Bagas Aldiantara

9 2 0
                                    

Seorang siswa berambut cepak hitam sedikit bergelombang.Kulit tidak terlalu putih,badannya atletis dalam taraf remaja se usianya.Hidung mancung,Mata tajam serta alis menyeberang indah di atas matanya.Siapa yang tidak kenal dengan Bagas Aldiantara.Dia selalu di damba-dambakan oleh sebagian besar kaum hawa di sekolah ini.Tapi,sayangnya dia telah menjatuhkan hatinya pada gadis cantik,yang tak lain dan tak bukan adalah Meyra.

"Woy,Bagas!!" teriak Geri.Siswa bernama geri itu tengah ngos-ngosan.Ia susah payah mengatur nafasnya.Bagas masih diam saja,dia sedang asik dengan buku yang masih ia baca.

Geri mendekati Bagas,ia menggebrak meja."Budek tolol!"bentaknya keras.

Bagas mendongak.Ia diam namun tatapannya seolah bertanya 'Kenapa?'

"Cewek lo.. " ucap Geri menggantung.Bagas mengernyitkan dahinya binggung."Cewek lo.. Si Meyra,lagi di pegang-pegang sama Evan,"ucap Geri.

Tanpa basa basi Bagas berdiri."Dimana?"tanyanya.Tatapannya datar namun tidak bisa menyembunyikan kecemasannya.

"Depan kelas 12 C"

Bagas berlari menuju kesana.Ia membelah kerumunan siswa-siswi yang sedang menyaksikan perseteruan antara kekasihnya dengan Evan.

Dan benar saja,ia melihat Evan sedang mencengkeram lengan gadisnya dengan kuat.Rahang Bagas mengeras,tangannya spontan terkepal membentuk tinju.

"Minggir lo!!" bentak Bagas.Bagas mendorong Evan,hingga dia sedikit menjauh dari Meyra.Bagas langsung menarik Meyra dan menyembunyikan Meyra di belakang badan kekarnya.

Bagas memajukan langkahnya dan mendekati Evan."Beraninya lo pegang-pengan cewek gue!"bentak Bagas.

Evan tersenyum miring."Terserah gue lah,dulu yang deketin dia duluan itu gue!!"bentak Evan tak kalah keras.

"Lo deketin dia,tapi lo buat dia sedih.Lo bikin dia nangis!" ketus Bagas.Mata Bagas menyorotkan kebencian yang mendalam akan Evan,karena dia tau persis bagaimana dulu Meyra terpuruk saat Evan pergi tanpa kabar dan meninggalkannya begitu saja tanpa kepastian.

Evan memajukan wajahnya,mereka bertatapan sengit.Meyra yang melihat itu,hanya diam dengan raut muka ketakutan.

"Lo tinggalin dia atau lo MATI!" ucap Evan lirih,namun terlihat mengerikan.

Bagas menghela nafasnya kasar."Hanya orang bodoh yang rela melepaskan Meyra jatuh ke tangan lelaki brengsek kaya lo!!"ketus Bagas.

"Dan satu perlu lo tau.Gue nggak takut mati,karena semua orang pasti akan ngalamin kejadian itu," sambung Bagas.

"Kurangajar!!".Tangan Evan terkepal,ia mengarahkan pukulannya ke wajah Bagas.Namun dengan sigap,Bagas mencekal pergelangan tangan Evan.

"Bukan level gue,bertanding di area sekolah,"ucap Bagas.

Bagas menghempaskan tangan Evan dengan kasar."Ini sekolah,tempat buat belajar bukan buat berantem,"Sambung Bagas.

"Oke.. " Evan mendekatkan wajahnya ke telinga Bagas."Temuin gue di gedung kosong jalan baru,nanti jam setengah 7.Kita duel!"tegas Evan.Bagas sejenak melirik ke arah Meyra,gadis itu terlihat ketakutan.

Bagas kembali menatap Evan seraya mengangguk."Deal"ucapnya.

"Lo bakal mati!" batin Evan.

Bagas melihat punggung Evan yang semakin hilang dari penglihatannya.Lalu ia membalikkan badannya seraya mendekati gadis cantiknya yang terlihat sangat ketakutan itu.

"Its okay,tenang ya,kan ada aku,"ucap Bagas sembari tersenyum manis.Ia merengkuh tubuh Meyra.

Meyra mendongakkan wajahnya menatap Bagas."Tadi Evan ngomong apa?" tanya Meyra.

EVANESCENTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang