10

2.9K 71 9
                                    




hai maaf banget aku baru update sekarang :(
karena baru masuk kuliah dan karena diploma jadi nya banyak praktek :( alhasil gak pernah nyentuh cerita lagi. lagi bingung juga sih mau bawa cerita ini kemana, soalnya kepikiran bikin cerita lagi tapi gak mau dobel dobel, pengennya selesain satu abis tuh bikin lagi.
ku usahain update sampe 10 chapter deh sebelum masuk kuliah lagi. tapi gak janji ya.
----------------------------------------------------------------------------------------------

"Jadi saya jelasin dulu sistem tes nya. Disini akan saya kasih soal tes psikotes beserta soal TPA(tes potensi akademik) nya. Lalu yang udah selesai taruh di meja sini dan kalian boleh pulang atau bisa nunggu di sekolah buat liat hasilnya. Kalau pulang, akan diberitahukan lewat email kalian yang ditulis di kertas ujian ini." jelas guru yang akan menjadi sasaranku.

"Waktu nya dua jam. Dimulai sekarang!" sontak semua calon siswa langsung buru-buru mengerjakan soal.

Pssst!

"Theo! Soalnya sama ga?" Bisikan Gaby yang mungkin sama kerasnya seperti mengobrol biasa.

"Coba mana sini liatin soalnya." Aku mengambil kertas gaby dan langsung mengisi 15 soal pertama.

"Dah lu lanjutin dulu lima soal sendiri. Biar gak ketauan kerja sama banget" dengan suara berbisik Gaby pun paham dan melanjutkan kerjaannya.

Sekitar satu jam kemudian aku sudah mengerjakan semuanya. Gampang banget soalnya pilihan ganda semua. Jadi gak usah mikir panjang.

Psst! Gab!

"Lu yang belum brapa lagi?" Ku lanjutkan usaha ku untuk membantu Gaby."

"Masih banyak. Lima puluh lagi."

"Yaudah sini ku selesain. Pokoknya kita harus sekelas! Gak boleh misah." kulanjutkan kerjaan Gaby diam-diam. Soalnya sama. Jawabannya aja yang di acak. Gampang dongkalo gitu.

#####

Triiiiiiing! Suara bel berbunyi menandakan waktu mengerjakan soal sudah habis.

Saat duduk di bangku depan ruang ujian, Gaby memeluk ku erat sekali.

"Makasih Theo lu udah bantuin gue banyak banget!"

"Pokoknya aku gak mau beda kelas sama kamu, Makannya ku bantu."

"Eh ngomongin kelas, lu udah tau beluk tradisi tiap kelas disini?"

"Apa emang?"

"Gak tau ya kalo yang IPS, tapi kalo yang kelas IPA gue tau."

"Disini tuh tiap angkatan kelas IPA nya cuman ada 4. IPS nya cuman 3 kelas."

"Nah kalo Mipa 1 tuh isinya anak orang kaya. Semua tiga puluh enam anak yang ada di IPA 1 tuh gak ada yang gak kaya. Pasti kaya.

Kalo IPA 2 tuh isinya anak hits. Biasanya anak artis atau selebgram segala macem. Tapi gak semua sih. Beberapa doang.

Kalo IPA 3 isinya anak pinter semua. Biasanya dikelas ini isinya pemburu prestasi semua.

Nah kalo Mipa 4 tuh campuran dari semua kelas, tapi ditambah anak anak nakalnya. Tapi biasanya banyak disebut 'kelas buangan' soalnya sisa dari orang yang gak kebagian kursi dari tiga kelas sebelumnya. Tapi uniknya kalo ada lomba lomba gitu kelas ini yang paling sering menang." Kayaknya IPA 4 seru juga, kalo dari yang Gaby jelasin.

"Kata kamu enakan di kelas mana?"

"Mana aja gue mah yang penting masuk IPA. biar gampang kalo mau lanjut jurusan manapun."

"Dih kamu mah niatnya makan jatah kelas IPS ya nanti di kuliahan?"

