9

2.8K 54 0
                                    

Hai~
Iya iya buat yang nyariin adegan panas nya kapan. Sabar dikit lagi ya ehehe.
Ntar ku kasih satu chapter penuh deh ehehe.

Enjooy~
-------------------------------------------------
Saat ku masuk ke sekolah, aku diperhatikan oleh banyak orang. Ternyata sesuai ekspektssi ku. Lalu aku ke kantin untuk beli jus lagi di ibu itu.

"Eh si adek. Kamu sendirian kesini?"
"Iya nih, bu. Aku jomblo soalnya."
"Yaampun masa kamu ganteng plus imut gini gak ada yang punya sih? Ibu aja kalo seumuran sama kamu, kamu bakal ibu tembak jadiin pacar hahahaha."
"Hahaha ibu bisa aja."
"Lagian aku gay, bu." Aku berbisik ke ibu itu agar gak ketahuan kalo aku begitu."
"Ooo gitu, nak. Mau ibu kenalin gak sama murid sini? Mereka pasti bakal ngejar-ngejar kamu pasti hahahaha."
"Ah engga ah, bu. Bukan tipe aku soalnya hehe."
"Ya gapapa, nak. Jalanin aja dulu, siapa tau jadi cinta."
"Hmmm jadi sekarang ibu jual nasihat juga nih?" Aku mencoba mencari topik lain biar gak kemana-mana bahasin aku nya.
"Nih udah jadi jus nya. Tinggal di press aja biar gak tumpah kayak kemarin." Sambil menjulurkan jus.
"Loh. Kok kemarin gak di press waktu aku beli?"
"Iya udah sore soalnya. Plastik segelnya udah habis juga kemarin hehehe. Maafin ibu ya, Theo."
"Hmm... Aku maafin tapi ada syarat nya."
"Huuuh syarat-syaratan segala. Udah kayak mau daftar CPNS aja deh."
"Ibu nanti jadi temen aku curhat ya. Pokoknya kalo lagi kesel aku bakal curhat ke ibu. Anggap aja ibu-ibu an sama aku hahaha."
"Hmmm kenapa gitu?"
"Pertama, ibu orang nya asik. Dan yang kedua, nanti aku jelasin aja pas sore ya bu."
"Ih kamu mah malah bikin penasaran."
"Gak enak ah panggil ibu terus. Nama ibu siapa?"
"Nama ibu, Nuraeni."
"Oke mami Nur aja deh panggilnya ahahaha"
"Hmmm terserah deh senyaman Theo aja."
"Yaudah ya, mih. Aku mau nunggu depan ruangan aja."
"Oke deh. Tiati ya." Aku pergi sambil melambai tangan

#####

Saat ku sampai didepan ruangan tes, aku duduk di bangku yang gak jauh dari ruangan tes. Lalu beberapa orang datang menghampiriku.
"Loh dek. Kamu kok bisa disini? Nemenin kakak kamu ya?" Ucap seorang perempuan berkerudung, yang sepertinya mereka ikut tes juga disini.
"Dak, dek, dak, dek. Aku sepantaran kalian tau! Emang badan aku doang kayak anak smp!" Gatau kenapa aku kesel sendiri.
"Loh, kirain. Maaf ya maaf."
"Heeeuuh.. makannya lu tanya dulu. Jangan langsung ngira bocil." kata perempuan berambut pendek. Mungkin dia tomboy.
"Malu kan lu?" Ucap teman lainnya yang beramput panjang sepinggang. Sepertinya mereka sudah berteman lama.
"iye iye! Gue minta maaf ya, udah ngira lu anak kecil. Habis lu pen- eh maksud gue kecil sih."
"Lu niat minta maaf gak sih?!"
"Minta maaf mah minta maaf aja! Gausah cari pembelaan!" Sepertinya mereka berdua selalu kompak untuk memarahi teman yang satunya."
"Iya iya sans." Lalu aku menggeser posisi duduk ku.
"Aku tau kalian mau duduk disini juga."
"Tau aja hehe." Kata perempuan berambut pendek.

"Eh kenalin gue Gaby. Temen gue yang kerudungan ini namanya Tika. Terus yang rambut panjang ini nama nya Risti
"nama ku Theo." Mereka langsung duduk setelah tahu nama ku.
"Hmm kalian udah kenal lama ya?"
"Belum lama sih. Dari kelas 7 aja, kami satu sekolah terus gak tau bisa akrab gini." Ucap Tika.
"Oooh gitu. Kalian juga mau ikut tes?"
"Engga. Gue sama Risty udah keterima di SMAN 5 Yogyakarta. Si Gaby gak keterima disana. Jadi nyari yang deket dari sekolah kami. Ya, walaupun ntar bakal jarang ketemu karna jadwalnya pasti beda. Cuman yang penting bisa ada kesempatan buat pulang bareng." emang sepertinya yang diucapin sama Risti bener sih. Pasti ada beda jadwal, pulang nya juga bisa duluan sini atau sana.
"Ooooh gitu. Yaudah kamu temenin aku aja disini. Aku pindahan dari Bandung soalnya. Belum kenal siapa siapa."
"Oke kalo gitu mulai sekarang dan sampe seterusnya kita temenan. Kalo temenan sama gue, harus serba jujur, walaupun bisa nyakitin satu sama lain. Gue gak mau ada bohong bohong." dia ngomong gitu sambil menyodorkan tangan isyarat untuk bersalaman.
"iya sip. Aku juga gak suka bohong gitu ehehe." Sambil berjabat tangan dengan Gaby.
"Jangan nyusahin Theo, lu! Baek baek lu disini! Jangan sibuk nyari cowok. Kita pokoknya harus masuk UI bareng bareng, walaupun beda fakultas." Tika mengeluarkan jurus nyablak nya.
"Bego nya kurangin ya." Timpa Risti yang tak kalah pedas.
"hmm.. kalian omongannya pedes semua ya."
"Kan gue udah bilang, kalo ada yang ganjel langsung omongin aja." Bela Gaby.
"Heuuh... Untung lu kayak cowo. Jadinya kami gak khawatir lu sendirian disini." goda Tika ke Gaby.
"Kan aku bilang ada aku yang nemenin Gaby disini."
"Iya iya. Tolong jagain Gaby ya Theo."
"Iya, sip."

#####
Tuungtiingtuungtiing~ dimohon untuk calon siswa untuk segera memasuki ruangan tes.

"Anjrit! Gue deg-degan. Doain guw dong." Ternyata tomboy gini bisa ketakutan juga.
"Ayo masuk, Gab. Biar bisa sebelahan. Ntar aku bantu isi."
"Ah gila lu penyelamat gue emang."
"Yaudah kami pulang duluan yak" mungkin Risti sama Tika ada kesibukan lain. Oh iya kan minggu depan serentak udah pada masuk.
"Yaudah. Gih pergi!"

#####

"Silakan duduk di kursi dimana saja yang masih kosong" ucap seorang guru. Tapi kayak nya dia guru olahraga deh. Wah gila ganteng juga. Perawakannya bagus pula. Yah tapi ada cincin dipasang di jari manis tangan kanan nya. Gapapa lah! Nyobain aja dulu.

maaf hanya bisa segini dulu :"(

karna otak ku perlu makanan yang bergizi :"(

bagi kalian yang ingin mengeluarkan sedikit uang untuk memberiku nafkah bisa di bio profil ku yhaaaw~ :3

Ayah SambungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang