pertemuan terakhir Y/n dan Jungkook adalah semasa Y/n masih kecil, lebuh tepatnya saat ia masih berumur 5 rahun.
Saat pertemuan terakhir itu, mereka saling berjanji untuk kembali bersatu suatu saat nanti, tapi entah kapan.
Lalu, apa yang membuat me...
Kau yang Sudah Tak peduli lagi dengan Semua itu, Langsung mengambil Barang-barangmu dan ingin Melangkah Pegi tetapi Ditahan Kembali dengan Sebuah Tangan
Tangan Kekar itu Menahan Sisi Kanan Lenganmu hingga Membuatmu kembali Menoleh Kesal
Y/n : Siapa Kau berani-beraninya Menyuruhku Eoh?! Apa Kau Kedua Orang Tuaku?! (Bentakmu kemudian Langsung Berjalan Mengarah Meja Mina)
Y/n : Maaf Membuatmu Menunggu hanya Karena Makhluk Breng*ek itu. (Ucapmu Sembari Melewati Mina dan langsung Duduk disana)
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Author : Anggep itu Y/n
Mina yang mendengar itu hanya Tertegun Diam dan Langsung Bergegas ke Tempat duduk Mu untuk Menghindari Tatapan Mematikanmu itu
Pelajaran Berlanjud hingga Jam Istirahat Makan Siangpun Datang. Semua anak Langsung Bergegas Keluar Kelas. Tetapi itu seolah Tak berlaku denganmu.
Kau hanya Duduk DiKursi Mina sembari Meng-Fokuskan Perhatianmu Kepada HP mu. Hingga Perhatianmu Terhentikan Ketika Ada sebuah Tangan Yang menutup Layar HP mu dengan Tangannya.
Kau yang Merasa Terganggupun langsung Menatap Tajam Pemilik Tangan itu.
Sang pemilik Tangan Itu adalah Lisa. Sedari Tadi Lisa benar-benar Kehabisan Cara agar Kau meninggalkan Kelas. Setidaknya agar Mereka Dapat Menjelaskan sesuatu Padamu
Lisa : Y/n.. (Ucapnya Lembut dengan Raut wajah Cemas dan Takut)
Y/n : Pergi. (Ucapmu Dingin)
Lisa : Tapi Y/n- (Terpotong)
Y/n : Apa kau Sudah Tak punya Telinga? (Tanyamu dengan Tatapan Tajam yang sedari tak Luntur dari Tatapanmu)
Lisa : Y/n.. Kuharap Untuk Sekali ini Saja, Ijinkan Kami menemuimu agar Kami bisa Menjelaskan Semuanya..
Mendengar Semua itu, Y/n sudah Sangat-sangat Muak. Seolah Semua Kesabaran yang Tersisa dan Amarah yang Sedari Kau tahan Sudah Begitu Penuh Dihatimu dan Sudah Tak sanggup Kau bendung Maupun Kau tahan
Kau langsung Berdiri Dari Tempat duduk mu dan Langsung Menggebrak Mejamu. Tak Peduli lagi dengan Perban dan Rasa Perih yang masih ada Ditanganmu akibat Pecahan Kaca yang Kemarin.
Kau seolah Tak merasakan Sakit Sedikitpun, Karena Semua Sakit yang Ada di Hati dan Pikiranmu jauh lenih Sakit dari Luka yang ada Ditanganmu