"Mau gimana lagi? Habis menantang gitu"

"Heuuuh kamu mah baru masuk aja udah niat jelek."

"Ehehehehe"

"Kira kira guru itu mau nerima ajakan ku gak ya?" Tanya ku dalam hati.

"Woy! Ngelamun ya lo?!"

"Ih apaan sih?!"

"Btw, biar gampang gue panggil lu mmmm...  Edo aja ya. Dari Theodore, Eodo, Edo.

"Terserah kamu deh. Eh tapi boleh juga. Mulai sekarang semua orang panggil aku Edo aja deh."

Disela-sela kami mengobrol aku mengirim pesan ke Victor.

"Tor, aku sama yang namanya Gabriella Anastasya dimasukkin ke Mipa 4 ya. Atur aja sama kamu."

"Baik, tuan" dengan cepat mungkin gak ada dua menit balas nya.

#####

Aku dan Gaby memilih buat ke tempat Mami Nur. Karena kami ingin melihat hasilnya langsung.

"Nak, Theo gak pulang?"

"Nunggu disini aja, Mih."

"Dia ibu lu?" Tanya Gaby.

"Mamah mamahan aku disini ceritanya Gab."

"Ooooh. Iya iya."

"Oh iya Gab. Aku mau jelasin sesuatu yang mungkin kamu bakal jauhin aku."

"Yaelah lebay lu ah! Sans aja ama gue mah."

"Gue sebenernya Gay."

"Oooh yaudah. Trus gue kudu gimana? Jauhin lu gitu?! Ya kagak lah!"

"Ya aku takut aja kamu bakal tinggalin aku sendiri."

"Alay lu ah! Udah buru mesen jus sana! Gue traktir." Omelan Gaby yang diselingi ajakan traktir membuat ku girang gak karuan. Maklum udah lama gak punya temen lagi.

#####

"Sebenarnya gue udah tau kalo lu gay."

"Kamu punya Gaydar ya?"

"Iya, mungkin, gak tau juga. Tapi semua tebakan gue bener."

"Kalo gitu aku mau nanya sama kamu."

"Apaandah?"

"Guru pengawas kita tadi, gay bukan?"

"hmmm. Mungkin, kenapa mau lu deketin?"

"Boleh juga."

Aku pun berdiri dan menanyakan ke bapak itu tentang sistem pemberitahuan kalau online.

"Emmm pak! Kalau yang online nanti tuh pemberitahuannya gimana? Itu di jam yang saa ngirim email nya atau gimana pak?"

"oh iya ntar ntar dikirim di waktu yang sama bareng sama yang disini."

Selagi dia lagi jelasin hal yang sebenernya gak pengen aku tau, aku liat liat sekitar. Aman apa engga buat godain guru yang mirip Jason Statham ini.

"ooh gitu pak. Eh pak kenapa sekolah ini dukung lgbt pak?"

"Karena ini kan sekolah internasional. Tapi bapak juga kurang tau persis apa alesannya, tapi setau saya karna sekolah ini sekolah internasional."

"Ooh gitu, iya iya iya. Mmmm... Bapak suka gak sama saya?"

"Hmmm kamu lucu kayak anak kecil. Saya aja gak percaya kamu SMA."

"Hmm kalo gitu bapak mau main gak ? Tapi ke ruangan bapak aja mainnya. Sekalian saya pengen tau guru olahraga itu diruangannya ada apa aja"

"Tau darimana kamu saya guru olahraga?" Mampus. Kenapa gak pura urw nanya si?!

"Perawakan bapak mirip Jason Statham. Mukanya juga mirip."

"Yaudah ayo sini ikut bapak" asiiik aku bisa 'nyobain' dia. Siapa tau kedepannya bisa dimanfaatin.

Masuk lah kami ke dalam ruangan itu. Ruangan ini buat 1 guru doang? Lumayan luas sih kalau dipikir. Ruangan ini sudah menqmpung berbagai alat bantu olahraga ringan terus banyak bola dari yang kecil sampe yang besar. Tapi aku heran kenapa waktu aku masuk pintunya malah dikunci?

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 17, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Ayah SambungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang