Edisi
Short story
•••
"INI APA?!"
"Ini kopi dangdut,"
"Huaaaa kabur!" Bisa-bisanya Fiki melucu ketika ditanya Shandy, sementara abangnya itu masih mengejar Fiki dengan tangan kanan yang memegang foto wanita sexy yang ia temukan di kamar Fiki.
"Heh jangan kabur lo Fik! Jelasin ke abang sekarang!"
"Ampun bang,"
"Ampun bang jago, tet tet tet tet tet tet," Fiki semakin menjadi-jadi membuat wajah Shandy makin kesal.
"Nah mampus ga bisa kabur," Rasanya Shandy puas melihat adiknya itu berhenti berlari karena di depannya ada kolam renang, Fiki mana mungkin mau menyeburkan diri setelah baru saja selesai mandi.
"Oke oke Fiki kalah,"
"Bagus, sekarang jelasin kenapa di kamar lo ada foto cewek sexy ini?" Tangan Shandy terangkat untuk menunjukkan foto yang ia maksud.
"Sumpah bang dari awal kan Fiki bilang gak tau, tapi bang Sen malah nanya 'Ini apa?' 'Ini apa?' mulu." Jawab Fiki tak mau disalahkan.
Helaan napas terdengar dari mulut Shandy. "Kalau bukan punya lo terus punya siapa?"
"Ya ga tau, bang. Fiki berani sumpah kalau itu bukan punya Fiki."
Shandy bingung sebenarnya milik siapa foto yang ia temukan ketika membereskan kamar Fiki? Kalaupun benar bukan Fiki pemiliknya ia sangat bersyukur karena adiknya tidak menyimpan foto yang kurang bagus untuk dilihat anak seumurannya.
"Lo harus bantuin gue buat nyari tau."
"Kok gitu bang?"
"Kan gue nemunya di kamar lo. Lagian emang lo mau dicap adik durhaka karena ga mau nolongin abangnya?"
"Yaudah deh iya." Pasrah Fiki
"Good! Sekarang kita ke Aji."
Mereka berdua langsung bergegas pergi ke Fajri yang sedang membersihkan kamar mandi. Hari ini memang jadwal mereka untuk bersih-bersih, makanya semua orang berpencar untuk membersihkan setiap sudut rumah.
Tak lama kemudian terlihat Fajri masih menggosok lantai kamar mandi.
"Aji, sini dulu!" Titah Shandy membuat si pemilik nama sedikit terkejut dan langsung menghampiri abangnya.
"Kenapa bang? Aji lagi bersih-bersih kok."
"Gue kesini bukan mau ngontrol, tapi gue mau nanya sama lo. Tau ga foto ini punya siapa?"
Tangan Fajri langsung menutup kedua matanya. "Astaghfirullah mata Aji ternodai."
"Oh iya sorry." Shandy menurunkan foto tersebut, "Bukan punya lo kan?"
Fajri menggeleng cepat. "Bukanlah, Aji mana berani nyimpen aurat orang. Lagian bang Sen nemunya dimana?"
"Di kamar Fiki."
Mata Aji beralih ke Fiki yang menggaruk tengkuk lehernya. "Y-ya tapi Fiki berani sumpah kalau itu bukan punya Fiki." Jawabnya.
"Lah kok bisa di kamar lo tapi bukan punya lo?" Tanya Fajri curiga.
"Ya emang faktanya gitu."
"Ssssh udah!" Lerai Shandy, "Yaudah Ji lo lanjut aja."
"Ho'oh."
Setelah itu Fajri kembali melakukan tugasnya.
"Kemana lagi bang?" Tanya Fiki sembari menuruni anak tangga.
"Bentar dulu, siapa yang terakhir kali masuk ke kamar lo?" Tanya Shandy setelah mereka sampai di lantai bawah.
"Bang Sen lah."
"Oh iya juga ya."
Fiki menatap curiga Shandy.
"Kenapa lo?"
Yang ditanya makin memicingkan matanya. "Jangan-jangan..."
"Apa? Lo mau nuduh gue?"
Fiki mengangguk. "Ya kan bisa jadi itu punya bang Sen."
"Enak aja lo." Jawab Shandy.
"Udah sih bang jangan buang-buang tenaga yang penting kan foto ga senonoh itu bukan punya bungsu line. Ara ga mungkin karena dia kan cewek, masa cewek nyimpen foto cewek? Bang Son apalagi."
"Gue kenapa?"
Mereka berdua menoleh dan mendapati Zweitson sedang berdiri di belakang keduanya.
"Son, gue mau nanya."
Zweitson mengerutkan keningnya. "Nanya apa bang?"
"Jadi di tangan kanan gue ini foto cewek sexy yang gue temuin di kamar Fiki, tapi Fiki bilang bukan dia pemiliknya."
"Terus?"
"Mungkin ga kalau ini punya lo?" Shandy menunjukkan fotonya sekilas ke arah Zweitson.
"Bukan lah bang, ngapain juga nyimpen foto gitu? Kan bang Sen pernah bilang kalau kita ga boleh nyimpen apapun yang ga pantes dilihat." Jawab Zweitson yang teringat ucapan Shandy beberapa tahun yang lalu
"Good boy!" Mata Shandy kini beralih ke Fiki, "lo lanjutin bersih-bersih kamarnya ya, gue udah ngerjain setengah kamar lo, sekarang gue mau beresin kamar lain. Bye." Shandy dengan sisi absurdnya meninggalkan kedua adiknya setelah merobek foto itu dan membuang ke tempat sampah yang berada di samping.
"Yaudah Fik gue lanjut bersih-bersih lagi."
"Iya bang gue juga."
Setelah itu mereka benar-benar meninggalkan ruangan.
Diperjalanan menuju kamar, Fikiy bingung, siapa sebenarnya yang menaruh foto itu di kolong tempat tidurnya?
"Loh, pak Mamat?"
Terlihat tukang kebun sekaligus yang sering membetulkan barang rusak di rumah mereka sedang membersihkan kolong kasur Fiki.
"Eh, dek Fiki." Jawabnya dengan logat Jawa sembari berdiri.
"Udah pak biar Fiki aja yang beresin."
"Anu dek, sebenernya ada barang yang tertinggal di kamar dek Fiki waktu pak Mamat ngecat kasurmu."
Mendengar kata 'barang' membuat Fiki teringat sesuatu. "Foto bukan, pak?"
Pak Mamat terlihat menggaruk tengkuk lehernya. "I-iya, dek Fiki udah lihat ya?"
Fiki memaksakan senyumnya, tak lama kemudian...
"TUH BANG SEN BUKAN FIKI YANG NYIMPEN FOTO CEWEK ITU!"
•••
Haiiiii, apa kabar?🙈
Lama tak jumpaaaa xixixiOh iya aku mau bilang thank you buat akun tiktok YouN1T yang udah rekomendasiin cerita aku
I really appreciate you❣😻
TertandaJodoh orang🐾
KAMU SEDANG MEMBACA
Siblings • UN1TY✓ [HIATUS]
Fanfiction🌻 Siblings✔ Gimana sih rasanya jadi anak perempuan di antara 8 kakak laki-laki? Bagi Ara punya 8 abang itu suatu keberuntungan, mereka punya cara sendiri buat ngelindungin dan manjain adik bungsunya ini. 🐣Start : 3/5/20 ➡ Finish : - By : Yuenwant...