Happy reading.
"Pagii"
"Pagi kak senja"
Senja tersenyum tipis, merasa senang saat ucapan selamat paginya selalu dibalas oleh adik kelas maupun kakak kelas yang lewat.
Hari ini gadis itu datang lebih pagi dari biasanya, karna piket dan karna ada tugas yang harus diselesaikan.
Itulah senja, jika drakor dan anime dia tidak akan lupa, tapi jika soal tugas pasti gadis itu akan selalu mengatakan.
'Loh, ada tugas?'
Setiap hari ngakunya gabut, padahal tugas tugas sudah bertumpuk banyaknya.
Jika buku buku itu adalah makhluk hidup, mereka sudah pasti akan menghantui senjana setiap hari.
Berjalan menuju kelas, langkah senja tiba tiba terhenti melihat seorang pengurus kantin yang terlihat cukup kesulitan membawa barang barang bawaannya.
Lantas, gadis itu pun menghampiri.
"Pagi teh lami" tegur senja.
Menoleh, gadis yang mungkin 6 tahun lebih tua dari senjana itu tersenyum, "pagi enja"
"Kenapa atuh teh? Berat??" Ia melirik kardus kardus yang bertumpuk.
"Iya ni, mbak rani belum datang soalnya, teteh atuh gak mampu angkat sendiri" katanya disusul dengan tawaan kecil.
"Yaudah sini senja bantu"
Hendak mengangkat kardus tersebut, tangan gadis itu ditahan oleh lami, dia lantas menggeleng kuat pada senjana.
"Gak usahh, tunggu mbak rani aja"
"Ih tehh, gapapa kok. Kan searah sama kelasnya senja"
Tidak menunggu jawaban lami lagi, gadis itu langsung mengangkat sebagian kardus dan melangkah menuju pintu belakang kantin.
Sementara lami awalnya ingin menghentikan senjana, tapi karna dia juga membutuhkan bantuan, akhirnya dibiarkan saja.
Gedung sekolah masih sangat sepi karna jam baru menunjukan pukul 06.19, hanya ada beberapa cleaning service yang sedang menyapu koridor dan lapangan basket.
"Disini kan teh?"
"Iya, taruh aja disitu"
"Ada lagi gak? Nanti senja bantu angkat" katanya melirik sekeliling, barang kali masih ada kardus yang tertinggal.
"Udah gak ada kokk. Makasih ya senja"
"Ih teteh, iyaaa.. itu doangg kok" balasnya tertawa.
"Nanti jam istirahat kesini yaa, ada menu kesukaan kamu"
Mendengar itu senja berbinar seketika, " Oh yaa?? Teteh simpanin aku se porsi yaa"
"Siapp!! Ahahahaha"
Setelah berpamitan dengan lami, anak itu pun keluar dari dalam kantin, menuju kelasnya tapi terhenti lagi didepan ruangan osis.
Semenjak kejadian arkan menembaknya, sampai hari ini senjana masih tidak mengikuti kegiatan osis, dia bahkan sampai tidak hadir disetiap pertemuan.
Ia masih terlalu malu hanya untuk sekedar bertemu dengan kak arkan.
"SENJA!"
"Buset.." dari suara berat itu senja sudah bisa tau siapa pelaku yang barusan berteriak padanya.
Berbalik badan, dan benar sekali dirinya mendapati raka teman sekelasnya sedang berdiri dengan jarak sekitar 10 meter jauhnya.
"NAPA?!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Sastra Senja | On Going
Teen FictionMeski alaska adalah rumah.. Dia tetap seorang teluk alaska.