.
.
.
.
.
Setelah memasukan seragam olahraga dan mengecek sekali lagi sebelum benar-benar menutup tasnya.Hwening mematut di depan cermin rambut panjang sepunggung halus dan berkilau . Wajah dengan kecantikan khas indonesia berkulit bersih bahkan terlalu mencolok untuk orang indonesia.
Sering menarik perhatian jika ditempat umum."Bawa bekal ya hwen,
"Nanti pulangnya sama supir kan,"?
"Oh ya, kapan acara wisuda kamu,? Bunda bertanya sambil menuangkan susu cair ke dalam gelasku , lalu berganti membuat kopi untuk ayah." Dua minggu lagi lhoh bun, bajunya juga sudah beres semua,"
"Tapi sepertinya dua minggu lagi ayah sama bunda ada perjalanan bisnis ke luar negeri,"." Bagaimana bun ,? "Apa bunda tidak usah ikut? Timpal ayah sambil menyesap kopi yang masih mengepul .
"Nanti kita bicarakan lagi ya ayah,".
"Ini bekal nya , bunda masukin ke tas ya."
Aku mengangguk tanda persetujuan.Jalanan belum macet karena kami pergi pagi sekali.
Ku tatap pemukiman jakarta yang padat penduduk . Lagu melirik kesamping ke arah kemudi. Ayah tampak rapih seperti biasa dan mengemudi dengan tenang.
Aku selalu menikmati masa-masa berdua dengan ayah berdua seperti ini, kami mengobrol layaknya teman. Diam-diam menatap wajah ayahku .Oh Tuhan
Aku sayang kedua orang tuaku.
Aku tak pernah sungkan bercerita tentang apapun . Termasuk mau kuliah dimana , jurusan apa , ayah selalu mendukung apapun itu dan beliau lebih tau aku itu seperti apa lebih dari diriku sendiri."Masih ingin jadi dokter juga?.
Aku menoleh cepat, sampai ayah kaget sendiri.
" Menurut ayah bagaimana,? Ucapku ingin tau jawaban ayah."Ayah terserah kamu, asal ditekuni dengan benar-benar ,"
" Apapun pekerjaan didunia ini pasti butuh perjuangan , harus ada yang di korbankan."
"Dan satu lagi , ketika sudah jadi dokter yang berat itu tanggung jawabnya."
"Jangan karena Dhiwang kuliah kedokteran , hanya karena ingin terus deketan jadi kamu nya setengah-setengah , kalau seperti itu Ayah tidak mau membiayai kuliah kamu.""Ihh Ayah , enggak lah lagian masuk kedokteran kan nggak murah,"
"Hwen masih pikir-pikir lagi takut ngecewain semua orang juga, "."Hwen juga ngerti maksud perkataan ayah ,"
"Duh cantiknya anak papa calon mantunya keluarga Adidaya Group."
Aku hanya tertawa menanggapi perkataan ayah dan menghidar saat Ayah akan meraih pipiku.
Ayah kembali fokus setelah lampu hijau menyala di depan kami..
.
.
Aku memasuki kelas yang belum terlalu ramai pagi ini.
Oh iya aku ingat tadi pagi bunda bilang , semalam aku digendong lagi oleh Dhiwang.
Ya ampun , semalam aku benar-benar kenyang . Jadi ya gitu pasti tidur tidak tau tempat.
Aku harus berterima kasih sama Dhiwang.
Aku meletakan tasku di bangku , lalu mengambil handphone di saku depan dan mulai mengirim pesan.Pagi, ❤️
terima kasih sudah menggendong tuan puteri semalam.Send
5menit kemudian.
Pacar ❤️
Iya.Dih ,bales nya singkat sekali pemirsa, sudah lah memang aku berharap dia bales apa ,iya sayangku gitu.
Hwen meletakan handphone tadi ke tempat semula.
Tak lama masuk dua temannya Nana dan ChaCha. Mereka ini sudah dekat sekali berteman dari sekolah menengah pertama dan sampai sekarang .Nana ini orangnya jujur banget, tipe ceplas-ceplos . Apa yang menurutnya benar pasti akan langsung dibicarakan terus royal suka bayarin makan kita.
Kalau ChaCha paling cerdas , gampang baper dan pastinya rasa empatinya besar."Hwen nanti pulang bareng ya , kita sekarang jarang ngumpul lho".
"Iya nih kita main ke rumah nana sambil maraton drakor gimana, ?Aku masih menyimak rencana kawan-kawanku ini. Sambil membuka sebungkus chiki.
