadikan wig oleh Adar, dan ember cantik pemberian wali kelas belah karena di pukul oleh tangan ajaib Gelpan, ceritanya sih itu musiknya

"AYO GAIS REQUEST MAO LAGU APA" teriak Adar dengan tangan yang membenarkan wig pelan lantai karena menghalangi pandangannya

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 28, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Bumi [ Semesta Pada Masanya ] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang