3

5.4K 118 0
                                    

######

Lampu klub tiba tiba menggelap, digantikan oleh lampu disko tua yang menyinari 1 lantai klub yang penuh dengan pria bertelanjang dada. Pemandangan panas tidak bisa dielakkan. Ada yang senang disetubuhi oleh banyak orang, menggoda om om buncit, 1 lubang 2 batang, dan ada yang sudah terkulai lemas di meja dan bermandikan dengan sperma yang tidak tahu milik siapa. Aku dan Rendy pun mau tak mau harus ikut bertelanjang bulat demi membantu Rendy mengintai orang yang mengedar narkoba. Setiap orang diberi kalung phone holder yang dikalungkan di leher.ini bisa membantu Rendy untuk menelpon kepolisian.

"Ren, orang yang nyuruh kamu ada dimana? Aku takut disini." aku semakin cemas karena semua orang semakin liar, padahal ini baru 1 jam.

"Bentar Theo, gue angkat telpon dulu." Rendy tiba tiba saja pergi. Saat ku kejar dia, tiba aku dihadang beberapa om om buncit yang sok kaya.

"Adek kecil kok disini sih malem malem?"

"Kamu nyasar ya disini? Mau om anter pulang gak?" kata kata dan nada merayu yang dikeluarkan mereka membuat ku mual

"Aku disini sama temen ku om. Tapi tadi dia pergi ke--" hp ku berbunyi saat ku belum menyelesaikan ucapan ku ke om om sok kaya ini

"Ke kamar mandi sekarang" Rendy mengechat ku lewat Grindr nya

"Yang mana? Kok kamu ninggalin aku si? Jahat banget! Ada om om ngalangin aku tau!"
"Udah lu lari aja, bilang mual abis minum soda!! Buruan! Ada salah satu anggota yang ngawas disitu. Gue udah ngasih tau dia ciri ciri lu"

Ku tutup hp ku dan langsung ku menciba melewati om om gila itu

"Kamu mau pulang? Mau dianter gak? Sekalian kamu nemenin om. Ntar om kasih kamu iphone 11 deh. Hp kamu gak cocok buat kamu yang imut gemesin ini" dia ingin mencubit pipi ku, namun aku mundurkan langkah ku supaya tangan nya tidak bisa menyentuh pipi lembut ku.

"Gapapa om aku bisa pulang sendiri. Isi hp ini gabakal bisa disetarain sama harta om om semua. Maaf om permisi" aku langsung menubruk salah satu om itu hingga jatuh, dan langsung lari ke kamar mandi.

#####

Karena posisi tempat duduk ku tadi di pojok, jadi untuk ke kamar mandi harus dari ujung ke ujung, awalnya sih dekat. Tapi karena ada lautan manusia, jadi susah jan jadi terasa jauh.

Setibanya di wc umum, ku lihat ada yang menawarkan lubang nya dengan cuma cuma demi kenikmatan saja, saat mereka asik megentot orang itu, mereka menengok ke arah ku, aku bergidik dan berjalan mundur. Namun ternyata aku menabrak orang dan langsung menarikku ke dalam kamar kloset. Dia langsung menutup dan mengunci pintu itu. Aku ketakutan.

"Jangan takut. Saya orang yang Rendy kenal. Dia nyuruh saya buat jagain kamu. Bentar lagi polisi dateng buat grebek."

"Tapi biar mereka yang diluar gak curiga sama kita, kita harus sandiwara."

Entah mengapa tubuh ku bergerak sendiri dan mendekati orang yang belum sama sekali ku kenal.

"Jonas" "Theo" setelah perkenalan yang sangat singkat, aku mulai memainkan puting nya sambil mengelus penisnya besar nya.

Dia ternyata tak mau kalah. Dia membasahi penis nya dengan air liur nya sendiri dan langsung mengangkat ku dan juga menusukku tanpa ada aba aba sama sekali.

"Hmmmppph~" "inget tetep buat sandiwara" "tapi om malah terbawa suasana sendir--- aaaaahhh!!" desahan ku sangat keras dan mungkin terdengar hingga luar kamar mandi.

"Ini kan yang lu mau?! Dasar jalang!!" mungkin itu sinyal darinya yang menyisyaratkan untuk pura pura melebihkan aktingnya.

"Aaahh! Terus om! Enak aaah sh aahh~"

"Aaaah ahh sshhh aahhh gue keluar!!" tak lama dia pun sudah keluar aja, di dalem lagi.

"Aaah!! Enak om, aku pengen sperma om lagi." sebenarnya ini erangan jujur ku yang ku lontarkan ke om Jonas.

"Udah cukup nih buat bikin kita bisa keluar klub tanpa dicurigain sama orang diluar kalo kita lagi ngintai" dia membisikkan itu padaku. Namun aku malah benar benar sudah terlanjur basah. Aku langsung naik lewat penutup kloset dan langung mengalungkan tangan ke om jonas sambil berbisik, "gimana kita keluar klub sambil gini?" aku langsung memasukkan penis itu yang mendadak tegang lagi.

"Aaahhh shiiit!! Jangan jangan kamu jal--" aku langsung membungkam mulut nya dengan bibir tipis ku.

"Aku cuman seorang anak yang sedang mencari sosok ayah" ku gerakkan badanku ke atas ke bawah.

"Ayo sambil keluar klub" bisikkan ku langsung dilakukkan om Jonas. Kami berjalan keluar klub dengan posisi aku memeluk om Jonas dari depan dan penis nhya terus menggesek lubang ku.


Untuk yang ingin berdonasi, bisa cek di profil ku ya. Terimakasih~

Ayah SambungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang