Mute masih menangis sambil tangannya terus menggedor pintu berharap ada seseorang yang lewat dan membantunya. Sedangkan di tempat lain Shopia dan Alexa nampak kebingungan mencari keberadaan Mute.
"Bagaimana ini? Mute tidak ada di perpustakaan, ruang musik, ataupun kamar mandi jadi kemana dia?" Tanya Alexa kebingungan.
"Bagaimana jika kita tanya pada Keisuke?" Usul Shopia dibalas anggukan kepala oleh Alexa.
Alexa dan Shopia memutuskan untuk menemui Keisuke di kelasnya. Ketika memasuki kelas mereka mendapat tatapan horor dari para penghuni kelas. Keisuke dibuat heran atas kedatangan mereka berdua ke kelasnya.
"Kenapa kalian kesini?" Keisuke beranjak berdiri.
"A..apa kau melihat Mute?" Tanya Shopia gugup.
"Kenapa kau bertanya padaku?" Keisuke mengernyit.
"Ya karena kau pacarnya! Makanya kami datang kemari!" Ucap Alexa tegas membuat mereka menjadi pusat perhatian seisi kelas.
"Iya aku tau. Tapi aku bahkan belum keluar kelas dan mata kuliah ku baru selesai," ujar Keisuke.
"Kau harus mencari Mute sampai ketemu jika tidak jangan harap melihatnya lagi," ucap Shopia lalu menggandeng tangan Alexa keluar.
Keisuke segera menyambar tasnya dan keluar untuk mencari Mute. Keisuke berkeliling seluruh kampus dan menghampiri kelas Rakun, namun sayang Rakun tidak berangkat hari ini. Keisuke duduk di kursi koridor memikirkan kemungkinan keberadaan Mute. Keisuke beranjak menuju ke belakang kampus dan mengecek gudang. Pintunya terkunci.
"Mute apa kau di dalam?!" Keisuke berteriak dari luar.
Mute yang mendengar suara Keisuke segera menggedor pintu lebih keras. "Iya Kei aku disini!! Tolong aku Kei!! Aku takut gelap!!" Teriak Mute.
Keisuke mendengar suara teriakan dari Mute. "Mundurlah pintunya akan ku dobrak!" Teriak Keisuke bersiap mendobrak pintu.
Mute beranjak menjauh dari pintu, Keisuke berusaha mendobrak pintu hingga akhirnya pintu terbuka. Keisuke berlari menghampiri Mute yang masih terisak.
"Mute sudahlah aku disini sekarang," Keisuke memegang bahu Mute.
Mute mendongak menatap Keisuke lalu kembali menunduk dan terdiam. Keisuke mendekap erat Mute mencoba menenangkan Mute yang masih terisak.
"Sudahlah hey kau tidak sendiri lagi," ucap Keisuke lembut.
Mute masih terisak dipelukan Keisuke hingga akhirnya Keisuke menggendong Mute menuju mobil. Keisuke memutuskan untuk mengantar Mute pulang setelah sebelumnya dia menghubungi Shopia untuk memberitahu keadaan Mute.
"Siapa yang melakukan ini padamu?". Tanya Keisuke yang masih fokus menyetir.
"A..aku ti..tidak tau," balas Mute terisak.
Keisuke menghela nafas panjang dan melaju cepat menuju apartemen Mute. Setelah sampai Mute segera turun dan berjalan menuju lift untuk naik ke lantai apartemen nya, Keisuke mengikuti dari belakang. Setelah sampai di apartemennya, Mute segera masuk begitupun Keisuke. Mute duduk di karpet bersandar pada dinding dan memejamkan mata.
"Apa kau yakin kau tidak apa?" Tanya Keisuke duduk di samping Mute.
Mute hanya menggeleng kemudian tersenyum lalu mendekatkan diri kepada Keisuke. Keisuke menatap Mute dan tersenyum lalu menaruh kepala Mute di pundaknya.
"Uhm Keisuke terima kasih," ucap Mute.
"Sama-sama lagipula ini sudah tanggung jawabku sebagai kekasihmu," balas Keisuke.