Pagi ini Mute dan kedua sahabatnya memutuskan untuk berangkat ke kampus bersama. Mute sudah siap menghadapi hari nya karena saat ini dia tak lagi sendiri dia punya Shopia dan Alexa yang menemaninya. Shopia dan Alexa menyetujui tawaran Mute untuk mendaftar kuliah lagi dan memulainya bersama kembali.
"Apa kampusmu itu bagus?" Tanya Alexa pada Mute yang masih fokus memasak.
Mute tersenyum ke arah Alexa. "Aku tidak bisa mengatakan itu bagus tapi bagiku itu cukup," ucap Mute. "Dan kini aku senang tak lagi sendiri di kampus," lanjut Mute diiringi kekehan kecilnya.
Shopia tersenyum getir, Shopia tau benar jika Mute terkekeh begitu artinya Mute sedang memiliki masalah besar. Lalu Alexa memandang wajah Mute dan menatap mata Mute, sungguh Alexa tau ada perasaan yang terluka disana.
Mute menatap kedua sahabatnya bergantian, raut wajah Mute seperti kebingungan. "Kalian kenapa?" Tanya Mute.
Shopia dan Alexa menggeleng bersamaan lalu beranjak membantu Mute menyelesaikan sarapan untuk mereka bertiga. Setelah selesai mereka segera sarapan bersama lalu bersiap menuju kampus.
Mereka berangkat bersama dengan mobil Mute, sesampainya di kampus Mute mengantar Shopia dan Alexa menuju ruang kepala sekolah. Setelah mendapat persetujuan dari kepala sekolah, mereka bertiga masuk ke kelas. Kehadiran mereka bertiga cukup menjadi bahan perbincangan hangat di kampus disamping berita kaburnya Mute dari rumah.
"Apa kalian tidak masalah dengan kondisi seperti ini?" Ujar Mute karena telinganya mulai memanas oleh gosip² itu.
Shopia dan Alexa hanya tersenyum lalu memeluk Mute bersamaan. "Kami tidak akan meninggalkan mu apapun keadaannya," ucap Alexa.
Mute tersenyum membalas pelukan hangat keduanya meski ada luka yang terasa perih di hatinya. "Apapun itu aku akan melindungi kalian berdua," batin Mute.
Rakun datang menghampiri kelas Mute dan menarik Mute keluar kelas, Mute mencoba memberontak dibantu kedua sahabatnya namun sia².
"Lepaskan aku!!" Teriak Mute yang terus berusaha memberontak mencoba lepas.
"Diamlah!!" Rakun membentak Mute membuat Mute terdiam sembari menunduk menahan tangis.
"Kau bisa marah tapi kau tidak berhak membentak Mute! Seharusnya kau tau jika Mute itu rapuh!" Bentak Shopia mendorong Rakun menjauhi Mute dan Alexa nampak memeluk Mute.
"A..aku tidak berniat membentaknya," ucap Rakun mencoba mendekati Mute namun Shopia langsung membawa Mute kembali ke kelas.
Rakun masih terpaku ditempatnya menatap nanar kepergian Mute. Niatnya hanya ingin memperbaiki hubungan keluarganya namun dia malah membuatnya semakin kacau.
***
Keisuke sedari tadi menyaksikan kejadian antara Mute dan Rakun namun dia lebih memilih diam. Ingin rasanya Keisuke menghampiri mereka saat itu namun dia lebih memilih untuk tidak ikut campur.
"Sebegitunya melihat gadis itu," ucap Arka sambil berdiri disamping Keisuke.
"Berisik," tukas Keisuke.
"Sesuai dugaan ada yang tidak beres denganmu," ucap Arka sambil memperhatikan Mute dan yang lain.
"Apanya yang salah?" Keisuke mengernyit heran.
"Perasaanmu," ucap Arka lalu pergi.
"Hah?" Keisuke menatap kepergian Arka. "Mungkin dia benar belakangan ini ada yang aneh denganku," gumam Keisuke.