"Iya apalagi nanti kita kan nggak kuliah bareng, aku mau di bandung, ChaCha mau ke jogja yang deket sama uti nya.
"Kalian udah fix dengan pilihan kalian ,"?
Wah teman-temanku ini gercep juga ya, aku saja bingung mau kemana."Ya sudah nanti aku ijin ke bunda dulu, bunda taunya aku pulang sama Dhiwang soalnya," aku berkata seraya memasukan chiki ke laci ,setelah seorang guru masuk ke kelas kami untuk memulai kegiatan belajar.
"Mau ke kantin bareng atau aku bawain minum , mau apa?"
"Thanks Na,".
"Air putih aja ya ,aku tunggu disini"Ucapku ngos-ngosan yang di balas dengan anggukan kecil. Lalu sosok mereka menghilang dibalik koridor.
Dari sini aku melihat Dhiwang berjalan menuju kantin bersama teman-temannya.
Teman kelasku sudah berganti pakaian setelah selesai pelajaran olahraga.
Cuma aku , Nana, dan ChaCha . Sengaja terakhir biar tidak sesak dan bau keringan masing-masing siswi.Ku lirik cincin pertunangan kami, begitu bersinar tertimpa cahaya matahari.
Ternyata begitu sulit menaklukan hati seorang Dhiwangkara Adidaya.Sejak kecil aku sudah menyukainya. Dia itu tipe anak penurut , pendiam kalau aku ajak main pasti menolak.
Anak mami lah pokoknya.Tapi aku suka , bangetttt...
Sewaktu orangtuanya datang melamar ku ku kira Dhiwang akan menolak .
Aku menyukainya tapi tidak berharap dia akan membalasnya .
Dia bilang akan mencoba belajar menerimaku bukannya akan lebih mudah karena kami teman kecil , kedua keluarga juga sudah kenal dan dua perusahaan akan bergabung.
Menguntungkan bukan?
Keputusan yang luar biasa memang.
Aku tidak berpikir sampai ke bisnis ayah juga akan berkembang lebih besar.Dhiwang baik padaku , pada ayah , bunda.
Lihatlah dulu anak laki-laki yang cengeng tidak punya teman sekarang berubah menjadi laki-laki yang digandrungi perempuan.
Aku senang Dhiwang telah keluar dari cangkangnya.Hey,..
bukannya orang akan glow up pada masanya.
Tinggal tunggu saja waktunya tiba."Kamu tidak minum es kan hwen ,..?"
Aku mencari asal suara siapa lagi kalau bukan Dhiwang.
Ku sambut air mineral ulurannya dan menenggak nya ."Terima kasih air nya, aku nggak minum es kok tadi nunggu air minum dari Nana tapi sampai sekarang nggak balik-balik."
Ucapku sedikit menggerutu .
Tapi memang lama kok nggak tau Nana tuh ke kantin atau kamar mandi."Panas ya? Sini aku kipasin,."
Ucapnya datar sedatar papan penggilasan.
Lagu mulai mengipasiku dwbgan buku tulis yang dibawanya entah dari kapan."Nana lagi asik ngobrol sama Dito , ".
"Eh, pantes lama terus si ChaCha kemana"?
Semburku tidak terima , aku menunggunya sampai keringatku yang sudah kering muncul lagi. Baik sekali temanku satu itu.
Aku menatap Dhiwang hanya mengedikan bahunya acuh."Nanti pulang sekolah aku mau main ke rumah Nana , ".
"Jadi kamu bebas , seneng kan aku nggak minta anter kamu." Aku berkata lalu meneguk air mineral tadi dan bersiap akan ke ruang ganti."Pulang jam berapa , jangan malem-malem ." Dhiwang ikut berdiri dan mengulurkan tangannya kepadaku.
" Iyaa, paling sampai jam makan malem."
Kami berjalan beriringan sambil aku aktif bercerita dan sesekali Dhiwang merespon ceritaku .
Kami berpisah di koridor .15/02/2021
15:28
KAMU SEDANG MEMBACA
TAPI BUKAN AKU
RomansMenyukai tunanganku sejak duduk di bangku TK , bukankah Tuhan begitu baik. Namun ketika teman kecilku itu tidak menaruh hati yang sama denganku. Aku seperti tertampar, ada yang menohok hati ku tapi tak terlihat . . . "Kembalilah ,".. ucapnya sendu...